17 // i'm nobody for you

3.2K 124 8
                                    

Oriel memasuki dapur mengambil cemilan untuk mengisi perut nya di kala siang hari menjelang ia tidak mengerti kenapa siang menjadi seperti kebocoran dari neraka akhir-akhir ini karena rasanya panas sekali, ia bisa belang begitu saja bila dilanda kemacetan saat cabut sekolah. Dan sekarang ia menjadi sangat haus dan lapar sekali bila di siang hari, oh ya hari ini hari libur dimana dirinya memanjakan diri bermalas-malasan di ranjang.

"Pengen banget tiap hari begini ih, tapi ntar gue di bohongin sama suami lagi gini amat ya," celotehnya seraya menaiki tangga untuk ke kamar.

Rumah nya kian terasa sepi hanya di isi dengan gadis itu dan wanita paruh baya yang sedang mencuci di belakang rumah. Frans tentu sibuk dengan kerja nya karna kali ini ia benar-benar akan sepenuhnya menghidupi Oriel dan keperluan rumah bila dahulu dibantu dengan Ara. Baru saja di omongin nama Ara tertampang di layar ponsel Oriel membuat si gadis terbelalak.

Mama
Adee baik-baik aja? Lagi apa? Mama masih di Jakarta ketemuan yuk di Kedai deket rumah.

Oriel segera membalas dan mengganti bajunya karena waktunya hanya sedikit, Ara akan pergi ke Bandung hari ini ia akan menyampaikan pesan pada Putri nya yang akan ia tinggalkan. Tidak sampai sejam Oriel sudah duduk di depan Ara dengan pesanan nya di meja mereka, Ara tampak meniup kopi pesanan nya sementara Oriel menyuapkan kue pesanan nya ke dalam mulut. "Papa dirumah, Riel?"

Oriel mendongak menggeleng, "Nggak Mah, Papa lagi ada meeting penting,"

Ara mengangguk cukup lama lalu menyelipkan anak rambut Oriel, "Maafin Mama ya belum bisa jadi Ibu yang baik buat Oriel, maaf Mama nggak bisa mantau kamu sampai sukses nanti tapi Mama akan selalu doain Oriel yang terbaik. Mama usahain kesini tiap bulan ya, sayang?"

Oriel mengangguk lemah sedari tadi ia menahan tangis nya, ia tidak bisa mendengar kata-kata tersebut. "Sini liat Mama... Ade..." Panggil Ara dengan panggilan sayang nya pada Oriel.

"Kalau Papa gak bisa ambil rapot Ade bilang Mama, ya? Mama usahain ambil abis itu kita jalan-jalanc ya? Ada cerita galau atau apa bilang Mama, kan kita LDR nih jadi Oriel harus kabarin Mama, ngerti?"

Oriel mengangguk mengigit bibir nya, oh Tuhan menyedihkan sekali dirinya. "Mama kasih kamu uang jajan tiap bulan dipake yang bener loh,"

Oriel diam tidak menyahut, Ara mengerti perasaan Oriel tapi inilah keadaanya. Ia harus egois, ini kebaikan Oriel juga. "Maafin Mama, emang salah Mama juga kok..." Ara menarik dagu Oriel agar bisa menatap wajah sendu putrinya. Ia tersenyum menghelus kepala Oriel. "Oriel kalo liburan main ke bandung ketemu Mama, okee?"

Ara tersenyum lebar, berdiri menarik Oriel dalam dekapan nya. Oriel menangis disana tidak peduli tangisan nya terdengar para pembeli kedai disana. Ini sangat menyakitkan berpisah dengan seorang Ibu yang merawat nya dari janin hingga sekarang, ia harus di tinggal oleh sosok Ibu yang tegar. "Mama sayang Ade..."

"Oriel janji bakal ke Bandung temuin Mama, Mama juga sehat-sehat ya jangan sakit kalo Mama sakit bilang Oriel, aku usahain temuin Mama karena Mama oriel cuma satu!" Tegas gadis itu dalam dekapan Ara.

"Iya sayang... Kamu jangan sedih-sedih lagi ya, Nak,"

💫💫💫

Oriel keluar dari Kedai bersamaan dengan Ara di samping dan di depan Oriel sudah ada Mahesa di atas motornya bangkit untuk menyalam punggung Ara. "Tantee..." Sapa lelaki itu.

Ara tersenyum manis menyenggol Oriel, "Mahesa udah gede aja nih, entar pergi lagi ya?" Ujar Ara memulai pembicaraan. "Iya, cuma liburan aja nih tapi kalau udah lulus bakal netap kayaknya,"

Let Me Be Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang