Penyesalan

17 4 0
                                    

   Kejadian itu selalu membuatku merasa bersalah pada dirinya. Aku selalu saja egois karena keegoisanku ini aku lebih mementingkan diriku sendiri dan tidak memikirkan orang lain. Begitu jahat perangaiku ini.

   Secara tidak langsung aku sudah membuat dia kecewa. Aku selalu menanyakan apa benar dia suamiku tidak peduli dengan apa yang dia rasakan. Aku sering membuat dia kesal akan tingkaku ini.

   Dia selalu saja menolongku walaupun aku selalu berbuat jahat padanya. Dia memang benar-benar suami yang penyanyang, sungguh beruntung istrinya, walaupun begitu aku masih belum percaya kalau dia suamiku.

   Jodoh itu adalah cerminan diri, mana mungkin aku yang buruk ini bisa berpasangan dengan dia seperti suami yang sempurna. Aku merasa dia terlalu baik untukku walaupun aku mulai menyukainnya.

   Dia selalu mengatakan bahwa aku adalah istrinya, tapi aku yakin dia salah. Mungkin karena ruangan ini gelap dia melihat wajahku dengan samar-samar kebetulan istrinya juga terperangkap disini, hal itulah menyebabkan dia menganggap aku istrinya.

   Aku ingin dia sadar dan pulih kembali. Aku ikhlas jika dia bersama istrinya. Aku turut berbahagia jika dia kembali bersatu dengan tulang rusuknya.

   Jika aku bisa membantu mencari istrinya maka akan kucari istrinya sampai dapat. Lalu akan kuberikan kebahagiaanku kepada mereka.

   Aku bahagia karena dia ada disini dan membuatku tidak kesepihan. Aku juga sangat bersalah atas keadaan yang menimpahnya. Aku ingin sekali mengobatinya tapi disini aku tidak tau apa yang harus kulakukan.

   Ku telusuri ruangan ini untuk mencari apapun yang ada ditempat ini, agar aku bisa membantu dan mengobati lukanya. Aku terus mencari-cari peralatan, tapi aku terpeleset dan membuat kakiku sakit, tapi aku tetap tidak putus asa akan masalah ini.

Bersambung ke Tanggung Jawab I

Karena Cinta Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang