Bertemu

4.5K 645 109
                                    

Jinara tersenyum bahagia walaupun matanya kini sudah berkaca-kaca. Ia memandang Minara dengan tatapan lega dan bahagia, sedangkan di sana Minara hanya terdiam walaupun air mata sudah mengalir dari kedua matanya. Suasana saat itu seperti mimpi, dan waktu terasa berjalan begitu lambat. Yuta dan Sana memilih untuk menyingkir, membiarkan mereka untuk bertemu dan melepas rindu dulu.

Ingin rasanya Jinara dan Jay memeluk langsung Minara namun entah kenapa tubuh mereka tidak bisa bergerak dan hanya bisa memandang Minara dengan tatapan sendu dan bahagia.

Minara berjalan perlahan menuju kedua anaknya. Matanya memandang tidak percaya sosok di depannya. Kedua anaknya ada disini? Terlebih lagi ada Jinara?

"Jinara..- nak..? K-..kau masih hidup?" Tanya Minara seraya menyentuh sisi wajah Jinara. Jinara mengangguk dan memegang tangan Minara yang ada di pipi nya. Ia tersenyum bahagia dan perlahan air mata turun dari matanya. "Iya..-Ini Jinara, bunda"

Pandangan Minara beralih pada Jay, tangan kirinya juga menyentuh wajah Jay dengan lembut. Mengusap pipi si sulung dengan pelan dan tak lama sebuah senyum terbit di wajahnya. "Jay?.."

Jay mengangguk pelan, kemudian menyentuh lembut tangan Minara untuk meyakinkan bahwa itu memang dia.

Minara menoleh, memandang Yuta meminta penjelasan. Namun Yuta hanya tersenyum dan mengangguk, memberi kode jika memang itu adalah memang Jay dan Jinara.

Pandangan Minara kembali pada kedua anaknya, matanya kembali berkaca-kaca dan senyum bahagia terbit di wajah yang selalu muram itu. Tak menunggu lama, ia lantas langsung memeluk kedua anaknya itu erat. Menyalurkan semua rasa yang terpendam selama 7 tahun ini. Mengeluarkan semua rasa sesak yang selama ini selalu ia alami dan mereka berpelukan seraya menangis sejadi-jadinya, perasaan rindu menguap begitu saja dan tergantikan oleh kebahagiaan dan kelegaan.

"Hiks... bundaaaa, Maafkan Jinara baru menemui bunda sekarang."

"Bunda rindu kalian.. tidak nak, harusnya bunda yang minta maaf."

Jinara semakin keras menangis seraya terus mengeratkan pelukan mereka. "Bunda jangan tinggalin kita lagi hiks..-"

Berbeda dengan Jinara yang menangis meraung, Jay justru menangis tanpa suara sampai ribuan kata yang akan ia sampaikan pada Minara hilang begitu saja. Ia menenggelamkan wajahnya di pundak Minara dan semakin memperat pelukannya pada sang ibu, menyalurkan dan menumpahkan semua perasaan yang selama ini ia pendam karena beban anak sulung yang ia terima.

Rindu itu telah luruh sepenuhnya dan terbayarkan oleh sebuah temu yang diidamkan.

Yuta menyeka air matanya yang turun, hatinya juga ikut tersentuh melihat momen mengharukan di depannya. Dan Sana menggunakan ujung baju Yuta untuk menyeka air matanya yang berakhir wanita kelahiran Jepang itu dicubit oleh Yuta karena baju putih yang dikenakan Yuta menjadi kotor akibat make up Sana yang luntur.

----

"Paman, bagaimana ini? Si sulung dan si bungsu malah hilang?"

Berbeda dengan Jay dan Jinara yang kini sedang berbahagia karena telah menemukan Minara, Aksara bersaudara yang lain kini sedang resah karena kehilangan jejak Jay dan Jinara. Mereka sudah berkeliling sejak tadi namun tidak ada satu pun mereka melihat adanya tanda-tanda keberadaan Jinara dan Jay. Dan kini, mereka memutuskan untuk pergi ke hotel dan melanjutkan pencarian esok hari.

Berkeliling rupanya menguras tenaga mereka terlebih setelah mendarat mereka tidak langsung beristirahat.

"Mereka ke mana sih? Mencari bunda saja sudah bikin pusing, kenapa mereka malah ikut-ikutan hilang?" gerutu Dava yang sudah lelah dan butuh beristirahat setelan sekian jam ia berkeliling mencari kakak dan adiknya. "Mereka tidak diculik, kan?"

[✓] Kakak + Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang