💓1💓

7.2K 367 2
                                    

Seorang perempuan bernama Sowon ini keluar dari kamar dengan perasaan sangat senang. Karena dia bisa masuk ke sekolah impiannya tanpa harus merepotkan orang tuanya sama sekali.

"Pagi Ibu, Pagi Ayah," ucap Sowon sambil mengecup pipi kedua orang tuanya.

"Pagi nak, senang ya bisa sekolah di SMA favorit, ibu bangga sama kamu, udah sarapan dulu ya. Ibu udah masak tempe penyet kesukaan kamu," ucap Ibu Sowon, Bu Yoona.

"Hehe ... siap Bu! Ayah nanti bisa antar aku nggak?" tanya Sowon sambil mengambil lauk pauk.

"Bisa kok nak," jawab Ayahnya, Pak Siwon.

Jadi jangan tanya kenapa Sowon bisa tinggi dan cantik, itu turunan dari orang tuanya.

Tapi Keluarga Pak Siwon ini hidupnya biasa saja, kadang juga pas-pasan. Jadi Sowon mengambil beasiswa untuk masuk ke SMA impiannya.

Pak Siwon bekerja menjadi guru honorer dan gajinya bisa cukup buat sehari-hari, terkadang juga tidak cukup. Kalau Bu Yoona mengajar dance di anak-anak sekitar kampung sini yang kurang mampu, jadi ya tidak dibayar. Mama Yoona ikhlas-ikhlas saja katanya yang penting anak-anak kampung sini bisa merasa senang.

"Udah yah, yuk berangkat," ajak Sowon.

"Ayo."

Tapi Sowon tidak pernah merasa kekurangan dan tidak pernah merasa malu, dia justru senang di keluarga ini. Yang penting orang tuanya perhatian dengan dia itu sudah cukup.

🌻🌻🌻


Akhirnya Sowon udah sampai di sekolahnya. Satu pemandangan yang dia lihat saat di gerbang adalah banyak banget siswa yang pakai mobil ke sekolah, ya sebenernya udah nggak heran sih. Sekolah ini juga udah terkenal elit.

"Udah ya yah, Sowon masuk dulu."

"Iya. Maafin ayah ya belum bisa beliin mobil kayak mereka. Jadi kamu terpaksa harus naik motor butut ayah. Kamu kan jadi ma—"

"Ayah kebiasaan deh. Udah berapa kali Sowon bilang gapapa kok. Rezeki udah ada yang ngatur. Lagian Sowon lebih seneng naik motor ayah kok, yang penting Sowon bisa berangkat sekolah. Hehe. Yaudah aku masuk dulu, ayah hati-hati kalau berangkat. Dahh ayah," ucap Sowon lalu masuk ke sekolah.

"Dahh," ucap ayahnya lalu pergi.

Hanya dua kata yang bisa Sowon deskripsikan untuk sekolah ini. LUAS BANGET! Sowon jadi ngerasa beruntung banget bisa masuk kesini. Tapi karena saking luasnya ni sekolah. Sowon bingung nyari ruang kepala sekolahnya. Akhirnya ia tanya seseorang.

"Em permisi."

"Oh ya? Kenapa ya?"

"Aku mencari ruang kepala sekolah, ada dimana ya letaknya. Aku anak baru disini," ucap Sowon.

"Oh iya? Apa kau anak beasiswa?"

"E-em i-iya."

"Ohh. Baiklah mari kuantar. Omong-omong siapa namamu? Aku Sinbi," ucap seseorang yang namanya Sinbi itu.

"Aku Sowon, salam kenal," ucap Sowon sambil tersenyum.

Nampaknya dia tak masalah dengan anak beasiswa, syukurlah. batin Sowon.

Jujur awalnya Sowon takut jika dia tidak mendapatkan teman hanya karena dia anak beasiswa. Tapi ternyata masih ada anak baik di sekolah ini.

Selama perjalanan ke ruang kepala sekolah Sinbi dan Sowon berbincang dan nampaknya mereka berdua sudah nyaman satu sama lain.

"Nah ini dia ruangannya. Semoga kau sekelas denganku ya. Aku menunggumu. Senang bertemu denganmu Sowon. Oh ya, boleh aku minta nomormu? Supaya kalau kau masih bingung dengan sekolah ini kau bisa chat aku," ucap Sinbi.

l Love My Bully Victim [SowJin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang