Satria POV
Aku tidak bisa berkata kata saat menjemput Fatih, terpesona bukan lagi kata yg tepat untuk ku, lihatlah bagaimana cantiknya calon istriku ini.
Boleh nggak sih lihatin terus, takutnya khilaf. Kebetulan hari minggu ini seluruh keluargaku berkumpul di rumah pribadi Papa daerah Sragen. Walaupun ada sedikit insiden saat perjalanan kemari, yg membuat Fatih harus menangis dijalan, semua yg aku harapkan berjalan lancar.
Jangan heran jika Mamaku tahu Fatih, karena pernah sekali setelah Praspa, Mamaku bertanya apa aku sudah punya kekasih atau belum, dan aku hanya menjawab," Kekasih seumur hidupku sedang dijaga orang Ma, nggak usah ditanyain,"super sekali bukan jawabanku. Dan jangan tanya bagaimana excitednya Mama waktu kemarin aku bilang mau bawa Fatih, Luar biasa, bahkan sampai 2jam Mama menginterogasiku, bertanya siapa, kerja dimana, anak siapa, kenal dimana, komplit. Dan Mamaku langsung setuju.
"Daripada kamu jadi bujang lapuk, Sat,! Untung ada yg khilaf mau sama kamu,Sat," hanya itu tanggapan Mamaku. Pengen tukerin Mamaku ada tempatnya nggak sih, nyebelin banget kadang, tapi jangan ding, kan Satria sayang Mama.
Yg membuatku bangga sama Mamaku, Mama sama sekali nggak mepermasalahkan Fatih yg notabene mantan kekasih Tian, yg notabene sudah seperti saudaraku sendiri, ataupun mempermasalahkan pekerjaan Fatih, yg ada Mama justru kembali mencelaku," Waaah, Sales Mobil lumayan gede tuh gajinya, apalagi bonusnya, kalah kamu, Sat" gini amat ya punya Mama.
Setelah mentertawakan Fatih yg bingung dan Shock dengan becandaan Papaku aku langsung menggiring Fatihbke ruang keluarga. Menuju ke tempat para Sepupuku berkumpul.
"Om Satria ,,,,," suara cempreng khas anak laki laki berumur 4tahun langsung menyambutku saat aku baru sampai. Ini keponakan sulungku, Rendi, anaknya Mas Andi dan Mbak Iren, cucunya Pakdhe Nanda. Dengan semangat kugendong bocah PAUD ini.
"Ren, Om bawa Tante Cantik nih, namanya Tante Fatih" kenalku pada Rendi, bocah itu terlihat malu malu mengulurkan tanganya, pipinya memerah, yaelah, Salting ni bocah kenalan sama Bidadari.
"Gantengnya keponakan om Satria, nggak kayak Omnya, "seloroh Fatih sambil mencubit pipi gembul Rendi.
Aku hanya bisa merengut mendengar pujian serta hinaan Fatih barusan.
"Halah nggak usah sok imut deh Sat, nggak cocok sama badanmu yg kayak gajah" Lha ini, mulut pedesnya Mbak Iren, mulut bumil jangan dilawan." La ini juga, kamu nggak khilaf atau amnesia kan dek, mau maunya sama Semprul satu ini," udaaah mbak, terusin aja jelek jelekin aku, anggep aja adikmu ini nggak ada.
Ini juga Fatih, lihat aku dibully malah terkikik senang, " laaa gimana mbak, mau nolak katanya nggak siap Mbak, kan kasian akunya,"jleeeeb habis sudah harga diriku, untung sayang.
Aku hanya bisa cemberut mendengar tawa mereka berdua, sedangkan Mas Andi hanya bisa geleng geleng melihat kelakuan istrinya. Ini baru Mbak Iren yg dateng, aku berdoa semoga Mbak Sissy, adeknya Mas Andi nggak ikut nimbrung.
Tapi harapanku tidak terkabul, dari arah dapur kulihat Mbak Sissy yg berjalan kesusahan karena hamil 8bulan. Duo hamil sudah komplit, yv satu mbak Iren hamil 3bulan anak kedua dan Mbak Sissy. Mbak Sissy yg terlihat sebal mukanya langsung cerah ceria merona melihat Fatih.
"Ya ampun, cantik amat calon ibu Persit, nggak khilaf kan dek mau sama Semprul ini" nah, Semprul lagi kan. Mbak Sissy excited sekali melihat Fatih, dicubit cubit pipinya Fatih hingga meringis."Cantik bamget sih kamu, anak ku kalo cantik biar kayak kamu,"
Mas Edi, suaminya mbak Sissy langsung berbisik di telingaku," tahu nggak Sat, mbak mu ngidam apa ," aku menggeleng pelan," dia ngidam nyubitin Cewek cakep,Sat, tiap jalan ke Mall pasti tiap cewek cakep dicubitin."
Hahahahahahahaha tawaku langsung pecah saat mendengar pengakuan Mas Edi, sampai Rendi yg ada dipangkuanku terlonjak kaget dan menangis takut dengan tawaku, kali in aku benar benar tertawa terpingkal pingkal. Pelototan Mbak Sissy dan Fatih pun tidak kuhiraukan.
"Semprul lu, Sat!! Liat aja kalo binimu hamil minta aneh aneh, aku yg ketawa paling keras Sat" kata Mbak Sissy emosi.
Dengan susah payah aku menghentikan tawaku walaupun perutku sakit, kasian mbak ku ini kalo sampai nangis. Fatih yg didekatku juga sudah melotot ingin memarahiku.
Aaaaahhhh sepertinya keluargaku bisa menerima Fatih jika dilihat dari keakraban mereka.Sayang, anak anak Tante Ivanka tidak bisa datang, jadi aku tidak bisa mengenalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Kapten (Tersedia Di Ebook)
RomantizmFatika Wasito, SPG mobil yg harus menerima hubungannya dengan Lettu Septian Adhi Wijaya kandas karena restu yg tidak diberikan keluarga Tian. Pekerjaan dan latar belakang semrawut membuatnya harus menelan pil pahit penolakan untuk bersanding dengan...