Customer Rese

22K 1.4K 3
                                    


Sudah 3hari sejak pertemuan Fatih dan Satria malam itu, Fatih tidak ingin menanggapi perkataan Satria lebih dalam, mungkin ini hanya bentuk penghiburan dari Satria untuk Fatih melihat eratnya persahabatan Tian dan Satria.

Tian dan Satria memang sahabat sejak kecil, tinggal di satu komplek perumahan yg sama membuat mereka tidak terpisahkan dari SD hingga Taruna.

Karena itulah, Satria tahu lika liku hubungan Fatih dan Tian, walaupun dia sama sekali tidak memyinggung hal tersebut.

6bulan tidak bertemu Tian karena memimpin pasukan Garuda di TimTeng membuatnya ketinggalan banyak berita.

Fatih hanya berharap, malam itu tidak mengubah apapun antara dia dan Satria, tidak dapat dipungkiri, Fatih sedikit lega menumpahkan ganjalan di hatinya pada Satria.

Fatihpun tidak menyangka, Satria sosok menyeramkan juragan kost yg membuatnya terus menunggu selama satu jam itu kini berubah banyak, dengan seragam yg disandangnya membuat pembawaanya semakin dewasa, dewasa dalam pemikiran dan dalam menyikapi. Atau memang Fatih yg tidak mengenal Satria, karena memang swtelah lulus SMK dia sama sekali tidak bertemu, juga dalam makran maupun praspa.

Suasana pameran kali ini lumayan ramai untuk hari weekdays, berbagai pengunjung yg sekedar melihat maupun indent mobil baru mewarnai sore hari itu, lelah yg terbayar target 2minggu ini terpenuhi hari ini.

Fatih sudah bisa tersenyum membayangkan bonusnya bulan ini. Senyuman Fatih masih tersunggung saat lelaki awal 40an menghampirinya, type eksekutif yg hobi mengoleksi mobil keluaran terbaru, bertanya hal hal mendasar tentang produk yg baru dilaunching pada Fatih, dengan senang hati Fatih pun melayani pembeli potensial seperti ini.

"Jadi, Bapak berminat dengan yg mana??" Tanya Fatih akhirnya, disaat Fatih mulai risih dengan tatapan customer yg mulai menggangu.

"Mobil mana yg paling kamu suka Cantik, mobil itu yg saya ambil" ucap customer itu angkuh.

Fatih hanya menghela nafas, "menurut saya, mobil jenis ***** cocok untuk anda berkendara di tengah kota, pak"jawab Fatih sopan.

"Saya ambil yg itu, mobil itu buat kamu Cantik?!" Deg, Fatih mulai was was mendengar jawaban customer itu, Fatih mulai bisa menebak kemana akhir pembicaraan ini, jika memuruti emoai mungkin Fatih sudah menggetok kepala customer ini dengan high heels yg dipakainya sekarang.

"Maksud Bapak apa ya ?" Tanya Fatih mencoba bersabar.

Dan customer ini hanya berdecak kesal, sombong sekali, "iya, mobil ini buat kamu, tapi temani saya malam ini, bagaimana, take it easy, right?" Bisik customer itu ke telinga Fatih.

Rasanya Fatih ingin meledak dan mengumpati customer rese didepannya ini, tapi SOP pekerjaanya melarangnya melakukan, Faih hanya bisa mengepalkan tangan, matanya memerah menahan marah, bibirnya tetkunci rapat, walau ini bukan pelecehan pertama yg dialaminya, tapi baru kali ini harga diri Fatih terkoyak, paling banter para customer rese hanya menanyakan nomor telpon ataupun mengajak makan siang.

Go to hell bastard !! Umpat Fatih. Walaupun disekelilingnya ramai tapi tidak ada satupun yg memperhatikan Fatih.

"Ayolah jangan sok jual mahal Cantik, apa mobil itu kurang??"

Jedeerrrrr, penghinaan kedua dan lebih terang terangan.

"Maaf Pak, pertanyaan dan perkataan Bapak menyinggung kekasih saya!!" Satria yg tiba tiba datang langsung menggandeng pinggang Fatih.

Dari awal Satria masuk ke pameran mobil di lantai dasar Mall Semarang ini Satria langsung menangkap raut wajah pucat Fatih disudut Stand, ada yg tidak beres dengan gadis itu, wajahnya memerah marah dan tanganya mengepal.
Satria yg mendengar perkataan melecehkan customer itu merasa marah, hatinya tercubit melihat perlakuan itu.

Bukanya merasa bersalah customer itu malah menaikan dagunya pongah," hei, bocah, gak malu sama seragam tapi punya pacar kek gini, cewek kerjaan kayak gini bisa dipakai bro" mendengarnya Satria langsung memerah, amarahnya sudah sampai dipuncak kepala, tapi remasan dilengannya membuat Satria mengurungkan niatnya.

Tanpa berkata apapun Satria langsung menyeret Fatih keluar Stand menuju basement tempat mobilnya diparkir, Fatih yg takut pada kemarahan Satria hanya bisa menurut saat Satria memyuruhnya menunggu di mobil.

"Kamu tunggu disini, aku nggak lama, biar aku selesain masalahnya dulu" kata Satria sambil mengusap kepala Fatih.

"Sat, bener deh gak papa, udah resiko kerjaan!!" Satria hanya mendesah kesal mendengar kata kata Fatih barusan"tapi ijinin Manager sama ambilin tas aku ya Sat kalau masuk ke dalam, please!!"

Satria terkekeh melihat wajah menggemaskan Fatih, "iya, tunggu disini"

"Siap Kapt !!" Jawab Fatih penuh semangat.

Tbc

Dear My Kapten (Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang