Satria, Sahabat kecil mantan kekasihku, laki laki yang tidak kukenal yg langsung meminangku tanpa ada ragu sedikitpun.
Memilihku diantara wanita wanita cantik dan berpendidikan yg mengantre padanya.
Satria, bagaimana caramu mengenalku membuatku tidak percaya diri, akankah aku pantas mendampingi seorang hebat sepertimu ?.
Pertanyaan Mbak Fadil tadi benar benar menamparku akan kenyataan jika aku tak mengenali sosok calon suamiku ini, yg kukenal hanya sebatas formalitas dari berkas yg kubaca.
Dan disinilah aku, berada dirumah dinasnya, rumah hijau pupus tempat dia akan memboyongku nanti.
"Kenapa ?" Aaahhh begitu pengertianya calon suamiku ini, sekali lihat dia langsung mengenali perubahan raut wajahku.
"Aku nggak kenal kamu, Sat?" Kuberanikan diri untuk menjawab, karena memang itulah uneg uneg terbesarku.
Bukanya marah dia justru terkekeh geli," kamu punya waktu seumur hidup buat kenal aku"
Aaaaaahhh betapa bijaksananya dia menanggapi masalahku ini. "Tapi kan...."
"Udah nggak usah dipikirin, pikirin aja gimana pendapar kamu tentang rumah ini?"
Aku tersenyum senang mendengar Satria ingin pendapatku tentang rumah ini, rumah dinas Satria memang rapi tapi terlihat kosong khas bujangan. Ada 2 kamar, dapur, kamar mandi dan ruang tamu menjadi satu dengan ruang keluarga. Dan juga garasi kecil, di depan dan belakang rumah ada berbagai tanaman dalam polybag.
Nyaman untuk kami yg akan tinggal berdua. Tapi saat aku melongok dapur, aku melotot kaget, apa apaan ini.
"Sat, kamu manusia apa bukan?" Mendengar teriakanku membuat Satria bergegas mendatangiku di dapur.
"Apaan sih,Beb, masya Allah teriakanmu itu lho" haiiissss drama sekali Pak tentara ini.
Aku menunjuk dapurnya yg kosong melompong, hanya ada dispenser panas dingin. Katanya tentara hidup mandiri lha ini kok kosong melompong." Kamu makan apa selama ini, ya kali hidupmu cuman minum air?" Tanyaku sarkas.
Satria menggaruk tengkuknya yg tidak gatal," aku makan dikoperasi, aku mandiri soal apapun tapi aku malas masak, hehehe" ujarnya tertawa garing.
Huuuhhh aku mendengus kesal mendengar jawabanya.," yaudah ayo temenin aku belanja buat dapur, liat aja perut kotak kotak mu itu pasti langsung minggat kalo udah ngicipin makanan aku"
Satria tersenyum sumringah," mau banget aku, rela deh rela jadi gendut kalo yg masakin kamu, asal kamu ikut jadi gendut ya"
Aku mencebik kesal, ku cubit perutnya sampai mengaduh, tak tinggal diam Satria malah menggelitiki ku, membuatku tertawa histeris hingga menangis, minta ampun agar dilepaskan, emang dasar bocah Sableng.
"Satria .. woiiii"
Deg, aku dan Satria langsung berhenti walau masih ada tawa yg kutahan, dan coba tebak siapa yg bertamu.
Wohoooo Mantan Terindahku.
Tepuk tangan, Lettu Septian mematung di depan dapur melihatku dan Satria, ku lepaskan tangan Satria yg memeluk ku."Tian , ayok keruang tamu sama Mas Satria, aku bikinin minum dulu" kudorong Satria yg masih bingung ke arah Tian.
Untunglah di kabinet dapur ada kopi instan, membuatku semakin kesal dengan pola hidup Satria yg amburadul.
Dan diruang tamu, duduklah dua orang sahabat, kuletakan kopi tersebut di depan mereka berdua.
"Ngobrolin apa ?" Aku mencoba bersikap se biasa mungkin, ku dudukan diriku di sebelah Satria. Satria tersenyum ke arahku, saat kualihkan wajahku ke Tian, dia memang tersenyum tetapi senyum miris yg kulihat.
"Nggak apa apa, makasih kopinya, tapi aku balik duluan" tanpa babibu Tian langsung keluar rumah.
Membuatku bertanya tanya," kenapa sih?" Tanyaku pada Satria.
Satria hanya mengangkat bahu, " nggak tahu, cuma mau lihat kamu kali"
Halaaaaah," cemburu ?" Godaku.
Satria hanya merengut sembari menyerupu kopinya, " kamu kasih apa nih?" Wajah Satria langsung mengerut aneh, buru buru kuambil kopinya, kuhirup sedikit, normal kok rasanya," untung Tian nggak sempet minum".
"Apaan sih, enak kok, nggak aneh" belaku tidak kalah.
Satria tersenyum jahil," habis rasanya abis minum bikin aku tambah cinta sih"
Ya Tuhan, bisa nggak sih manisnya dikurangin dikit, bisa diabetes aku nanti, ku tutupi pipiku yg memerah. Melihatku yg tersipu juatru membuat Satria semakin gencar menggodaku.
Ahhhh Calon suamiku yg so sweet
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Kapten (Tersedia Di Ebook)
RomanceFatika Wasito, SPG mobil yg harus menerima hubungannya dengan Lettu Septian Adhi Wijaya kandas karena restu yg tidak diberikan keluarga Tian. Pekerjaan dan latar belakang semrawut membuatnya harus menelan pil pahit penolakan untuk bersanding dengan...