🐥Fase.25🐥

117 2 0
                                    


     Alana menatap lurus Vano yang sedang duduk di tepi danau, sesekali ia melihat laki laki itu melempar batu ke dalam danau. Alana merasa sangat menyesal karna menginginkan Rara pergi dari Vano.

     Tanpa Alana sadari air matanya turun begitu saja. Gadis itu segera menghapus air matanya lantas menaruh payung dan makanan di atas tas Vano yang ada di kursi taman.

     "Alana", Panggil Vano saat ia melihat Alana hendak berbalik badan.

     Gadis itu memaksakan senyumnya, lalu berjalan mendekat ke arah Vano. Wajah laki laki itu terlihat tidak bersemangat. Terlebih rambutnya yang terlihat acak acakan.

     "Gue bawain payung sama makanan. Bentar lagi hujan, dan pasti lo belum makan" ucap Alana,

     Vano tersenyum, di tariknya tangan Alana hingga membuatnya duduk bersebelahan.

     "Kenapa gue ngga bisa jatuh cinta sama orang sebaik lo? Tapi gue yakin, gue mulai bisa mencintai lo" jelas Vano,

     Alana menghela nafasnya lantas tersenyum singkat, "itu semua ngga perlu lagi, karna gue sadar. Banyak hal yang ngga harus gue miliki"

     "Termasuk gue?" Tanya Vano,

     Alana tersenyum singkat, lalu pergi meninggalkan Vano begitu saja. Ia tidak mau berlama lama dengan Vano. Yang ada itu akan membuat rasa sakitnya semakin menjadi.

     Baru Alana akan membuka pintu mobilnya, kedua matanya melihat seorang perempuan yang tengah berjalan ke arah Vano. Alana menyipitkan matanya untuk memfokuskan pandangannya. Gadis itu terdiam saat tau perempuan itu adalah perempuan yang ada di dalam foto di ponsel Vano. Ya siapa lagi jika bukan Renata.

     Tak ingin berlama lama Alana langsung masuk kedalam mobilnya, melajukan mobilnya di atas kecepatan rata rata. Ia berniat untuk menemui Natha.

***

     Alunan musik akustik yang Irza bawakan membuat Natha terlarut dalam Novel yang sedang ia baca. Sesekali ia meminum secangkir teh yang entah sejak kapan ada di hadapannya.

     Irza menghentikan alunan musiknya, senyumnya mengembang saat melihat senyum di bibir Natha pudar begitu saja.

     Irza mendekat ke arah Natha, "Lo suka baca novel sambil dengerin musik?" Tanya Irza,

     Natha mengangguk cepat, matanya kembali fokus kepada kalimat kalimat yang ada di dalam Novel yang sedang ia baca.

     "Hay ... sayang" ucap seorang perempuan yang baru masuk ke dalam Cafe, perempuan itu memeluk Irza dari belakang. Pemandangan itu sontak membuat Natha menutup buku yang sedang dibacanya.

     Irza mengerutkan dahinya, "mau kemana?" Tanya Irza,

     "Mau menghapus nama seseorang yang udah gue tulis kemarin"

     "Sayang ..." perempuan itu terus menggenggam tangan Irza, tapi yang membuat Natha merasa aneh adalah kenapa Irza tidak melepas pegangan tangan perempuan itu.

     "mau kemana? Udah duduk aja, gue mau kenalin lo sama pacar gue"

     Natha menghentikan langkahnya, ia menghela nafasnya lantas mulai memaksakan tersenyum agar tidak terlihat bodoh di depan Irza.

     Natha kembali duduk, senyum palsunya mulai tercipta. "Jadi ini pacar lo?" Tanya Natha,

     Gadis itu mengulurkan tangannya, "Gue Natha, temen sekelas Irza"

     Irza tersenyum senang mendengar Natha memperkenalkan dirinya dengan baik. Dahinya berkerut saat sang kekasih tak kunjung menerima uluran tangan Natha.

     "Sayang" Ucap Irza,

     Perempuan yang notabene adalah pacar Irza langsung membalas uluran tangan Natha yang sebelumnya tak ia pedulikan.

     Mendadak tangan Natha di tarik oleh Davy yang entah sejak kapan ada di sana. Hal itu sontak membuat Natha tersentak. Tak hanya Natha, Irza pun merasa terkejut.

     "Heh, siapa lo?" Tanya Irza,

     Bughh ...
     Davy mengarahkan bogem mentahnya langsung ke arah pipi Irza tanpa aba aba, spontan membuat Natha membulatkan ke dua matanya.

     "Lo ngapain sih vy? Gue ngga suka lo pukul orang tanpa alasan jelas"

     Natha menarik tasnya lantas pergi begitu saja meninggalkan Davy. Tanpa mereka sadari Alana tengah mengamati dari dalam mobilnya, beruntungnya cafe itu tidak sepenuhnya menggunakan dinding, melainkan kaca. Jadi Alana bisa melihat kejadian di dalam secara langsung.

     "Rara, Renata, dan Bella. Kenapa sama tida orang itu?" Gumam Alana,

_____________________
To be continued

METAMORFOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang