Karena lebih baik sebuah penerimaan daripada sebuah pemaksaan yang belum tahu bagaimana nantinya.
- Violitta XL
☘☘☘
2 Minggu Kemudian...
Hari ini adalah hari yang tak pernah Litta bayangkan sebelumnya. Beberapa menit dan detik lagi ia akan menyandang Ms.Mahardika dan menjadi bagian keluarga itu. Kalau saja takdir bisa di ubah, Litta tidak ingin bertemu apalagi di jodohkan dengan Vanno. Lelaki yang tidak ia cintai bahkan kenalpun tidak. Litta hanya bisa pasrah dan menerimanya dengan senyuman, pernikahan yang seharusnya menjadi hari bahagianya namun apalah daya di saat realita tak seindah ekspetasi.
"Apa bener,jalan hidup gue gini banget yak? Padahal gue pengennya di lamar sama pangeran yang gue sayang kaya di drakor yang sering gue tonton romantis banget.Bukannya tiba-tiba di nikahin kaya gini, kaya yang di gerebegin warga.Kagak romantis" Lirih Litta sedih dalam hati.
Tok...tok...tok
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Litta, pintu itu perlahan terbuka menampilkan sosok perempuan paruh baya yang sudah berkepala dua. Namun, kecantikannya tak pernah memudar. Sosok itu tak lain seorang Lusiana Luzardi ibunda dari Litta. Lusi menghampiri Litta yang duduk di pinggir tempat tidur.
"Cantik sekali kamu sayang, bagaimana kamu sudah siap?"Ucap Lusi menghampiri putri semata wayangnya itu.
"Bun, apa jalan hidup Litta harus kaya gini?" Lirih Litta sedih.
"Putri bunda gak boleh nangis, nanti cantiknya ilang. Maafin bunda sayang, bunda gak bisa bantu kamu kali ini. Ini amanah dan kamu tahu kan?kalau amanah itu harus di laksanakan. Apalagi ini amanah kakek kamu,bunda gak bisa ngapa-ngapain. Kamu harus ikhlas, bunda yakin suatu saat kamu akan bahagia ya meskipun pernikahan ini atas dasar keterpaksaan bukan atas dasar cinta" Jawab Lusi tak kalah sedih mengkhawatirkan putrinya itu.
"InsyaAllah bun, Litta ikhlas jika ini yang terbaik buat keluarga kita. Dan semoga kakek tenang di alam sana karena cucunya ini sudah melaksanakan amanahnya" Litta tak mampu menahan air matanya. Litta sudah menahan air matanya agar tidak jatuh dari kedua pelupuk matanya yang indah itu. Namun apa boleh buat? Air matanya sudah benar-benar jatuh.
"Bunda minta maaf sayang. Kalau kamu ikhlas jangan nangis donk. Bunda jadi merasa bersalah, tapi ini juga demi kebaikan kamu Ta, Bunda gak mau putri bunda satu-satunya terjeremus kedalam pergaulan bebas, ya meskipun kamu gak seperti itu. Bunda juga yakin Vanno laki-laki yang baik." Ucap Lusi meneteskan air matanya.
"Ini bukan salah bunda" Ucap Litta berusaha menghapus air mata.
"Ya udah , ayo kita kebawah semua orang pasti sudah menunggu" Ucap Lusi meninggalkan kamar di ikuti Litta di belakang.
☘☘☘
"Devanno Mario Mahardika bin Bagaskara Mahardika saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putriku yang bernama Violitta Xaviera Luzardi binti Rio Luzardi dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 11,5 gram tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Violitta Xaviera Luzardi binti Rio Luzardi dengan mas kawin tersebut tunai" Jawab Vanno tidak ada pengulangan dengan suaranya yang tegas dan lantang.
"SAH"ucap pak penghulu.
"SAH" Serempak semua orang termasuk keluarga Luzardi dan Mahardika.
"Al-Fatihah" Ucap pak penghulu kembali.
Semua orang membaca surat Al-Fatihah dan Do'a. Setelah selesai menunggu mempelai wanita turun.
Litta turun di dampingi sang Bunda. Litta berjalan sangat anggun sambil menunduk.Tiba di bawah Litta mendongkakkan kepalanya dan memberikan senyuman yang indah kepada semua orang seolah-olah terlihat bahagia.
Akhirnya resepsi sudah selesai di laksanakan dengan lancar.Jam sudah menunjukan pukul 23:00 malam,besok sekolah Vanno dan Litta bersiap-siap untuk pulang. Termasuk keluarga Luzardi yang berpamitan kepada besan mereka.
"Vivi Bunda sama Ayah pamit sayang. Jaga diri kamu baik-baik, harus mandiri gak boleh manja, dan sering main kerumah" Ucap Lusi memeluk putrikamu. Sambil mengelus kepala Litta.
"Putri kecil Ayah udah besar sekarang, jadi istri yang baik ya Vi. Gak boleh cengeng inget kata Bunda" Susul Rio memeluk Litta juga.
"Bun, Yah. Vivi mau ikut kalian pulang ke Sukabumi.bVivi gak mau tinggal di sini sendiri, makan sendiri, nyuci sendiri, tidur sendiri. Vivi gak punya teman, Vivi kangen El sama Putri. Vivi tetap putri kecil ayah sampai kapanpun hiks..hiks..hiks" Ucap Litta menangis tersedu-sedu.
"Gak boleh sayang. Sekarang kamu udah jadi seorang istri,kamu harus nurut sama suami kamu, Bunda sama Ayah pulang ke Dubai jenguk Abang kamu sekaligus liat Oma Opa kamu di sana" Jelas Lusi.
"Ya udah, Vivi pamit Bun Yah. Vivi gak bisa jauh dari Bunda" Ucap Litta memeluk Lusi.
"Biasain bangun pagi" Ucap Rio mencium dahi Litta.
"Salam buat Abang sama Oma Opa di sana Yah"
"Iya Sayang" Ucap mereka serempak.
"Ayah nitip Vivi sama kamu Vanno. Jagain putri kecil ayah bimbing dia"Ucap Rio sedih.
"Iya Yah. Vanno pasti jagain Litta" Jawab Vanno tersenyum tipis.
"Ya udah jeng kami pamit. Titip Litta ya"Ucap Lusi melangkahkan kaki di susul Rio.
"Iya hati-hati" Jawab Shinta dan Bagas berbarengan.
Litta terus menangis meratapi punggung kedua orang tuanya yang mulai menghilang dari pandangannya.Shinta dan Bagas pun tak tega melihat menantunya itu menangis.
"Ayo Ta pulang" Ajak Keduanya.
"Iya Mom,Dad"
Mereka pun pergi menuju rumah. Namun, Litta masih terus menangis.
"Cengeng banget sih lo gitu aja nangis"
"Bodo amat"
"Dasar anak mami"
"Gue fikir lo lahir dari lubang Babi, jadi lo anak Babi"
Vanno melihat istrinya itu menangis bukannya dibujuk malah di ledekin.
🍃🍃🍃🍃
Absurd,gak nyambung?Maaf netijen yang superr benerrr tsaayy😂😂!! Saya bukan penulis HANDAL👌 mohon di MAKLUMI.
Jangan lupa VOTE and COMENT Guys💕
Makasih Assalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Wedding
Roman pour Adolescents⚠ Ini cerita pertamaku maaf kalau masih berantakan, miskin kosa kata, EYD ataupun yang lainnya. ⚠ Typo bertebaran ☘☘☘ Sebuah pertemuan tidak ada yang salah, begitupun pertemuan mereka. Mereka di persatukan dalam ikatan sakra...