Fatih hanya bisa terdiam tanpa ada satu patah katapun keluar dari bibirnya. Dia masih bingung, brusaha menerima ungkapan Satria yg bertubi tubi.
"Sat, kamu yakin sama yg kamu omongin barusan, kita baru seminggu ketemu lagi lho, kok kamu berani sih lamar aku" tanya Fatih setelah dia menemukan suaranya, suaranya benar benar tercekat hanya untuk menanyakan hal tersebut.
"Yakin dong, Tih, aku pernah berpikir buat nyerahin semua sama Tuhan, jika memang berjodoh pasti ada waktu dan jalan tanpa menyakiti siapa pun, dan itu betlaku buat aku" jawab Satria tenang, "tapi nggak buat kamu ding, kamukan 7tahun susah payah jagain jodoh orang"
Huuuuuh, Fatih langsung memukuli Satria dengan tas tanganya, emang sialan ni anak, udah serius endingmya bikin kesel, ini lagi pak Tentara, digebukin mlah ketawa tawa. Fix, Juragan Kost masih nyebelin.
Dengan susah payah Satria menghentikan tawanya, "udah nggak usah ngambek, aku kasih waktu 3hari buat mikirin jawabanya, 3hari itu gunain buat jawab kebimbangan kamu, Tih!!" Satria serius on mode "apapun jawabanya, aku terima kok" Melihat raut wajah Fatih yg gelisah Satria buru buru menambahkan," Apapun jawaban kamu gak akan merubah keadaan, aku bkal nyerah saat kamu udah nikah sama orang lain, selama kamu single aku bakal berjuang, udah cukup 7tahun nunggu kesempatan ini, Tih"
Tanpa Fatih sadari, air mata mengalir di pipinya, Fatih begitu tersentuh melihat kesungguhan Satria.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Fatih POV
Pagi hari ini aku ingin menemui Pakdhe ku, kakak dari ibuku di KODIM DIPONEGORO. Yaps , Pakdhe memang seorang Perwira, begitupun dengan para sepupuku, hanya anak dari ibuku yg tidak menjadi tentara.
Jika dirunut, mendiang kakek ku yg seorang veteran memang sering memupuk mimpi kami tentang ketentaraan, hal itulah yg membuat 2 Pakdhe ku dan anak anaknya menjadi abdi negara. Tidak seperti keluargaku yg terlalu ruwet, bahkan hanya aku yg lulusan SMK, baaaaaah memalukan memang aku ini. Masih mending dengan Kakak perempuanku yg jauh di Papua sana yg menjadi dokter anak.Tapi walau bagaimanapun aku tetap merupakan kesayangan para Pakdhe dan para sepupu lorengku, mengingat aku merupakan perempuan serta bungsu terakhir dikeluarga besar.
Mungkin kalian berfikir kenapa aku tidak kuliah, bukan karena ekonomi, tapi karena keadaan. Aku hampir pernah mengalami pelecehan yg dilakukan calon dosenku saat aku mendaftar di PTN. Jika bukan karena Tian yg jeli mencariku mungkin sudah habis saat itu. Haaaaaaiiiissss inget Tian membuat dadaku berdenyut perih.
Karena itulah aku kekeuh tidak kuliah, bahkan saat Bang Yaman meledek ku dengan menitipkanku menjadi SPG sementara showroom mobil tidak membuatku gwntar. Justru aku ingin membuktikan dengan pekerjaan ini aku juga menghasilkan hasil yg lumayan. Buktinya aku bertahan sampai sekarang menjadi Sales senior.
Membanggakan diri sendiri itu kadang perlu. Hahaha.
Dengan motor matic aku pergi ketempat Pakdhe, ini memang pertama kali aku ke tempat dinas beliau. Di depan gerbang masuk aku berhenti sebentar.
"Ada perlu apa mbak ke Kodim??" Tanya salah satu pak tentara yg berjaga, diseragamnya bertulis, Prayudi.
"Mau ketemu Pak Hamzah, Pak! Boleh masuk?" Jawabku sambil menyerahkan KTP.
" sebentar mbak saya telpon komandan dulu" selang beberapa menit pak Yudi itu menelfon " Iya mbak, Nanti Pak Hamzah yg kesini, mbaknya suruh tunggu"
Akupun sebenarnya juga tidak paham Pakdhe ku itu berpangkat dan menjabat apa, yg aku tahu Pakdhe itu figur pengganti ayah. Durhaka memang aku ini.
15menit aku menunggu tak kusangka sangka Pakdhe ku datang dengan santainya berjalan kaki tanpa memperdulikan raut wajahku yg menekuk.
"Udah nggak usah cemberut, Kamu nggak kangen Pakdhe Tih?" Kata Pakdhe saat sampai di depanku. Tanpa banyak cakap aku menyalami tangan beliau. "Senyum, cemerut nanti kamu nggak laku, makanya ditinggal nikah, kebanyakan cemberut sih" aaaaahhhh Pakdhe bukain aib keponakan sendiri nih, kan malu sama yg jaga.
"Pakdhe jahat banget sih, bilangin Bang Yaman lho !!!" Kataku sambil merengut. Pakdhe ku hanya tersenyum sendu sembari mengusap rambutku.
"Udah, nanti biar dia yg nyesel !!! Apa tak kenalin Sertu Arief yg dari tadi bengong liatin kamu, kalo Sertu Yudi jangan, udah ada yg punya itu, Pakdhe nggak mau punya ponakan pelakor" Canda Pakdhe, kulirik Sertu Arief yg disebutkan Pakdhe tadi, iyasih dari tadi diem mulu.
"Wes Pakdhe, keponakanmu ini galau mau minta saran sama minta sarapan, Budhe masak kan?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Iya ayoo kerumah, Tih !! Naik motormu ya,Tih !!! Pakdhe pengen ngerasai naik motor warnanya ngejreng mencolok mata kayak gini" seloroh Pakdhe, hal itu membuatku meringis, motorku memang kelewat cerah dengan warna kuning dan hijau stabillo, tapi tenang, semua surat izin modifikasi sudah ku urus, saya kan taat hukum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Kapten (Tersedia Di Ebook)
RomanceFatika Wasito, SPG mobil yg harus menerima hubungannya dengan Lettu Septian Adhi Wijaya kandas karena restu yg tidak diberikan keluarga Tian. Pekerjaan dan latar belakang semrawut membuatnya harus menelan pil pahit penolakan untuk bersanding dengan...