Taehyung pulang lebih cepat hari ini, menemukan rumah yang kosong pada tepat pukul dua siang. Pria itu tau, ini adalah hari di mana Gyura mengikuti latihan teater yang rutin dilakukan dua kali dalam satu minggu. Awalnya Taehyung ragu untuk mengizinkan Gyura mengikuti latihan tersebut karena usianya yang masih terlalu kecil. Tetapi lagi, keinginan gadisnya adalah suatu hal yang harus Taehyung penuhi.
Pria itu kini menyandarkan dirinya pada sofa ruang keluarga. Memejamkan matanya untuk sekadar menghirup udara tanpa dibebani deadline pekerjaan yang telah ia selesaikan lebih cepat dari biasanya.
Suara derit pintu terbuka, membuat Taehyung membuka matanya dan mendengar ocehan Gyura dengan nadanya yang terlihat begitu bersemangat ketika menceritakan segala sesuatunya pada sang ibu.
"Tuan Putri!"
"Ayah!!!"
Taehyung menghamburkan pelukannya pada putri kecilnya yang terlihat begitu menggemaskan, selalu. Membuat Taehyung menggertakan giginya menahan diri untuk tidak menggigit buntalan kecil itu.
Aeri hanya duduk dan menatap mereka. Wanita itu selalu mampu melemparkan senyum dan tatapan teduhnya ketika ia melihat Gyura dan Taehyung dalam kondisi seperti saat ini.
"Ayah tidak lupa untuk minggu depan , 'kan?" tanya gadis kecil itu sembari memamerkan rentetan gigi kecilnya.
Namun Taehyung hanya mengerutkan keningnya, mencoba mengingat apa yang ia janjikan pada putri manisnya. Tetapi sulit, pikiran Taehyung terlalu penuh sepertinya.
Gyura mulai menyurutkan senyumnya, ketika jawaban tak kunjung ia terima dari sang ayah, "Ayah lupa?"
Aeri yang melihat raut murung Gyura begitu tanggap untuk memberi respons pada putri kecilnya, "Tentu saja Ayah datang, Gyu. Bukankah kemarin kau bilang bahwa kau tak sabar untuk datang ke pertunjukan Gyura, Tae?"
Aeri sedikit memelototi Taehyung, memberi tanda bahwa ia hanya harus mengiyakan apa yang barusan Aeri katakan. Taehyung hanya menganga, dan sekali lagi mendapati dirinya yang merutuki dirinya sendiri, ia begitu ceroboh karena melupakan ucapannya yang akan menghadiri pentas teater pertama Gyura apapun kondisinya.
"Ah, teater. Benar, Ayah bahkan sudah tak sabar melihat Tuan Putri ayah memakai baju Putri Salju yang kau ceritakan, Sayang. Pasti sangat cantik."
Senyum Gyura kembali terulas dengan rentetan gigi susunya, matanya berbinar ketika mendapat jawaban yang cukup memuaskan dari kedua orang tuanya. "Benarkah?"
Lantas disahut dengan anggukan cepat oleh Taehyung dan kecupan pada puncak kepala gadis kecilnya.
***"Terima kasih," ucap Taehyung yang baru saja menghampiri Aeri di tengaah kesibukannya dengan beberapa buku bacaan.
Wanita itu menutup buku yang tengah serius ia baca karena menemukan presensi Taehyung, "Untuk?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH
Fanfic[ᶜᵒᵐᵖˡᵉᵗᵉᵈ] [ᴮᵀˢ ᶠᵃⁿᶠᶦᵏˢᶦ] Ada beberapa potongan waktu yang seolah-olah ditakdirkan untuk beberapa hal, seperti seperempat waktu untuk bahagia, seperempat lainnya untuk menangis, kebohongan, kejujuran. Taehyung pikir semua akan baik-baik saja ketika...