💓2💓

3K 288 1
                                    

Sudah seminggu Sowon bersekolah disini, tapi makin banyak juga yang membullynya. Bahkan tidak cuma Jin, tapi yang lainnya juga. Mulai dari mencoret-coret bangkunya, menyiram dengan air comberan, merobek bukunya. Oh ayolah! Bahkan baru seminggu Sowon sekolah disini tapi banyak sekali masalah yang dia dapat. Tapi dia juga beruntung ada Sinbi dan Umji yang selalu membantunya, walau tidak setiap saat.

Bel istirahat pun berbunyi. Tapi Sowon memilih tidak ikut ke kantin karena pasti dia akan bertemu dengan Jin.

"Kau yakin nggak ikut won?" tanya Sinbi.

"Nggak, habis ini aku juga mau ke perpustakaan," jawab Sowon.

"Emm. Hati-hati ya. Jangan lupa bawa handphonemu, dan hubungi kalo terjadi sesuatu," ucap Umji yang dibalas anggukan mantap oleh Sowon.

"Oke."

Setelah kelas benar-benar sepi, Sowon baru menuju perpustakaan tapi dengan keadaan was-was. Tapi ya akhirnya dia tetap sampai ke perpustakaan dengan selamat.

Sowon mencari-cari buku tentang kedokteran. Walaupun baru menginjak kelas 10, Sowon sudah memiliki tekad yang kuat karena ingin membahagiakan kedua orang tuanya kelak. Dia ingin sekali jadi dokter, karena menurutnya menolong orang itu menyenangkan.

"Ah itu bukunya." Saat hendak mengambil buku itu ternyata ada tangan lain yang ingin mengambilnya. Sowon tidak pernah tau siapa dia. Tapi karena takut dia dibully juga jadi dia mengalah.

"Emm. Maaf kak ... kakak bisa ambil bukunya. Aku akan cari yang lain," ucap Sowon sedikit gugup, atau lebih tepatnya takut.

"Ah nggak apa-apa kok dek ambil aja. Kamu anak kelas 10?" tanyanya.

"Iya kak. Beneran nih gapapa?" tanya Sowon kembali.

"Iya beneran." Orang itu tersenyum ke arah Sowon. Sangat terlihat tulus di mata Sowon dan juga ...

tampan.

Syukurlah, dia kelihatannya orang baik?  batin Sowon.

"Terima kasih Kak ...." Ucapan Sowon menggantung karena tidak tahu siapa nama kakak kelasnya ini.

"Eunwoo. Dari 11-A. Nama lo siapa?"

"Sowon Kak."

"Lo anak beasiswa?" tanyanya terlihat menyelidik.

Perasaan Sowon udah tidak enak. Kalau ada yang nanya kayak gini, mungkin Sowon akan dibully?

"I- iya Kak."

Eunwoo mengerutkan keningnya melihat ekspresi Sowon yang terlihat takut. "Hei, nggak perlu takut begitu? Gue nggak suka bully orang kok. Menurut gue justru bagus anak beasiswa, apa salahnya dapet beasiswa? Justru bagus banget kan?"

Melihat Sowon yang diam saja, Eunwoo menghela napas. "Apa yang kamu takutin dari Bullying? Kamu pasti bisa lawan mereka! Apalagi Seokjin itu!"

"Kak Seokjin anak pemilik sekolah ini kan. Kalau aku melawan terus beasiswa ku dicabut gimana?"

"Yang punya sekolah kan bapaknya bukan dianya. Jawab aja gitu. Lagian Pak Kyuhyun itu baik banget ke murid-muridnya. Tapi kalau kasus pembullyan jarang tau mungkin dia, karena anaknya pinter banget kalo nutupin. Lain kali kalo dibully lagi dilawan, Dek. Jangan diterima gitu aja," ucap Eunwoo panjang lebar.

"Emm ... mana handphone lo? Coba liat," lanjut Eunwoo

Sowon awalnya ragu buat ngasih handphone-nya ke kakak kelas yang baru aja dia kenal. Tapi dia yakin kalau Kak Eunwoo itu baik banget jadi dikasih aja.

l Love My Bully Victim [SowJin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang