Kencan (+8 stalker)

5.2K 620 196
                                    

Jinara mendengus malas saat channel tv tidak menayangkan sesuatu yang menarik. Ia terus menekan tombol remote secara random sembari mengunyah takoyaki yang dibuat Minara sebagai cemilan. Kini, ia sedang sibuk sendirian di ruang tamu karena Key sedang tertidur, Wilnan dan Shaka sedang bereksperimen memasak makanan Jepang di dapur, sedangkan Jay dan Dava sedang bermain game online bersama di kamar tamu.

Mereka tidak mengajak Jinara keluar untuk sekedar jalan-jalan mencari udara segar dengan alasan tidak tahu tempat main, padahal Jinara tahu jika kemarin Dava dan Key sudah jalan-jalan berdua dan upload di social media! Wilnan dan Shaka juga kemarin sudah wisata kuliner dan Jay pergi bersama Minara entah kemana.

"Assalamualaikum." Salam Minara terdengar membuat Jinara menoleh.

"Wa'alaikumsalam," balas Jinara. Ia melirik ke arah jam di dinding, masih pukul 8.12 pagi kenapa Minara sudah pulang bekerja? Padahal ia baru saja berangkat sekitar jam setengah delapan.

"Bunda kok sudah pulang?" Tanya Jinara, Minara yang sedang melepaskan sepatunya mendongak, "Iya nih, bunda baru selesai mengurus surat pengunduran diri."

Jinara bernafas lega, akhirnya, setelah 4 hari Minara mengajukan surat permohonan pengunduran diri, di kabulkan juga. Dan mereka bisa pulang dengan membawa Minara dengan tenang.

"Bunda..-" adu Jinara saat Minara duduk di sebelahnya. Minara menoleh kea rah si bungsu yang tampak merengek itu. "Kenapa?"

"Aku bosan~" keluhnya.

"Kenapa tidak jalan-jalan atau pergi ke suatu tempat?" Tanya Minara heran,

"Tidak ada teman, para abang sibuk, aku ajak katanya tidak mau," jawab Jinara sebal dengan mata memandang layar televisi dengan tatapan berapi-api.

Minara diam-diam menyeringai bahagia saat sebuah ide tiba-tiba muncul, untung saja si bungsu sedang melihat ke arah tv. Bunda 6 anak itu dengan segera mengetik sesuatu di handphone-nya.

"Emang kemarin pas Dava dan Key jalan-jalan gak ikut?" Tanya Minara tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone.

Jinara menggeleng. "Tidak diajak,"

"Pas wisata kulinernya Shaka sama Wilnan?"

"Jinara lagi puasa qadha."

Minara sontak menoleh, "astaghfirullah, belum dibayar hutang puasa mu?"

"Tinggal satu lagi kok, hehe." Jinara meringis malu sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Minara mengangguk mengerti dan kemudian suasana diantara keduanya langsung hening. Tanpa diduga, Minara tiba-tiba tersenyum melihat layar handphone-nya dan itu sempat dilihat oleh Jinara. Jinara sempat berpikir kalau bundanya itu sedang gila.

Jinara memilih untuk memperhatikan tv saja daripada melihat bundanya yang sedang senyum-senyum sendiri itu walaupun ia tidak mengerti dengan apa yang ditayangkan karena berbahasa Jepang.

"Nih," Minara tiba-tiba menyodorkan dua buah kartu dan dua lembar tiket.

"Apa ini bunda?" Alis Jinara mengernyit heran,

"Kartu Timezone dan dua tiket taman hiburan. Kalau yang item itu kartu ATM,"

"Bunda dapet darimana? Kok tiba-tiba?"

"Bunda beli kemarin, nih ambil. Kartu Timezone sudah diisi full kok sama bunda. ATM juga lumayan banyak kok, takutnya kamu kurang."

"Bunda kok ngasih aku ini?"

"Katanya bosan, sana jalan. Udah bunda kasih modal." ucap Minara jahil membuat Jinara menghela nafas. "Masa Jinara sendirian, sih? Bunda mengejek Jinara, yah? Mana tiketnya dua."

[✓] Kakak + Day6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang