23 // one day with him

2.1K 72 26
                                    

Malam itu sehabis sesi Kunto Aji selesai Orviel menarik tangan Oriel tanpa ba-bi-bu. Ia menjauhkan Oriel dari keramaian bahkan dari Ariel dan Moren. Ia membawa Oriel ke tempat berbagai makanan berniat untuk membeli makanan dan minuman agar berbincang lebih enak karna ia juga merasa sedikit lapar. Oriel tampak tidak banyak bicara ia masih terkejut bahkan dia hanya mengangguk kecil saja saat di tanya dirinya ingin makan apa dengan berakhir Orviel menyamakan menunya.

Di tempat parkir luas banyak sekali orang beristirahat, menunggu sesi selanjutnya dan mengisi perut, begitupun Orviel dan Oriel duduk di tengah parkiran mengisi perut mereka. "Mau nunggu siapa lagi ntar?" Tanya Orviel memulai pembicaran setelah mengunyah makanannya seraya menatap Oriel yang melahap makanannya dengan tatapan kosong kepada Orviel. Ya, Oriel masih terkejut.

Orviel terkekeh mencubit hidung Oriel gemas, "Jelek tau gak kalo pongo, di makan yang bener ih," katanya membuat si gadis menyengir. "Di jawab juga ih kan di tanya tadi," ujar Orviel lagi.

Oriel menoleh dengan makanan di jemarinya siap untuk ia lahap. "Mpp—makan dulu laper." Ujarnya sedikit berteriak di balas tawa oleh Orviel melihat Oriel tampak gemas.

"Gak tau deh, ikut Ariel sama Moren... kenapa?"

"Gue udah selesai, pulang bareng yuk?"

"Hah? Ih bilang Ariel sama Moren dulu,"

"Iyaa... tapi pulang sama gue, ya?"

Oriel mengangguk lagi tanpa menjawab dan kembali melahap. "Oh ya... gue mau jelasin ya... iya gue sama Kintan gak ada apa-apa, alasan gue sebegitu peduli sama Kintan karena dia punya penyakit Riel. Gue di kasih kepercayaan orang tua Kintan buat jaga dia selagi di Indonesia." Jelasnya begitu mantap.

Oriel menatap Orviel, jujur dia tidak tau ingin membalas apa, tidak tau mau bereaksi apa, tapi apa yang dia dengar saat itu cukup membuatnya menghela senang. Ternyata Orviel hanya menjalankan tugas orang tua Kintan, walau sedikit ada rasa iri menyadari sebegitu dekatnya Orviel dengan keluarga Kintan tapi ia juga memaklumkan bagaimana Orviel dan Kintan dulu. Lagi pula itu masa lalu Orviel, ia tidak ada hak untuk merubahnya. "Ngomong apa kek gitu anjing." Kata Orviel kesal membuat Oriel tertawa.

"Gue gak tau mau ngomong apa, gue juga sebenarnya gak ada hak juga kan minta penjelasan?" Ujar Oriel begitu frontal kembali membuat Orviel menghela. "Lo ada hak kalo lo sayang sama gue Riel."

Oriel melirik Orviel yang tengah menatapnya begitu dalam jujur jantung nya serasa ingin lepas mendengar ucapan Orviel apalagi saat ini ia tengah menatap Oriel begitu dalam. "Ayo pulang, gue udah kenyang. Bentar gue kabarin Moren sama Ariel." Ujar Oriel cepat meraih ponsel dan menelpon Moren.

Orviel menghela, melanjutkan makannya untuk ia habisi cepat.

❤️❤️❤️

Dua hari berlalu dari acara pensi sekolah, hubungannya dengan Orviel tidak kembali begitu hangat malah lebih canggung rasanya, sementara Mahesa? Entahlah Oriel sangat menunggu Mahesa menyapa atau memberi ia pesan. Dia tidak tahu apa yang terjadi tetapi yang bisa ia lakukan hanyalah menghela nafas dan bicara bahwa semuanya tidak apa-apa. Oriel bangkit dari tidurnya memilih untuk ke balkon kamarnya menatap pepohonan hijau dan menghirup udara pagi yang sangat sejuk. Baru saja duduk matanya menangkap jelas Mahesa tengah mengeluarkan sepeda motornya dan tidak sengaja juga melihat Oriel yang tengah menatapnya dari balkon.

Mahesa memberi senyum simpul, "Pagiii!"

Senyum Oriel mengembang saat itu juga tiba-tiba rasanya ia seperti baru di isi penuh battre. "Ngapain lo? Kaya Bang Toyib pergi mulu."

Mahesa menyengir, ia berlari kecil ke dalam rumah lalu tak lama kembali keluar membawa selang di tangannya. "Mau cuci motor, posesif banget aw,"

Oriel mendengus dengan senyumannya, "Gak usah nyengir gitu kaya kuda, bantuin gue mending." Kata Mahesa lagi.

Let Me Be Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang