Setidaknya masih ada satu hari terakhir untuk menikmati desa sebelum kembali dengan hiruk-piruk kota. Kami berlima berkumpul di tepi danau, hanya sekedar bersenda gurau dan membahas tentang apa saja yang diperlukan didesa ini dalam hal pendidikan.
"Videonya sudah jadi Ran?" tanya Bang Sam.
"80% bang" Jawab Randy sambil menatap laptopnya.
"Bagus kalau gitu. Ini bisa jadi pengalaman berharga buat kita pribadi. Dan gimana tanggapan kalian tentang hal ini?"
"Kalau aku sendiri si bang yang harus pertama di lakukan adalah membangun semangat dari anak-anak ini untuk semangat mencari ilmu." saut Acha
"Benar kata Acha. Karna untuk memulai perubahan subyek dan obyek utamanya itu manusia. Sumber daya itu jadi nomor satu sebelum memikirkan penunjang yang lain untuk sebuah kemajuan. Infrastruktur secanggih dan selengkap apapun kalau mental manusianya tidak dominan malah mengarah kepada aspek yang bersifat progresif ya kita tidak bakal berhasil memajukan. Intinya, infrastruktur itu nomor kesekian tapi aku enggak bilang kalau bisa dikesampingkan, aku cuman beranggapan kalau kita sudah semangat dalam segala hal aku sangat yakin aspek lainnya akan mengikuti." sambung Abel
"Lalu solusi untuk masyarakat menghadapi ketidakadilan didesa ini bagaimana?" lanjut bang Sam.
Sejenak tak ada jawaban, akupun ikut terdiam dengan pertanyaan yang baru saja di lontarkan pada Sam.
"Aku sempat mencuri dengar dari pak Yanto bahwa pemerintah yang ada di kota telah menyelidiki tentang kasus desa ini. Bahwa benar ada penyalahgunaan kekuasaan, dan rumor yang sedaang beredar akhir-akhir ini juga membuktikan bahwa benar adanya penggelapan uang yang awalnya untuk kepentingan pembangunan di desa lalu di larikan ke hal-hal yang tidak semestinya."
"Kita bisa sekalian angkat cerita ini dan memberitahu pak Ronald" Ucap Sam
"Jangan dulu deh. Kita masih belum punya cukup bukti untuk mengangkat cerita seperti itu. Lagian bukan urusan kita, ada yang berwenang dan orang-orang tertentu yang mampu mengangkat cerita semacam itu." Bantah Acha.
"Yes akhirnya selesai." seru Randy yang telah selesai mengedit video wawancara kemarin.
"Mana.. mana.. aku ingin liat" kata Abel
Dan akhirnya kami berlima menonton video berdurasi 10 menit yang baru saja selesai di edit oleh Randy. Walau banyak kekurangan karna memang kami dibekali dengan alat-alat seadanya, tapi intinya kami mampu mengangkat apa yang selama ini menjadi keresahan warga desa Barat tentang tidak terjamaknya pendidikan di desa ini.
***
Pagi ini kami bersiap-siap untuk meninggalkan desa. Tiga hari yang sangat mengesankan dan pengalaman berharga bisa berjumpa dengan warga desa. Setelah mengemas barang-barang kami berpamitan dan keluar dari rumah pak Yanto.
"Pak Yanto terimakasih banyak sudah bersedia menampung kami selama tiga hari ini" kata Sam pada pak Yanto.
"Tidak maslah, bapak yang harusnya berterimakasih pada kalian. Jika ada waktu main-mainlah lagi kesini jangan kapok ya."
"Baik pak, kami pamit dulu."
Sesaat baru saja ingin bergegas dan masuk kedalam mobil seorang anak kecil yang begitu familiar datang menghampiri kami.
"Bang Randy, tunggu." teriak seorang anak.
"Saya sudah punya cita-cita. Saya mau jadi orang kaya, biar bapak enggak usah capek-capek cari uang dan membajak sawah tiap hari."
Randy mengerutkan dahi, rupanya anak laki-laki berbadan gemuk yang kemarin kami jumpai saat mereka bermain bola. Aku dan kawan-kawan lainnyapun tertawa mendengar ucapan anak gemuk itu.
"Bagus. Minimal kamu bisa menjadi orang yang beramanfaat untuk sekeliling kamu ya, tetap semangat dan jangan lupa untuk mencapai itu semua kamu harus rajin belajar biar suatu saat apa yang kamu inginkan bisa tercapai. oke?"
"Siap bang." jawab anak itu sambil menaruh tangannya di pelipisnya
"Ohiya, nama kamu siapa."
"Nama aku Banu."
"Ini ada kenang-kenangan dari kakak ini buku buat kamu belajar ya." kata Randy sambil menyodorkan buku yang berjudul Mimpi Sang Anak Desa.
"wah terimakasih bang terimakasih."
Randy mengangguk lalu tersenyum seraya mengacak acak rambut anak laki-laki itu. Kamipun undur diri setelah berpamitan dengan beberapa warga desa yang sempat datang kekediaman pak Yanto untuk sekedar mengucapkan selamat jalan. Ada haru di dalam hati, beberapa pertemuan singkat pasti punya alasan dan tujuannya. Lihat bagaimana seseorang mampu mendapatkan kebahagiaannya sesederhana itu. Cukup berbuat baik dan bermanfaat untuk sekitar maka kebahagian bisa mengikuti dari belakang

KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Hilang
Short StoryKau masih lagu-lagu yang sering aku nyanyikan. Kau bukan hanya orang yang ingin aku bagi ketika aku mendapat kebahagiaan. Kau adalah momen-momen bahagiaan yang pernah aku bayangkan. Kau masih doa-doa yang sering aku panjatkan. Mata yang ingin aku t...