Terharu saya waktu lihat viewer cerita saya ini.
Thanks !!!!
Love you all____________________________________
Satria pov
Kupandangi foto foto bidadariku yg tersimpan di galery ponselku. Percayalah bukan mengobati rindu tapi justru memupuk rinduku semakin besar.
Entahlah, rasanya hatiku terasa berat karena rindu, jika hanya berada di Tanah air walaupun miskin sinyal aku akan berusaha menghubungi Fatih.
Tapi keadaan genting di negeri ini begitu mengkhawatirkan, satu bulan pertama aku disini aku masih bisa berkomunikasi dengan Fatih via Internet tapi serangan tak terduga di kamp PBB membuat akses sinyal sipil terputus total, aku hanya bisa menitipkan kabar melalui konekai Papa jika Komandan tertinggi melakukan panggilan Satelit.
Sudah 5bulan dan tinggal 1bulan lagi tugasku berakhir, bagaimana keadaan Fatih sekarang, terkadang aku membayangkan tubuh kurusnya yg semakin berisi karena hamil tuanya, apakah calon Babyku baik baik saja tanpa Ayahnya. Betapa kata rindupun tak akan cukup untuk menggambarkannya.
Satu yg ingin ku wujudkan, aku ingin mendampinginya untuk persalinan, hanya itu harapan sederhana yg diungkapkan Fatih, entah mengapa hal itu menjadi berat untuk dikabulkan.
Bidadariku, perempuan pertama yg mencuri hatiku, betapa terkadang aku ingin egois untuk selalu bersamamu, menghabiskan waktu bersama tanpa ada bayang bayang kekhawatiran saat pergi bertugas.
Dan lagi lagi aku beruntung mendapatkanmu, kau melepasku dengan senyum terindahmu, berjanji untuk selalu menungguku dan menjaga kehormatanku. Mengembalikan semua kesadaranku akan kewajiban yg aku emban, mengingatkanku jika aku bukan hanya milik keluargaku aku juga milik Negaraku, Cinta Pertamaku.
"Siap Izin, Cantiknya Kapten" suara Lettu Yoga membuyarkan lamunanku, dia ikut melihat foto Fatih dengan penasaran.
Aku tersenyum mendengar pujiannya, hatiku semakin menghangat membayangkan Fatih dengan perut besarnya," iya Ga, istriku hamil 8bulan, semoga saja aku bisa dampingi dia pas persalinan"
"Siap izin, Tenang saja Kapt, kalaupun tidak bisa menemani, Anak Istri Kapten juga bakal bangga Kapt, saya saja bangga Kapt 2kali dipimpin Kapten" entahlah, perkataan Lettu Yoga membuat hatiku sedikit tenang, akankah Anak ku kelak akan bangga dengan profesiku, atau justru membenciku karena tidak cukup waktu untuknya.
Selama setengah tahun bersama Fatih, sebelum tugas kali inipun aku jarang mengajaknya pergi, aku sibuk dengan kegiatan Batalyon dan dia juga menyibukkan diri dengan usaha sampinganku selain mengurus rumah. Betapa pengertiannya istriku tidak pernah menuntutku dan mengurusku, meninggalkan pekerjaan yg disukainya, dalam hal ini aku sedikit senang, agar fokus dalam rumah tangga.
Aku berharap Fatih disana baik baik saja, terakhir aku mendapat telpon dari Papa jika Fatih kini tinggal bersama dengan keluargaku di Rumah keluarga di Semarang karena sudah mendekati HPLnya.
Tidak sabar rasanya untuk pulang.
_____________________________________
Fatih pov
Aku mengamati kamar Mas Satria, walaupun ini bukan rumah utama ataupun kamar utama Mas Satria tapi sungguh ini sudah mengobati rinduku. Tidak mungkin juga kan aku harus tinggal di rumah masa kecil Mas Satria yg di Sragen, sunggun walaupun disana penuh dengan aroma Mas Satria aku tidak akan sanggup sendiri.
Sudah 4bulan aku putus komunikasi dengan Mas Satria, hanya sesekali kabar yg kudapat dari Papa Mer, sungguh disaat seperti ini, jabatan Papa Mer sungguh membantu, tidak heran jika kadang aku masih mendapat suara sumbang karena hal ini. Bahkan kenaikan pangkat luarbiasa yg diterima Mas Satria sebelum Menikahikupun masih menjadi barang hangat yg dibicarakan, tentang KKn dan campur tangan orangtua yg berkuasa.
Ingin sekali kuteriakkan kata kata kasar jika menyangkut hal ini, tidakkah mereka melihat proses Suamiku, apakah bahaya dan tanggungjawabnya masih menjadi tanda tanya, aku yakin suami mereka akan malu jika mengetahui pikiran picik mereka.
Tapi apalah yg bisa kubuat selain menerima dan menelan mentah mentah tuduhan itu selama nama Mas Satria melekat padaku.
"Dek, suamimu dipanggil lagi ke TimTeng mau tugas apa cari Muka biar cepet naik pangkatnya" sungguh perkataan Bu Agus begitu menghancurkanku, disaat kegiatan Persit yg kiranya akan menghibur sepiku malah menambah emosiku.
Tita yg disampingku sudah akan mengeluarkan lahar amarahnya jika tidak segera ku tahan.
"Siap Izin Bu Agus, suami saya mendapat panggilan"
Bu Agus menatap Tita yg melotot ke arahnya, yg langsung dihadiahi tatapan sinis Bu Agus," jaga suami kamu, suami mu kan pacarnya dia kan,"
Habis sudah kesabaranku dan Tita, bersyukur Mbak Fadil, ibu Danyon segera menghampiri kami," Mbak Agus, apa pantas Mbak bertanya hal itu pada Dek Satria di saat Kapten Satria mempertaruhkan nyawanya di medan tugas demi Negara meninggalkan istri dan bayinya"
Bu Agus terdiam mendengar bentakan Mbak Fadil," Apa pantas Bu agus bertanya hal itu pada Dek Tian, Dek Tian dan Dek Satria saja rukun, kenapa Mbak Agus yg seharusnya menjadi contoh hanya menjadi kompor"
Bu Agus yg mendegar teguran Mbak Fadil justru melengos pergi, tanpa meminta maaf dan merasa bersalah. biarlah Bu agus pergi, aku tidan ingin memperburuk hariku.
Kupandangi Foto pernikahanku yg terpajang di kamarku. Sungguh rasa rinduku seakan tidak terbendung, kuusap pelan perutku yg buncit.
"Lihatlah Ayahmu Nak, betapa Mama tidak menyangka jika lelaki gagah sahabat kekasih Mama dulu akan menjadi Ayahmu. Lelaki sempurna Yang mau menerima perempuan penuh kekurangan seperti Mamamu ini, sehatlah Nak, setelah kamu lahir kita sambut kepulangan Ayah dengan Bangga"
Kurasakan tendangan kecil diperutku, seakan merasakan rindu dan bahagia yg kurasakan saat ini.
Kuambil pigura yg berisi Foto Mas Satria saat penyematan kenaikan pangkat satu tahun lalu, kudekap Foto itu sebagai pengobat rindu seeta pengantar tidurku.
Mas Satria cepatlah pulang. Aku rindu.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Kapten (Tersedia Di Ebook)
RomanceFatika Wasito, SPG mobil yg harus menerima hubungannya dengan Lettu Septian Adhi Wijaya kandas karena restu yg tidak diberikan keluarga Tian. Pekerjaan dan latar belakang semrawut membuatnya harus menelan pil pahit penolakan untuk bersanding dengan...