a. first

9.6K 1.2K 359
                                    



|||

Segala ketidak pantasanku tidak bisa disandingkan dengan kesempurnaanmu, Taehyung.

From: Lee Hera


Lee Hera pergi hari itu, tepat setelah menghiasi hari lahir Taehyung yang ke dua puluh lima. Sekotak hadiah yang Taehyung harapkan akan menumbuhkan sakura di musim dingin ternyata hanya menjadi harapan, nyatanya di sana hanya tersemat sebuah bunga mawar biru dan sebuah surat yang sama sekali tak pernah terpikirkan oleh Taehyung.

Pria itu menggila, jantungnya berdenyut sangat lambat merasakan sakit yang teramat sangat. Berlarian ia mencari Hera di setiap sudut kota, namun tak ada gadisnya di sana. Ia hanya menemukan sunyinyang terus berdenging mengisi otak dan hatinya, padahal yang ia ingin dengan adalah suara tawa gadisnya.

Hera pergi tepat setelah ia menyebarkan undangan pernikahannya bersama Taehyung.

Tidak, Hera tidak akan meninggalkanku seperti ini!

Taehyung meremas surainya dan menekuk lututnya ke tanah yang cukup lembab karena udara malam di musim gugur yang cukup menusuk. Ia mencoba menghubungi siapa saja yang dekat dengan Hera, namun tak ada hasilnya juga.

Ia tak menghabiskan waktu dengan Hera dalam hitungan bulan lagi, tetapi bertahun-tahun dan dia bukan orang yang membuat keputusan secepat itu untuk hal-hal penting. Taehyung pikir ia mengenal gadisnya lebih dari siapapun, Taehyung pikir dia tahu segala yang Hera inginkan.

Ketika Hera mengatakan sebuah ketidak pantasan, memang apa yang membuat Taehyung pantas bersama Hera? Bahkan gadis itu terlampau manis, Hera terlampau baik untuk Taehyung yang cenderung egois.

Hera memang hanya seorang gadis yang besar di panti asuhan, tinggal bersama bibi angkatnya yang berbaik hati mau merawatnya sejak usia 15 tahun. Namun, sungguh Taehyung tidak pernah mempermasalahkan status sosial sedikitpun. Walau awalnya keluarga Taehyung tidak menyetujui, namun nyatanya Hera mampu mengambil alih hati orang tua Taehyung dengan segala kebaikan dan sopan santun yang gadis itu miliki.

Taehyung yakin, Hera bukan tipikal gadis yang melakukan suatu hal bodoh tanpa sebab dan akibat. Ia sangat mempercayai gadisnya, dibandingkan dengan siapapun.

Namun usaha Taehyung berhari-hari tak membuahkan hasil. Hera benar-benar menghilang, jangankan batang hidungnya tampak, bahkan udara pun tak menandakan presensi gadis itu.

Bukan Taehyung yang menyerah, namun keluarganya yang mengetahui kejadian inilah yang menyerah pada Hera. Kekecewaan terlihat jelas di sana, raut wajah dan sorot mata orang tua Taehyung walaupun selalu mereka coba sembunyikan, kedua orang tuanya tau bahwa Taehyung dan Hera bukanlah sepasang kekasih yang akan berpisah karena sebuah kecemburuan dangkal.

Mereka berdua sama dewasanya, sama mengertinya, kesempurnaan selalu menyertai keduanya. Namun, Hera yang mereka semua kenal kini tidak ada lagi. Gadis itu pergi tanpa alasan yang jelas tanpa meninggalkan sepatah katapun secara terang-terangan.

Satu tahun berlalu, usia Taehyung tentulah sudah tidak muda. Ibunya menyarankan agar Taehyung segera menikah bukan tanpa alasan. Itu semua karena kedua orang tua Taehyung tahu bahwa diam-diam putranya masih selalu mencari presensi Hera, presensi gadis yang telah membuat malu keluarga Kim karena lari dari pernikahan yang telah dirancang.

Entah karena permintaan ibunya yang terus-menerus dilontarkan atau memang keinginan pria itu sendiri, tiba-tiba saja Taehyung bersedia untuk dikenalkan dengan gadis pilihan ibunya.

"Kau tahu, Tae? Pernikahan bukan hal konyol yang bisa kau permainkan," ujar ibu Taehyung mencoba mengingatkan putranya, bahwa sekali ia masuk dalam kubangan air maka berenanglah, bukan hanya diam menunggu air pasang dan menenggelamkan dirinya.

"Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu."

Taehyung tahu, tanpa ibunya katakan pun pria itu mengerti. Taehyung bukan seorang remaja, ia mengerti tentang pernikahan. Ia tahu bagaimana dirinya harus memperlakukan wanita dengan baik, apalagi ketika itu adalah istrinya sendiri. Taehyung mengerti, ia hanya akan menjalani ini semua layaknya seorang pekerja profesional. Karena pria itu telah memantapkan-ia tak akan menaruh hatinya pada siapapun selain Hera.

Malam itu pun tiba, bertemu dengan gadis yang dipilih ibunya. Taehyung cukup penasaran sebelumnya, karena ibunya yang selalu berkata bahwa gadis bernama Park Aeri ini tidak akan mengecewakan Taehyung dan keluarganya.

Jika dilihat, Aeri memang cantik tentu saja. Taehyung pria normal, menilai kecantikan wanita adalah suatu hal yang wajar baginya.

Berhadapan di salah satu meja berhiaskan beberapa bunga segar dan lilin aroma mungkin terkesan romantis, apalagi dengan Aeri yang menggunakan gaun maroon dan Taehyung dengan jas hitamnya.

Serasi!

Satu kata yang akan tatap mata orang sekelilingnya katakan dengan sengaja atau tidak ketika melihat keduanya. Namun, bukan itu yang mereka rasakan. Tidak ada keserasian, bahkan ketertarikan diantara keduanya.

"Aku yakin kau telah tahu segala tentangku Nona Park. Maaf karena aku menerima perjodohan ini, kau mungkin akan menjadi wanita paling sial karena menikah denganku. Kau bisa membatalkannya jika kau mau."

Pria itu terlanjur putus asa, semua yang dikatakan Taehyung memang benar. Mungkin Park Aeri akan menjadi wanita tersial karena Taehyung sendiri yang mengatakan bahwa ia takkan menaruh hati pada Aeri.

Gadis itu tahu, ibu Taehyung terlalu dekat dengan Aeri sehingga gadis itu sering mendengar cerita tentang putranya. Mendengar kalimat yang diucapkan pria di hadapannya tadi, Aeri hanya tersenyum. Ia tidak berharap banyak dari Taehyung.

Lagian, cinta seperti apa yang bisa diharapkan dari seseorang yang memilih memusnahkan hatinya untuk merasa?

"Taehyung, kita sama-sama menerima perjodohan ini-dalam keadaan terpaksa ataupun tidak. Bukankah seharusnya kita sudah sama-sama tau apa yang akan kita terima?"

Aeri benar, di mana ada persetujuan di antara keduanya. Pasti akan selalu ada alasan baik, seperti Taehyung yang mulai lelah dengan permintaan ibunya. Tetapi, apa yang membuat Aeri menerima perjodohan ini? Bukankah sudah jelas ia akan dirugikan dalam hal ini? Ia takkan memiliki pernikahan indah dengan kisah cinta klasik seperti pasangan di luar sana, mengemban segala beban bersama dengan alasan cinta pula, mereka tak memiliki fondasi cinta sama sekali.

Namun mereka akan memiliki fondasi lain dalam pernikahannya.

📖📖📖

TO BE CONTINUE

EPOCH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang