18. Itu bukan gue!

2.5K 102 1
                                        

Maaf baru update lagi hehehehe😊😊
Apa kabar kalian? Semoga baik-baik ya. Jomblo mana suaranya? Hiya hiya hadir🙌 aku sendiri. Emang ada yang baca ya? Ada yang baca syukur Alhamdulillah, nggk juga gak apa-apa belum rezeki. Semuanya butuh proses guys semangat💪❤

Jangan lupa tekan ikon 🌟 and coment 💭 karena itu bagian semangatku 😅 Eh btw aku gak punya teman literasi. Punya sih, tapi satu, dua orang-an. Ada yang mau jadi teman literasiku? Ah banyak bacod aku.

🍀🍀🍀

Dear lelaki jagalah wanitamu sebagaimana ayahnya menjaga dia sedari kecil. Jangan kau rusak dia. Tapi bimbing lah dia menjadi lebih baik.

-Violitta XL


H a p p y R e a d i n g ! !

Kejadian tadi pagi membuat Vanno murka. Lelaki mana yang rela gadisnya jalan dengan lelaki lain walaupun hanya sebatas teman. Lelaki itu menarik kasar tangan gadisnya dengan menahan amarah yang sudah akan meluap. Dan pemilik tangan itu berusaha keras untuk melepaskan tarikan itu. Namun, usahanya sia-sia tenaganya tak sebanding dengan lelaki yang menariknya.

"Awhh lepasin saa..kit!" rintih Litta terus berontak melepaskan diri.

Vanno menghentikan langkahnya, lalu menghadap ke belakang. "Tidak bisa, lo harus di hukum cebol sayang." ucapnya tersenyum sinis.

Litta menghela nafas kasar. " Huh!" decaknya memonyongkan bibirnya.

"Ngapain di monyongin? Minta di cium?"

Litta mendelikkan mata menatap Vanno yang otaknya selalu mesum." Dasar kurap firaun, otak lo itu omes mulu. Coba sekali mah cuci pake rinso anti noda, biar otak lo bersih dari noda."

"Sa ae kutil badak. Ntar gue cuci sekalian pake downy biar haruum."

"Serah lo deh."

Hening sejenak.

Vanno dan Litta kini sedang di parkiran sekolah yang sudah sepi. Keheningan menyelimuti keduanya yang sempat cekcok beberapa menit yang lalu.

Sang lelaki dengan segala urakannya itu mulai menaiki motor hitam kesayangannya. Di belakangnya terdapat seorang peempuan dengan wajah datar yang sedang mengerucutkan bibirnya.

"Cepet naik! lo gak mau pulang? Nyasar lagi baru tahu rasa lo." titahnya memperhatikan sang gadis di balik kaca spion

"Hiya hiya." jawab sang perempuan menaiki motor yang ketinggian itu.

"makanya punya badan tuh jangan pendek!" hinanya.

"Bukan gue yang pendek tapi lo yang motor lo yang ketinggian, pake nyalahin gue lagi." bela Litta menaiki motor gede itu.

Vanno menghidupkan mulai menghidupkan motornya. Litta ragu untuk memeluk atau hanya sekedar memegang bahu lelaki di hadapannya.

***

Vanno berjalan mendekati Litta mempersempit jarak di antara mereka. Bahkan deruan nafas keduanya dapat terdengar sangat jelas.

"Ya Allah, dada Litta sesak." Litta membantin. Sungguh, ini pertama kali Litta berhadapan dengan lelaki sedekat ini kakak dan ayahnya. Aroma parfum yang Vanno pakai sungguh menyegarkan memasuki indra penciuman Litta.

"Dengar baik-baik! Lo gak boleh dekat dengan cowok selain gue dan ayah lo. Apalagi sama si Ketos itu. Gue bikin lo perut lo bengkak 9 bulan." ancam Vanno meletakan kedua tangannya di bahu Litta.

Crazy Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang