Oriel merapihkan rambut nya yang di kuncir untuk bersiap berangkat ke sekolah di hari terakhir sekolah, hari ini dia sungguh bersemangat karena bebas akan tugas dan pulang cepat, seperti biasa sekolah dihari Jumaat. Oriel mengoleskan pelembab bibir untuk sentuhan terakhir dan turun memakan sarapan, disana ada Frans sedang mengolesi roti seraya sibuk bermain ponsel. Oriel duduk disebelah Frans memberi senyum, "Pagi Papa," Sapa gadis itu.
"Tumben muka nya cerah, Riel," Ujar Frans menyadari wajah Oriel yang tampak berbeda.
Oriel mengulum senyum sesambil mengolesi rotinya, "Iya, kenapa ya, Pa?" Tanya Oriel balik membuat Frans mendengus senyum. "Papa tebak lagi jatuh cinta," Katanya membuat mimik wajah putri nya berubah datar.
"Aduh, Pa, belajar aja repot segala jatuh cinta segala," Kata Oriel.
"Yaa, Papa cuma bilang aja kamu cari cowok baik-baik, jangan kayak Papa,"
Oriel menatap Frans sendu, ia peluk Frans erat, "Papa tetap jadi Papa yang baik buat Oriel kok!" Kata Oriel menentang ucapan Frans.
"Mamamu dari malam belum pulang,"
Aku mendongak terkejut, tidak biasanya Ara tidak pulang ke rumah walau bertengkar hebat. Kabar ini tentu membuat Oriel terkejut dan Frans sedikit heran. "Engg—, mungkin Mama ke rumah Oma?"
Frans menggidik dan kembali memakan roti nya, "Hari ini Papa pulang malam biar besok bisa ambil cuti pergi sama kamu,"
Oriel membulat mata terkejut lagi-lagi. Sudah cukup lama dia dan Frans tidak pergi bersama, saling bercerita dan bercanda akan lawakan masing-masing dari mereka, mungkin sekitar 2 tahun yang lalu semenjak akhir-akhir ini Ara dan Frans bertengkar dan Frans sibuk sama perusahaan nya. Oriel cukup mengerti dan tentu ini adalah waktu yang akan Oriel luangkan karena entah akan kapan lagi bisa menghabiskan waktu bersama. "Asikk! Oke, Mama di ajak?"
Frans menghela dan Oriel mengerti, mungkin itu pertanyaan bodoh yang di tanyakan Oriel. "Sori, Pa, Oriel lupa,"
Frans mengacak rambut Oriel dan mencium puncak kepala gadisnya yang sudah bertumbuh dewasa bila mengingat tinggal hitungan bulan lagi Oriel akan lulus dari pakaian putih abu-abu nya. "Besok kosongin jadwal kamu ya, Riel. Kita luangin waktu berdua aja, oke?"
Oriel mengangguk dan menyalam punggung tangan Frans," Yaudah, Oriel berangkat, ya, Pa. Papa hati-hati, jangan main hape mulu, love ya!"
✨✨✨
Oriel mengibaskan tangan nya ke udara karena panasnya keadaan kelas. Mulut nya sudah berkomat-kamit berusaha menahan sabar akan teman kelasnya yang egois. Moren sibuk menatap pelaku yang membuat kelas panas, sementara Ariel mengibaskan buku nya ke udara. "Gila, ya, si Reymond sama Radit dan kawan-kawan nggak tau diri, sumpah! Geter gue pengen gue geplak pala nya, ish," Omel Moren disana sudah terdengar.
"Tau, mentang-mentang cogan jadi songong," Sahut Ariel disana.
Oriel masih menahan diri, keringat di pelipisnya sudah jatuh ke pipi mulusnya di ikuti butiran air selanjutnya. Oriel menggebrak meja membuat keadaan kelas hening seketika dari berisik nya karena tidak ada guru dua jam kedepan. Oriel berdiri dan menoleh memberi tatapan membunuh pada sekelompok laki-laki yang duduk di atas meja dengan AC kelas yang di arahi ke bawah, tepatnya ke atas kepala mereka. Disana mereka dengan santai bernyanyi dengan gitar yang selalu di bawa untuk mengisi kelas kosong.
Oriel kembali memukul meja dan menunjuk jari ke arah para laki-laki yang sekarang menatapnya heran. "Heh, para fakboi! Itu AC berasa punya nenek sultan lo, ya?! Disini gue juga bayar, bre, please deh bukan nenek sultan lo pada aja, tau diri dong, elah, berasa mantep amat lo pada!" Cerca Oriel sudah memanas disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Be Your Man
Romance[ #199 troublemaker 12/04/19 ] [ #19 troublemaker 2/02/22 ] Dia Avilash Orviels lelaki berumur 19 tahun yang gemar ke clubbing menghabiskan uang sedari masa SMA, masih sangat terkenal di kalangan SMA Galaksi walau sudah menjadi alumni karena masih s...