19 // what we are?

2.4K 96 13
                                    

Sudah hari ke-5 Oriel melaksanakan Try Out dan hari ini hari terakhir Oriel Try Out. Tidak terasa hari berlalu cepat bahkan Oriel juga tidak menyangka sudah seminggu dirinya tidak melihat Orviel tiap pulang sekolah terakhir di hari hujan-hujanan itu dimana Mahesa menjemput Oriel. Nomor terakhir, Oriel membutlatkan jawabannya dan meletakan pensilnya. Ia menyenderkan punggungnya mengistirahatkan tubuhnya yang tegang dengan soal matematika.

Mahesa selalu bersama Oriel, menemani Oriel bahkan dia sabar sekali menghadapi Oriel yang marah tidak jelas karena stress akan soal matematika yang makin lama makin menyusahkan dirinya. Gadis itu tersenyum mengingat Mahesa yang menjaganya lagi seperti kala itu ia bersyukur Mahesa bisa kembali tapi entahlah ada rasa sepi bagi Oriel. "Lima menit lagi, kalian udah selesai semua? Kalau sudah Ibu mau kumpulin kertas kalian," semua murid menjawab dan pengawaspun mulai mengumpulkan kertas.

Keadaan kelas ricuh karena hari terakhir Try Out, Moren berjalan ke meja Oriel meminta Ratu murid yang duduk di depan Oriel berpindah tempat duduk dengannya. Oriel menghela berat memainkan pensilnya. "Pulang sekolah mau kemana lo? Ada acara?"

"Gak ada," jawab Oriel singkat.

Moren tampak tersenyum gembira dengan tepukan tangannya. "Ayo kita makan! Sumpah gue dapet diskon dari aplikasi anjir jadi murah banget, lo bawa duit banyak kan? Gue mau mukbang soalnya gak enak kalo gue doang yang mukbang," cerocosnya.

"Hah, makanan apaan?"

"Ada pokoknya dah, terus gue dapet diskon boba juga nih pokoknya banyak dah, hari ini kita pesta pokoknyaaa!!!"

"Ariel kan mau bucin?"

"Lah emang, lo sama gue doang kan,"

Oriel mengangguk, "Oke, gue kabarin Mahesa ntar,"

Moren mengangguk senang dan menatap Oriel intens membuat si gadis yang di tatap risih akan tatapan Moren. "Apaan sih? Gak jelas lo ah," ujar Oriel risih.

Moren menangkup pipinya, masih menatap Oriel. "Lo sayang Mahesa gak?"

Oriel menggidik bahu, "Sayang,"

"Orviel?"

"Gak tau,"

"Gue cuma mau bilang aja sih, buka hati lo, tanya hati lo. Mereka berdua punya perasaan, apa yang lo lakuin sekarang adalah mengspesialkan mereka. Lo gak sadar apa yang lo lakuin itu berdampak buat mereka apa gak, jadi lo tanya deh ntu hati. Gak baik buat anak orang gantung," ujar Moren tegas. Sebenarnya Moren tidak ada niat untuk menegas seperti itu hanya saja ia merasa ingin menegaskan Oriel.

"Gak tau ah, lagian Orviel juga udah ada Kintan. Gue juga bingung, dahlah gue tuh lagi pusing anjir bentar lagi UN,"

Moren berdecak, "Elah UN dipikirin, Riel? Ngapain, lo aja cabut udah pasti gak bakal masuk PTN,"

Oriel mendengus mendengar ucapan realistis Moren. "Iya sih, lo mau masuk mana?"

"Mana aja dah, gua sih lagi nyari diri gue gitu kalo gue tuh interest kemana karna kalo dipikir-pikir lagi mau kuliah dimana kek kalo yang namanya salah jurusan mati aja dah, nyesel nya sampe ubun-ubun," kata Moren disana.

"Iya, ya... terus lo mau ajak gue mukbang kenapa gak sama doi?"

"Kan lo tau gue gak bucin banget, tapi si Sena yang posesif. Bodo amat ah bosen ntar gue sama dia,"

Oriel terkekeh akan tingkah laku Moren. Moten adalah sosok yang bisa dibilang aneh. Moren bila menyukai seseorang bisa menjadi sosok yang berbeda, dia akan mengejar sekali bahkan mencari perhatian dari orang yang ia sukai tapi bila ia sudah mendapatkan hati orang itu, Moren akan berbeda. Rasanya tidak lagi sama, ya seperti biasa saja karena sudah mendapatkan hati orang yang ia sukai tapi percayalah Moren sayang. Dia akan tetap setia, walaupun terkesan cuek Moren akan tetap menjaga hatinya. Begitulah.

Let Me Be Your ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang