Terjebak

10 2 0
                                    

Masih dalam ruangan yang tidak aku kenali sama sekali. Sepi, gelap dan horor itulah yang dapat aku sampaikan mengenai ruangan itu.

Rasa jenuh yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Rasa takut yang tidak dapat aku pungkiri. Tapi aku yakin akan kujalani semua ini.

Semoga hanya keikhlasan yang ada dalam hati ini. Aku tak dapat bercakap-cakap dengan siapapun. Yang aku rasa hanya kehampaan.

Andai saja aku bisa menemukan istriku dalam ruangan ini. Aku tidak akan mempermasalahkan situasi ini. Setelah aku menemukannya akan kubawah dia kekehidupan nyata.

Tiba-tiba aku mendengar suara perempuan yang bertakbir Allahu Akbar. Hati ini langsung bergetar mendengar suara perempuan itu. Aku merasa dia sangat dekat dengaku dan aku juga mengenali suaranya.

Siapakah dia, bagaimana aku bisa menemukannya. Pokoknya akan kucari dia sampai dapat. Agar aku bisa tahu siapakah wanita itu sebenarnya.

Seluruh jalan aku telusuri sampai pegal kaki ini menelusurinya. Keringat yang bercucuran terus membasahi tubuh sampai tidak tahan lagi tubuh ini karena keringat yang hekat ini.

Suatu ketika aku duduk dan beristirahat. Lalu aku melihat sosok perempuan yang sedang berdzikir dan berdoa. Aku tidak terlalu jelas melihatnya, tapi yang ku tahu dia sedang kesusahan.

Aku melihat wanita itu sunggu sabar walaupun tidak ada lampu, tidak ada teman, gelap gulita sendirian dalam ruangan itu tapi masih saja beliau sabar. Beliau terus berdoa dan berzikir serta memohon mapun pada Tuhan Yang Maha Esah. Tak banyak orang yang seperti dia dicoba sesulit mungkin tapi dia tidak menyalahkan Allah.

Tak lama kemudian dia berbalik badan. Tidak disangkah wanita itu adalah istriku, wanita yang aku selama ini aku rindukan, wanita yang sangat kucintai.

Tanpa berfikir panjang aku langsung memeluk eratnya.  Tapi dia berusaha melepaskan pelukan dariku dan bertanya "wahai pemudah siapa kamu, berani-beraninya kau memelukku. Aku selama ini mempertahankan kesucianku, jadi jangan pernah kau memeluku lagi" (ucap istriku dalam keadaan marah). Aku pun menjawab "istriku aku adalah suamimu bagaimana mungkin kau melupakanku".

Masih saja belau terdiam dan tidak mempercayai perkataanku. Setelah berdialog beliau memberiku syarat jika aku berhasil membawahnya keluar dari ruangan ini maka dia akan percaya.

Bersambung ke Terbangun

Karena Cinta Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang