Permintaan aneh Nyonya

19.8K 1.3K 12
                                    

Satria pov

Demi apa istriku yg dulu luarbiasa mandiri kini manjanya nggak ketulungan.

Setelah insiden salah sangka temen SMK Fatih yang berakhir dengan dia yg ndusel ndusel aku seharian.

Bahkan Fatih tertidur sampai sore, begitu dia bangun dan mendapatiku habis mandi Fatih justru ngambek. Serius dia ngambek gara gara aku mandi.

"Kan Fatih dah bilang, Mas Satria jangan mandi, baunya enakan tadi" huuuuhhj setelah itu dia mendiamkanku sampai malam.

Itu baru awal dari semua keanehanya.

Sedangkan pagi ini dia samasekali tidak memasak lauk apapun, hanya ada nasi putih yg berada di rice cooker.

"Dek, kamu nggak masak ?" Tanyaku sambil menghampirinya yg sedang berada diruang tamu.

Mendengarku memanggilnya Fatih langsung berdiri dengan senyum sumringah," Mas, telponin si Tian suruh kesini??"

Apa apaan dia ini, kenapa mesti aku yg disuruh telpon mantan terindah, lagian tumben tumbenya dia nyariin Tian, biasanya juga ngomel ngomel kalo Tian numpang makan.

"Buat apa ?"

"Pokoknya Mas harus telpon Tian, suruh kesini sekarang !!" Katanya sambil menyilangkan tangan, bibirnya mengerucut karena kesal.

Apalagi yg bisa kulakukan selain mengalah," iya ini Mas telpon, udah nggak usah cemberut !!"

"Aaaahhhh baiknya suamiku yg ganteng ini" kata Fatih sambil memeluk ku. lhaaa kalo dipeluk kayak gini mau deh setiap hari.

Hampir setengah jam menunggu Tian yg penuh dengan drama dari istriku tercinta. Aku semakin penasaran ada apa sebenarnya, dia tidak memasak justru terlihat excited menunggu Tian.

"Assalammualaikum" ini dia yg kami tunggu.

Fatih langsung melompat menghampiri Tian, wajahnya begitu sumringah seakan Tian itu lotere.

"Yan, ikut gue" tanpa menunggu jawaban Fatih langsung menarik atau lebih tepatnya menyeret Tian menuju dapur.

Tian menatapku penuh tanda tanya, jangankan dia, aku saja juga bingung. Dengan penasaran aku mengikuti mereka menuju dapur.

"Nih!!!" Fatih mengeluarkan kotak bumbu berisi bawang merah, bawang putih dan cabai rawit ke tangan Tian.

Tian menatap Fatih cengo, begitu juga aku.

"Gue suruh ngapain Bu Danki!!"

"Bikinin sambel !!!" Rahang Tian hampir jatuh, hal urgent yg dia pikirkan semenjak Aku menelpon ternyata adalah membuat sambel.

Aku hanya bisa meringis menahan geli, ternyata aku tadi berpikiran terlalu jauh.

"Nggak Mau, apaan !!" Tolak Tian, mendengar penolakan Tian, muka Fatih yg tadi penuh senyum kini mulai cemberut menahan tangis.

"Mas bikinin ya!!" Kataku coba menengahi.

"Nggak mau, pokoknya Tian yg bikinin !!!" Alamak, siapa yg suaminya. Aku kan !!! "Ayolah Yan, tega amir sama gue, bikinin ya ya, yg sambel banyak bawang merahnya itulho" kata Fatih penuh harap.

Melihat wajah memelas istriku membuatku luluh," Yan, sekali ini aja, tolong ya"

Tian menatapku dan Fatih dengan kesal," kurang ya duit yang gue kasih ke loe, jadi lo balas dendam gitu sama gue" tuduhnya sambil melotot," untung temen"ujarnya diakhir kalimat, dengan cemberut Tian menerima uluran bumbu dari Fatih.

Fatihpun tertawa senang, mencium pipiku sebagai tanda terima kasih. Aku tersenyum sembari mengusap rambutnya yg panjang.

Tian berdeham melihat kemesraanku," iya, mustinya gue juga dapat Sun, kan gue yg disuruh masak"

Mendengar candaan Tian, Fatuh buru buru memukul lengan Tian dengan centong nasi,"rasain tuh, Mamam deh Sun dari centong nasi" ejekku penuh kemenangan melihatnya kesakitan.

Dan begitu sambal ala Tian jadi, Fatih buru buru memonopolinya, sungguh tidak bisa kupercaya, hanya dengan sambal yg bentuknya seperti kotoran bebek Fatih makan hampir separuh nasi Rice Cooker, persis seperti orang tidak makan 3bulan.

Aku menelan ludah melihat nafsu makan Fatih, sungguh aku merasa kenyang dengan hanya melihatnya makan

Tian menatap Fatih ngeri, sungguh istriku ini diluar kebiasaan. Serda Bayu yg baru masuk pun hanya bengong melihat Fatih makan seperti kesetanan..

"Alhamdulilah" setelah sambal dicobek habis Fatih baru berhenti makan," Mas, tolong ambilin teh manis di kulkas" aku yg setengah bengong buru buru mengambilnya. Lagi lagi aku dibuat kaget, es teh manis di dalam wadah 1.8L ludes diminum Fatih tanpa sisa.

"Mbak Satria puasa berapa hari ?" Celetukan polos Serda Bayu membuat Fatih tersadar ada orang lain di dekatnya.

"Iya, Mbak nggak makan dari kelas 3SD, "jawab Fatih asal, huuuhhh syukur nggak tersinggung." Mas, nanti aku mau ke outlet ya"

Aku hanya mengangguk mengiyakan, karena kini Fatih yg mengurus bisnis sampinganku itu."tapi aku maunya Serda Bayu yg nemenin" Haaaahhh permintaan apalagi ini.

"Ya nggak gitu juga Dek"

"Pokoknya Serda Bayu harus nemenin, kamu Maukan Bay nemenin Mbakmu ini" rajuk Fatih sambil menggoyang goyangkan tangan serda Bayu, tadi Tian, sekarang Bayu.

"Ya kalo Danki ngijinin ya Mbak!"

Fatih beralih kedekatku,"boleh ya Mas, kali ini saja"

Haaaaaahhh hilang sudah harga diriku, mendengar bujuk rayu istri tercintaku ini membuatku tidak bisa berkutik, akhirnya aku hanya mengangguk lemah mengiyakan.

Melihat Fatih yg melonjak lonjak gembira, Tian menepuk bahuku prihatin," sabar Bro"

Tbc

Dear My Kapten (Tersedia Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang