Motor ninja berwarna hitam itu akhirnya terparkir di Mahardika High School setelah membelah jalanan kota Bandung di pagi hari. Sang pemilik melepaskan helm fullface yang ia gunakan dan turun dari motor di ikuti gadis berkerudung putih di belakangnya. Gadis itu tak lain istrinya tepat malam tadi.
Mata Litta tak berlalak tak berkedip, mulutnya menganga takjub saat melihat gedung megah yang disebut sekolah itu. Tempat Litta mencari ilmu untuk 2 tahun kedepan. Tanpa semangat gadis itu tiba-tiba merindukan sahabatnya yang bernama El dan Putri. Kakinya melemas ia memeluk kedua lututnya di ikuti isakan yang keras.
Hiks..hiks..hiks
"Dasar cengeng"
"Ayo bangun"
"Lo gak ngerasain apa yang gue rasain. Bagaimana rasanya jauh dari orang tua, dan sahabat. Dan sekarang gue harus berbaur lagi dengan mereka, asal lo tahu gue seorang introvert pemalu, pendiam, pemikir, senang menyendiri tidak mudah bersosialisasi." Jelasnya panjang lebar.
"Ya maaf, ayo masuk bentar lagi upacara" Ucap Vanno menarik tangan Litta.
"Lepasin"
"Ayo masuk"
"Masuk atau gue cium"
"Lo siapa, gatur hidup gue? Kenal juga nggk"
"Gue suami lo nyonya Mahardika. Masa udah suami istri belum kenal juga"
"Masa"
Tanpa babibu lagi Vanno mengendong gadis itu seperti karung beras. Gadis itu terus meronta-ronta di dada bidangnya, menarik-narik rambutnya namun sang empu tak berkutik sedikitpun kakinya terus menulusuri koridor yang mulai ramai. Sekarang dirinya menjadi pusat perhatian, para siswi pada berceloteh layaknya burung yang kelaparan.
" Dua minggu gak liat Vanno kok dia makin ganteeeeng"
"Vanno yaampuuuuun"
"Pacar gueeee"
"Vanno aku padamuuu"
"Siapa tuh cewek? Beruntung banget bisa di gendong Vanno"
Litta menutup kedua telinganya yang terasa sakit mendengar sorak-sorai para siswi yang ia sebut alay itu.
"Turunin gue! Turunin!"teriak Litta, terus memukul punggung dan kepala Vanno.Namun nihil, cowok itu tak bergeming. Bahkan meringis pun tidak ketika helaian rambutnya berakhir tragis di tangan Litta.
"Gak usah teriak telingga gue sakit sama teriakan lo Xavie (Sapi)"
"Bilang apa lo barusan? Nama gue Violitta Xaviera Luzardi" Ucapnya mendekat.
"Iya Xavie, Xaviera maksudnya"
"Dasar Rio buriq"
"Apa Rio?" ucap Vanno mendekatkan kedua telingganya tepat di wajah Litta.
"Rio buriq, anggap saja itu panggilan khusus buat lo dari gue" Jawab Litta menjauh.
"Ok Deal lo panggil gue Rio buriq, gue panggil lo Xavie cebol" Vanno mengulurkan tangannya di ikuti senyuman smirknnya.
"Cebol? Lo kira gue jalang" Teriak Litta kesal sambil melonggos pergi melanjutkan langkahnya.
"Xavie cebol tunggu" Teriak Vanno mengejar Litta.
☘☘☘
XI Ips 1 Mahardika High School, pagi ini kedatangan murid baru seorang gadis cantik.
"Selamat pagi anak-anak" ucap seorang guru bernama Evi itu ketika memasuki kelas XI ips 1 tersebut.
"Pagi buu" Jawab kelas XI ips 1 serempak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Wedding
Teen Fiction⚠ Ini cerita pertamaku maaf kalau masih berantakan, miskin kosa kata, EYD ataupun yang lainnya. ⚠ Typo bertebaran ☘☘☘ Sebuah pertemuan tidak ada yang salah, begitupun pertemuan mereka. Mereka di persatukan dalam ikatan sakra...