16. War (part 3)

1.2K 162 72
                                    

"Sepertinya ibu memanggil kita."

"Tapi Mark Hyung, kita sedang ujian, jika tidak kita selesaikan, kita tidak akan diterima disekolah ini."

"Maaf Pak guru, aku ingin ke toilet!"

"Ada apa Jisung?"

"Perutku sangat sakit, tapi aku tidak bisa sendiri, boleh kuajak Chenle?"

"Kenapa harus berdua?"

"Karena aku terlalu tinggi, aku sering kesulitan untuk mengancingkan celanaku."

"Baiklah."

Jisung dan Chenle keluar kelasnya

"Wah pintar sekali adik-adikku." Jaemin kagum dengan kecerdasan adik-adiknya

"Pak, sebagai kakak yg baik, aku harus melihat kondisi adikku di toilet, aku khawatir kenapa mereka lama sekali."

"Baiklah Haechan, kau boleh keluar."

"Kami juga pak!" Kata Jaemin, Jeno dan Mark

"Tidak! Kalian tetap dikelas!"

"Aih... bagaimana ini." Jaemin berbisik ke arah Renjun

"Serahkan padaku!"

Renjun membakar meja guru sehingga membuat keributan dikelas

"Ayo cepat pergi!" Mark menggandeng ke 3 adiknya dan menghampiri Haechan, Chenle dan Jisung yg sudah keluar lebih awal

"Apa yg kalian lakukan di dalam?"

"Jangan khawatir aku hanya membakar sedikit saja dari kelas kita. Ayo temui ibu."

Mereka semua terbang menuju ke tempat ibunya. Sesampainya disana. Mereka tidak mempercayai apa yg telah mereka lihat

"AYAH?"

ANGEL, Chapter 16

"Apa ayah sedang mengikuti pesta kostum?" Renjun menyentuh sayap Jaehyun

Jaehyun menggelengkan kepalanya, usia putra-putranya kini telah memasuki masa remaja, tapi Jaehyun tetap menganggap mereka seperti anak kecil yg menggemaskan. Tak jarang Jaehyun masih menggendong mereka atau mencubit gemas pipi mereka.

"Putraku, hari ini ayah harus memberi tau kalian sesuatu. Sesuatu yg seharusnya menjadi hak kalian."

"Apa itu?"

"Kau akan segera mengetahuinya, Renjun. Ayo ikut ayah."

Ketika Jaehyun akan membawa putra-putranya beserta Annora terbang, Seseorang menahan Annora dengan menggenggam tangan nya "Jangan pergi Annora, aku ingin bicara denganmu."

"Ahh... aku mengingatmu makhluk aneh! Jangan dekati ibuku!"

"Biarkan dia bicara bersama ibumu, Renjun."

"Ayah, dia akan mencelakai Ibu."

"Dia tidak akan melakukan nya."

Annora menatap sosok Vulkan dengan wujud aslinya disana.

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang