22 // miss us

3.1K 153 56
                                    

Sore itu cuaca sedang mendung menandakan kemungkinan akan turun hujan tetapi Oriel malah berleha-leha di kamar Mahesa dengan selimut melilitnya disana. Mereka baru saja menyelesaikan film tontonan mereka dan bernyanyi bersama diiringi oleh petikan gitar Mahesa, tapi percayalah pikiran Oriel masih berkeliling mengingat kejadian tadi saat pulang sekolah. "Orion, Orion... "

Oriel menoleh mendapati Mahesa sudah dengan layar ponselnya memperlihatkan kepada Oriel. "Liat cantik gak? Apa manis?"

Di layar ponsel Mahesa tetampang foto seorang gadis berambut pirang dengan senyum yang ia perlihatkan. "Siapa Sa?" Tanya Oriel sudah merampas ponsel Mahesa.

"Temen gue tapi kayaknya she's have crush on me,"

"Ah, lo kepedean," cibir Oriel memberikan kembali ponsel Mahesa dan kembali memakan cemilannya. "Eh serius dia nelpon gue mulu, terus nanyain kabar mulu terus tiap mabuk party selalu nelpon gue atau nggak ke dorm gue, terus sempet cium gue Riel sumpah,"

"TERUS?!"

"Gue tolak."

Oriel terbatuk saat itu juga, "Anjir..."

"Oh iya, itu si Orviel yang tadi? Kok cabut pas gue dateng? Lo dua lagi berantem?" Tanya Mahesa bertubi-tubi.

Oriel nampak tertegun dan meminum habis minumannya, meraih chiki di dekat Mahesa dan melahapnya tanpa menjawab ucapan Mahesa membuat si lelaki semakin di buat ingin tau apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. "Lo bisa cerita apa aja ke gue Riel, apapun. Gue bakal dengar cerita lo bahkan mungkin nanti gue bisa kasih solusi," ujar Mahesa memperingati Oriel untuk tidak usah merasa tidak enak atau takut bercerita tentang Orviel.

"Iyaa Sa." Sahut Oriel tanpa berminat bercerita pada lelaki di depannya.

Mahesa menghela kasar mencoba mengerti keadaan Oriel dan tidak kembali bertanya tapi percayalah rasa ingin tahunya sangat memuncak saat ini. Mungkin dia akan bertanya pada teman Oriel bila gadis itu masih belum memberi tahu sebenarnya. "Saa, Orion pulang ya di cariin Papa,"

"Oh? Om Frans udah pulang?"

"Iya makanya tumben-tumbenan," Oriel bangkit berdiri mengambil tasnya dan merapihkan baju seragamnya.

Mahesa ikut berdiri, meraih lengan Oriel sebelum ia melanjutkan jalannya, "Riel lo gak usah jaga hati lagi buat gue, lo boleh mencintai siapapun kok Riel. Lo berhak bahagia walaupun bukan gue orang yang buat lo bahagia, tapi gue percaya kalaupun kita jodoh Tuhan bakal pertemukan kita dengan cerita yang menarik. Jadi gak usah ragu ya? Gue sayang lo Riel. Gue mau lo bahagia."

Oriel menatap wajah Mahesa disana yang begitu tegas mengucapkan kata itu. Ia merasa sedikit sakit mendengar bahwa bahagianya bukan bersama Mahesa tapi memang itulah kenyataan mereka. Gadis itu mengangguk dengan seulas senyum dan kembali melanjutkan langkahnya.

☄️☄️☄️

Dua minggu berlalu hari demi hari Oriel menjalankan harinya, mengerjakan tugas, ujian, try out terakhir sampai akhirnya acara Cup sekolah. Kalau boleh jujur banyak sekali yang mengincar Oriel entah dari Instagram, meminta kontak langsung, sampai sudah mendapatkan nomornya entah dari siapa. Tapi tidak ada satupun yang Oriel tanggapi. Hubungannya dengan Mahesa sedikit renggang karena Mahesa sibuk bermain dengan teman SMAnya, Oriel juga tidak tahu tujuannya apa tapi Mahesa sesibuk apapun selalu ada untuknya, tapi kali ini Mahesa benar-benar sibuk dengan dunianya. Oriel mencoba mengerti lagi pula ia bukan orang penting, ia hanya teman bagi Mahesa. Oriel juga harus tahu diri dan tidak egois.

Soal Orviel sudah lama ia tidak menemui lelaki itu, saat Cup dia hanya melihat beberapa kali Orviel ikut menonton tetapi tidak pernah ia menyapa atau bertemu langsung dengan Orviel. Sebenarnya dirinya sangat rindu bercanda dan berdebat dengan Orviel tapi mendengar kabar kembali bahwa Orviel semakin dekat dengan Kintan ia mencoba untuk tidak memikirkan lagi ucapan Orviel kala itu saat ia mengucapkan kata-kata yang kembali membuat dirinya terbang tinggi.

Let Me Be Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang