Setitik Cahaya

52 8 1
                                    

Saat aku membuka mata ada setitik cahaya yang menyilaukan mata, seketika muncul harapan untuk bertahan hidup. Cahaya itu sangat jauh untuk ku gapai. Namun perlahan-perlahan cahaya itu mulai mendekat.

Semakin lama cahaya itu mulai membesar dan mulai menghampiriku. Saat aku terus berdzikir dan berdoa, seisi ruangan mulai terlihat walaupun samar-samar.

Sudah didepan mata, ternyata cahaya yang kulihat adalah sebuah senter yang dibawah oleh seorang pemudah tampan. Aku merasa heran dan bertanya-tanya siapakah dia ?

Misteri yang belum terpecahkan membuatku semakin penasaran tentang siapa dan untuk apa pemudah itu datang ?. Dia bagaikan cahaya dalam hidupku yang telah nenyingkirkan kegelapan dan menggantinya dengan cahaya.

Ya Allah apakah dia seseorang yang kau utus untuk menolongku. Beragam pertanyaan muncul dalam benakku. Tapi aku takut dengan pemuda itu. Pemuda yang tidak aku kenal sama sekali mengapa dia menghampiriku.

Tubuhku masih kaku dan sulit untuk kugerakan jadi aku hanya bisa duduk dan terdiam melihat pemuda itu. Mata yang sudah kering dari air mata entah bagaimana air mata itu bisa kembali membasahi pipi. Jantung yang tidak pernah berdegup dengan kencang sekarang berdegup dengan kencangnya.

Harapan untuk hidup, kembali membuatku semangat. Kedatangan pemuda itu mampu menghidupkan ragaku yang hampir mati ini.

Lila, Lila apakah kau tidak apa-apa? "Ujar pemuda itu sambil menghampiriku". Ya Allah mengapa dia mengetahui namaku gumamku didalam hati. Ya aku tidak apa-apa, siapa kamu mengapa kau tau namaku? "Ucapku sambil ketakutan". Lila aku adalah suamimu yang dikirim Allah untuk mengeluarkanmu dari sini "ucap pemuda itu sambil memegang tanganku.

Bersambung ke terkejut

Karena Cinta Dari AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang