Abang Sayang dan Kain hijau Pupus.

22.4K 1.5K 9
                                    

Setelah hari hampir sore Fatih dan Satria pamit untuk balik ke Semarang. Suasana di mobilpun sudah tidak hening seperti kebenrangkatan mereka tadi pagi. Wajah Satria pun terlihat senang saat Fatih mengajaknya pulang, senang karena terbebas dari bullyan duo bumil.

"Tih, mampir rumahmu dulu ya,!" Kata Satria saat mereka sudah sampai di kecamatan tempat tinggal Fatih di pinggiran Sragen.

"Iya, Sat" Fatih trrlihat membuka Ponselnya dan mendapati, Bang Yama, mengirim pesan bahwa dia juga ada dirumah ibunya," Bang Yama juga ada di rumah,Sat, sekalian aku kenalin ya ke Abangku" kata Fatih sumringah, Bang Yama merupakan Abang favoritnya. Yg tidak pernah merasa direpotkan olehnya. Untung Abang, kalo bukan pasti Fatih Baper.

Dan benarlah didepan rumah Fatih sudah terparkir Motor Besar milik Abangnya, menghalangi mobil Satria yg hendak masuk ke dalam halaman rumah.

"Hansamu Yama KW, woooyyyy minggirin si Jago, Fatih suruh Satria tabrak juga nih," teriak Fatih sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil. Satria hanya menyembunyikan wajahnya kebalik stir saat memdengar teriakan Fatih yg bisa membangunkan warga satu RT.

Dari dalam rumah Bang Yama sudah keluar sambil berkacak pinggang, matanya melotot marah, di ikuti ibunya Fatih yg terlihat kesal mendengar teriakan Fatih.

"Tabrak aja, nggak Abang kasih restu, Sono, parkir dijalan"

Mendengar ancaman Bang Yama, Satria buru buru putar balik dan memarkirkan mobilnya ditepi jalan desa yg lumayan lebar jalanya, Satria berharap semoga saja mobil kesayanganya tidak baret saat nanti ada kendaraan lain yg melintas.

Fatihpun hanya terkikik senang melihat wajah sangar Abangnya, rasanya puas melihat Bang Yama dongkol. Dengan tidak sabaran Fatih menarik Satria menuju rumahnya, senyuman lebarnya bertolak belakang dengan wajah Abang sepupu dan ibunya.

"Siap, Izin Kapten" Looooh Satria kok... Fatih melongo heran sampai menghentikan langkahnya mendengar salam dan penghormatan Satria ke abangnya,"dia senior aku,Tih"bisik Satria pelan.

"Halaaaaah calon adik iparku, nggak usah formal," huuuuuuh wajah garang Bang Yama langsung terganti dengan cengiran kecil," Apa kabar, Bro, sukses Misi yg terakhir?!" Heeellll yeah, topik militer kembali disinggung, nggak tahu apa Fatih sama sekali nggak minat.

Huuuh, Fatih menggerutu kesal saat masuk kedalam rumah. Ibunya yg melihat wajah kesal Fatih justru tertawa senang.

"Kamu baru putus dari Tian 6bulan udah mau nyusul Nikah, Tih" tanya ibunya saat mereka duduk diruang tamu.

Fatih kembali memdengus jengkel," kata siapa, Buk!! Tuh calon Mantu ibuk klopnya sama Bang Yama"

Bang Yama dan Satria yg baru masuk rumah pun dibuat heran dengan wajah kesal Fatih. Setelah menyalami ibunya Fatih, Satria buru buru mendekati Fatih," Kenapa, Tih? Kusut amat"

Fatih hanya memalingkan wajahnya kesal mwndengar pertanyaan Satria barusan.

Bang Yama yg baru saja ikut duduk juga heran melihat kelakuan Fatih," Apa sih Tih? Nggak usah cemberut, udah jelek juga gak usah dibikin tambah jelek" goda Bang Yama melihat kelakuan adik sepupunya.

"Sebenarnya nak Satria udah bilang ke Bang Yama mu Tih kalo hari ini mau kesini," perkataan Ibu langsung membuat Fatih melotot.

Fatih langsung menatap Satria tajam meminta penjelasan, Satria yg salah tingkah justru terlihat takut melihat pelototan Fatih. Akhirnya Bang Yama yg buka suara.

"Gak usah melotot, hilang nanti cantikmu tahu rasa, lagian nggak salah kamu, Sat beneran mau lamar kucing garong ini, galak lho dia kalo marah," Lah, ingin rasanya Fatoh menyumpal mulut nyinyir Abang kesayanganya ini, bener banget kalo ngomong." Sebenarnya, Satria adik lettingku , Tih, pernah ikut pelatihan waktu abang jadi Mentornya. Tapi ya gitu deh, sekarang jabatanya malah sama,jadi Danki pula, kalahlah Abangmu ini"

Mendengar penjelasan Bang Yama, Fatih hanya mengangguk angguk sok ngerti, padahal mah nggak.

Satria yg dari tadi diam mulai angkat bicara, diletakkanya PaperBag diatas meja. Laaah darimana asal Paperbag itu, perasaan daritadi Fatih nggak lihat tentengan.

"Maksud saya kesini saya ingin melamar Fatih secara pribadi, Buk! Mama Papa mohon maaf belum bisa kemari karena hari ini ada acara dirumah, mungkin lusa Mama kemari untuk melamar secara resmi!" Suara Satria yg mantap membuat Fatih langsung berkaca kaca, jadi ini yg membuat Satria ngebet pengen ke rumah, lebih so sweet daripada lamaran alay alay ala ank muda jaman sekarang.

"Terimakasih ya Nak Satria atas maksud baiknya, ibuk nggak bisa jawab, yg bisa Jawab ya Fatih"

Satria ganti melihat Fatih, dibukanya Paperbag yg berisi kotak. "Buka dulu, baru jawab, tapi jangan nolak ya, belum siap ditolak!" Kelakar Satria.

Fatih membuka kotak itu, dan trrlihatlah selembar kain hijau pupus dan kotak cincin.

"Jadi Fatika Wasito, maukah kamu aku ajak menemui Danyon bersama sama,?" Fatih sudah tidak bisa menahan laju air mata bahagianya, bertemu dengan Satria, sahabat Mantan kekasihnya, menemaninya di saat dia down melihat undangan pernikahan Tian, menawarkan sebuah masa depan dalam waktu singkat, tapi melihat kesungguhan hatinya membuat Fatih tidak bisa menolak.

Apalagi melihat wajah sumringah Ibu dan kakaknya. Dengan pelan Fatih memgangguk sambil menerima kotak tersebut.

Seakan lepas dari ujian ,Satria langsung tersenyum lebar mendengar jawaban Fatih

Tbc

Dear My Kapten (Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang