21 // you mean to me

2.3K 116 21
                                    

"Mba Ratih Mahesa pulang?" Tanya Oriel saat dirinya menyusuli Mahesa hanya saja lelaki itu sudah tidak ada di rumahnya hanya Mba Ratih yang tersisa.

Mba Ratih mendongak, menoleh menatap pintu utama, "Iya baru aja kok, kenapa Riel?"

Oriel menghela, "Bilang mau kemana nggak Mbak?"

Mba Ratih menggeleng, "Nggak langsung pergi aja, kayaknya sih marah soalnya pas kesini juga gak ngetuk langsung nanya Oriel dimana mukanya merah," jelas Mba Ratih membuat Oriel tersudut duduk di anak tangga.

Ia merutuki dirinya karena tidak menuruti ucapan Mahesa padahal ucapan Mahesa juga demi kebaikan dirinya. "Eh, tapi tadi sebelum naik Mahesa taruh sesuatu di meja belum Mbak liat sih," ujar Mba Ratih mengingat Mahesa meninggalkan sesuatu tanpa mengucapkan satu katapun untuk siapa. Segera Oriel melihat apa yang Mahesa tinggalkan dan ternyata itu pesanan Oriel tadi malam, susu dan cokelat. "Tadi malam Oriel di antar pulang Mahesa ya Mba?"

"Nggak bukan mas Mahesa kayaknya temen Oriel si Ariel,"

Oriel tampak bingung sebenarnya apa yang terjadi tadi malam karena ia tidak mengingat sedikitpun bahkan dia sadar jelas bahwa Ariel tidak bisa menyusuli Oriel lantas kenapa Ariel mengantarnya pulang? "Mba Papa gak pulang, ya?"

"Iya kemarin telpon lagi sibuk urusan kantor tapi di usahain hari ini pulang Riel,"

Oriel mengangguk ngerti, "Oh, yaudah makasih Mba.." Mba Ratihpun kembali ke belakang menyelesaikan perkerjaannya meninggalkan Oriel yang masih belum mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Ia meraih cokelat dan susu pemberian Mahesa dan kembali ke kamarnya menelpon Ariel meminta penjelasan.

Di kamar Oriel menyempatkan diri menatap ke arah rumah Mahesa yang sepi bahkan motor ataupun mobil Mahesa tidak ada disana. Lo pergi Sa? Batin Oriel meringis sedih. Langsung saja ia mengambil ponsel dan menelpon Ariel.

"Halo Na, udah bangun?"

"Ariel... kemarin gue kenapa ya? Kok kata Mba Ratih lo yang anterin gue pulang?"

Terdengar ringisan kecil dari Ariel, "Iyaa... lo dikasih obat perangsang lagi Riel, teruss..." Ariel menggantungkan ucapannya membuat Oriel menunggu lama Ariel kembali melanjutkan. "Orviel yang nemuin lo di club, gue di telpon pas Orviel berantem sama Reymond,"

Oriel membulat mata terkejut maksudnya berantem dengan Reymond? Lalu apa itu... Orviel lagi-lagi yang membantu dirinya? "Rey ngapain?! Teruss...?"

"Selama ini Reymond yang ngasi obat perangsang Riel dan gue belum dikasih tau Orviel motifnya apa. Nanti coba lo tanya aja, dan oh iya pas gue anterin lo pulang ada Mahesa main gitar di halamannya dan ngeliat gue nenteng lo dari taksi,"

"Terus?"

"Mahesa bantuin gue cuma sampai depan rumah lo selebihnya dibantu Mba Ratih, pulangnya gue di antar Mahesa dia baru pulang pagi banget Riel,"

Oriel dibuat tidak percaya jadi Mahesa marah karena aku ketawan mabuk. "Lo pusing nggak? Gue ceritain ke Mahesa apa yang terjadi sih mungkin kalo lo nanya kenapa Mahesa marah itu gara-gara gue ceritain. Mukanya merah banget Riel gue sampe takut liatnya,"

Oriel mengusap wajahnya nanar, ini akan menjadi masa sulit untuk Oriel dan Mahesa. "Makasih banyak Ariel maaf Oriel ganggu Ariel dan nyusahin lo. Makasih banyak ya, gue udah baik kok tadi kaget aja Mahesa marah tiba-tiba. Yaudah gue tutup ya? Dadah Ariel!"

"Iya Riel gapapa, jaga diri ya!"

Sambungan mati. Hanya satu yang Oriel pikirkan saat itu, yaitu membersihkan diri dan mencoba ke rumah Mahesa. Setelah selesai membersihkan diri ia langsung saja ke rumah Mahesa, mengetuk pintu membuat Shevra membuka pintu dan tersenyum lebar mendapati Oriel. "Eh Oriel! Ada apa sayang?" Tanya Shevra seraya memeluk Oriel dan mencium pipi gadis itu.

Let Me Be Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang