24 // you're mine now

2.5K 78 19
                                    

Sejak kejadian itu hubungan Oriel dan Mahesa kembali membaik bahkan kian membaik walaupun sebenarnya perasaan Oriel masih ada untuk Mahesa. Bagaimana caranya untuk menghilangkan perasaan kalau Mahesa sering menyapa Oriel tiap pagi dan terkadang sarapan pagi bersama di rumah lelaki itu, sudah wajar kalau Oriel masih berkeras hati untuk Mahesa, untuk mengakhirinya ya harus menjauhi laleki itu untuk beberapa hari bahkan minggu, tapi lagi-lagi Oriel tidak akan bisa melakukannya.

Seperti sekarang Oriel sedang mengerjakan salah satu tugas Mahesa di laptop, iseng-iseng tapi ternyata setelah membaca teorinya Oriel bisa mengerjakannya. Sepertinya IQ gadis itu bertambah karna sedang bahagia, entahlah. "Bisa gak?" Oriel tersentak kaget lalu segera menoleh ke belakang mendapati Mahesa dengan handuk yang berada di pinggangnya, ia habis selesai mandi.

"Astaga, Sa, lo jangan nafsu gitu dong masi pagi," ujar Oriel mengalihkan pembicaran membuat Mahesa melempar gumpalan kertas yang berada di atas meja belajarnya kepada Oriel. "Gue terjang beneran entar panik, jangan macem-macem deh. Ditanya jawab!" Omel Mahesa berhenti didepan lemari hitamnya.

Oriel berdecak lalu kembali menatap layar laptop dan mengetik kembali, "Bercanda juga! Sampe nerjang gue dorong lo sampe jatoh ke tanah. Iya, bisa tapi gak begitu, sih... beberapa aja. Lagian ini kan tugas bakal semester baru katanya kok lo udah ngerjain?"

"Gapapa biar balik langsung ikut party,"

"Najis. Heh, lo make baju jangan disini, ya! Gue intipin gue sebar lo di sosmed,"

"Dih, geer orang gue mau ganti di kamar samping. Udah sono kerjain aja, bawel." Lalu ia berlalu meninggalkan Oriel yang terkekeh.

Setelah beberapa menit Mahesa memakai baju tiba-tiba saja ranjang Mahesa bergoyang membuat Oriel tersentak dan menoleh lagi ternyata Mahesa sudah terlentang di atas ranjang dengan donat di mulutnya yang ia masukan semua. "IH! MAKAN DI LUAR SA!" Teriak Oriel kesal melihat Mahesa yang terbiasa makan di kamar bahkan ia bisa makan di atas ranjangnya.

"Gapapa ah, sekali—"

"KETEK LO SEKALI, BERKALI-KALI DARI BOCAH MALAH!"

Lelaki itu terkekeh dan memilih untuk mencubit pipi Oriel gemas. "Berisik nih, di usir lo ntar. Btw, gimana lo sama Orviel,"

Oriel beberapa saat bergeming di tepatnya menatap Mahesa yang masih menatap Oriel ikut diam, lalu si gadis menutup laptop Mahesa dan merubah posisinya menjadi duduk menatap lelaki di belakangnya. "Coba lo pikir, gimana bisa-bisanya lo nanya soal Orviel tapi tiap hari lo ketemuin gue, hm?"

"Hah? Ooh... jadi lo gak ada waktu sama Orviel? Yaudah kalau gitu gue gak temuin lo lagi deh, biar lo jalan sama doi,"

Oriel mendelik lalu mengalihkan tatapannya. Sebenarnya hingga saat ini Oriel juga bingung hubungan dirinya dengan Orviel apa, secara semenjak Orviel menyatakan perasaannya ia hilang begitu saja, sempat juga memberi pesan tapi terlihat sekali canggung bahkan benar-benar bukan seperti Orviel yang Oriel kenal. Karena itu juga Oriel merasa heran dan memilih mengikuti alur, juga semenjak ciuman itu Oriel semakin fokus dengan pemikirannya tentang Mahesa. "Sa, kalo gue sama Orviel gimana?"

"Gimana apa?" Suara Mahesa terdengar dingin di pendengaran Oriel, tapi gadis itu tampak tidak terlalu menggubris dan memilih untuk kembali bertanya. "Ya, cemburu gak?" Tanya Oriel lagi lebih to the point.

"Cemburu? Nggak, kenapa cemburu?"

"Kan lo sayang sama gue? Terus lo juga benci sama Orviel?" Seperti biasa, Oriel sangatlah tidak peduli dengan gengsi bila saat seperti ini.

"Sayang tapi gak bisa memiliki, mau gimana? Terus juga gue benci Orviel, cuma kalau emang dia bisa buat lo bahagia kenapa enggak."

Oriel tampak tersenyum renyah mendengar ucapan Mahesa yang selalu menekankan kalo memang hubungan mereka tidak bisa lebih, tapi percayalah walaupun terbiasa tetap saja sakit. "Lo suka gak sih sama dia?" Oriel menoleh kaget mendengar Mahesa bertanya hal seperti itu. Lantas dirinya harus menjawab apa kalau begitu? Ia juga tidak mengerti dengan perasaan terhadap Orviel. "Nggak tau, Sa,"

Let Me Be Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang