1. Liburan

4.7K 177 10
                                    

"Dear kamu
Suatu saat nanti, kamu akan menyesal dan mencariku. Namun pada saat itu kebahagiaanku sudah bukan kamu lagi"

☘☘☘

Kring....kring....kring....

Semua murid bersorak ria ketika bel pulang berbunyi. Termasuk Litta, gadis itu mulai membereskan buku-bukunya yang bergeletakan di atas meja lalu dimasukannya kedalam tas, setelah itu ia dan juga yang lainnya berdo'a terlebih dahulu dengan di pimpin sang ketua kelas.

"Ta, kan sekolah libur karena mau tahun baru dan mau masuk semester dua, rencana lo mau liburan kemana?" Tanya Putri, teman sebangku Litta sekaligus sahabatnya sejak ia masuk SMA ini usai berdoa.

"Gue gak tahu Put,emangnya kenapa?" Tanya Litta balik.
"Gak papa Ta,cuman nanya doang. Ya udah gue pulang duluan kakak gue udah jemput, lo mau bareng gak?" Jawab Putri sambil menawarkan.

"Gak usah Put, gue sama El aja. Lo duluan aja hati-hati ya Putri Aulia Tasya jangan kangen sama sahabat lo yang cantik ini. "

"Najong lo Ta, ya udah lo juga hati-hati beb bye." Ucap Putri pergi meninggalkan Litta yang masih duduk di bangkunya.

***

Litta beranjak dari tempat duduk meninggalkan kelas Xl IPS. 1 yang telah sepi karena hanya ada dirinya sendiri di kelas itu. Litta keluar dari kelas melewati koridor sekolah menuju parkiran karena pasti ada seseorang yang sudah menunggunya siapa lagi kalau bukan Elfatih Rizki Adromeda. Cowok yang di sapa El itu adalah sahabat Litta sejak duduk di bangku SMP, ia juga cowok yang bersabar atas sikap Litta yang pemarah dan egois, sampai akhirnya El membawa Litta keluar dari keterpurukan karena cinta pertamanya .Sejak saat itu keduanya dekat sampai orang-orang mengira bahwa mereka pacaran.

"Lo lama banget, Ta, gue udah nunggu dari 5 menit yang lalu." ujar El kesal.

"Maafin gue El sayang jangan ngambek ya"

"Iya Litta Sayang, gue gak ngambek kok''

"Berasa pacaran ya kita El"

"Lo mau kita pacaran Ta? Ayo gue sih mau-mau aja"

"Itu sih mau lo El, gak deh gue gak mau nambah dosa cuman gara-gara pacaran"

"Iya ngerti Ta, ya udah ayo naik" Ajaknya El. Litta pun menaiki motor ninja hitam itu sambil menunggu sang pemilik memakai helm Full-Face nya itu.
Motor itu mulai meninggalkan parkiran sekolah membelah jalanan Kota Sukabumi yang kadang macet seperti kota-kota besar di Indonesia.

☘☘☘

Motor besar milik El berhenti di sebuah rumah yang sangat sederhana. Rumah itu tak lain adalah rumah sahabat tercintanya itu. Litta segera turun dari motor ketika El menghentikan motornya.

"Makasih. Mampir dulu gak El, sekalian gue buatin minuman?" Tawar Litta menatap El.

"Sama-sama Ta,bgak deh kayanya udah di tunggu Mama nih"Jawab El tak enak hati menolak tawaran sahabatnya itu sambil melihat jam tangan miliknya.

"Ya, udah hati-hati di jalan jangan ngebut bawa motornya. Pesan Litta yang melangkahkan kaki memasuki rumah.

☘☘☘

"Assalamualaikum Bundaaaaa"

"Bundaaaaaaaaa"

"Bundaaa" Teriak Litta untuk ketiga kalinya.

"Apaa sih Litta, teriak-teriak di kira ini hutan. Bunda juga denger gak budeg nak"Jawab Bunda yang keluar dari arah dapur.

"Hehee...iya Bun,maafin Litta"Sambil mencium tangan Bunda.

"Ya udah,cepet ganti baju dan jangan lupa shalat dzuhur habis itu makan,Bunda udah masakin makanan kesukaan kamu"

"Iya Bun,Litta ganti baju dulu sekaligus shalat"

☘☘☘

Litta menuju kamarnya yang di dominasi warna biru. Dengan banyak foto-foto Boyband Korea BTS biasnya (idolanya) itu, ia juga mengoleksi beberapa album BTS, tas, gelang, sweethert dan yang berbau BTS. Selain itu, ia juga mempunya beberapa koleksi novel remaja.

Setelah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah yaitu sholat. Ia melangkahkan kakinya menuju dapur untuk makan siang. Litta dan Bundanya sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton Tv.

"Ta, kamu siap-siap gih beresin baju dan yang lainnya" Perintah Bunda.

"Emangnya kita mau kemana bun?" Tanya Litta Penasaran.

"Ke Bandung, ngejengukin teman kakek kamu yang sakit sayang"

"Teman kakek? Siapa Bun?"

"Iya Teman kakek kamu, namanya Kakek David Mahardika kalau gak salah"

"Berapa hari di sana Bun?"

"2 Minggu,sekalian liburan!"

"Ya udah, Litta siap-siap dulu Bun"

☘☘☘

Dari Sukabumi-Bandung memerlukan beberapa jam perjalanan. Litta yang bosan dengan keheningan dimobil hanya bisa menikmati pemandangan sekilas yang ia lihat lewat jendela. Novel yang tebal di genggamannya pun belum sepenuhnya terbaca, ia baru membelinya beberapa minggu lalu. Demi membayar rasa penasarannya pada isi novel, Litta melanjutkannya hingga beberapa bab. Sampai di bab akhir novel, tapi perjalanan sepertinya masih lama.

"Bun, masih lama yak tempatnya?" tanya Litta mencondongkan dadanya pada kursi depan.

"Lumayan Vi, kalau ngantuk Vivi boleh tidur." Sahut Lusi memerintah putri bungsunya itu.

Litta kembali duduk seperti semula di kursi belakang. Ia pun mengambil bantal lehernya dan kemudian terlelap ditemani alunan lagu milik sang idola BTS.

Sang ayah menoleh kebelakang. "Putri semata wayang kita udah besar Bun, apa dia sanggup menjalaninnya?"

Lusi menghela nafas dan menoleh pada sang suami.

"Semoga aja Yah, putri kitakan mandiri meski manjanya itu belum hilang."

"Semoga ini jalan yang tepat, dan ayah tenang dialam sana. Karena cucunya sebentar lagi akan menuruti permintaan terakhirnya."

"Aamiin Ayah, semoga kita gak salah pilih jalan. Ini juga demi kebaikan keluarga kita dan keluarga kakek David."

Percakapan tuan dan nyonya Luzardi terhenti. Hanya keheningan yang menyelimuti perjalanan mereka ketempat tujuan

Jika harus kembali kemasa lalu. Orang tua Litta mengharapkan perjodohan ini tidak terjadi, dan tidak perlu menggorbankan putri semata wayangnya. Tapi sisi lain wasiat itu telah terjadi dalam bentuk amanah yang harus dilakukan agar seorang yang berwasiat itu tenang dialamnya. Karena anaknya telah melaksanakan amanah itu dengan baik meski harus dilaksanakan atas keterpaksaan bukan kemauannya. Yasudahlah mungkin takdir sudah berkata lain untuk kelanjutan hidup sang cucu.


Absurd, maaf ya masih berantakan.
Terima kasih yang udah mampir dan baca ini cerita yang acak-acakan😁❤

Crazy Wedding Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang