🐥Fase.11🐥

113 5 9
                                    


     Alana berdiri dibalik jendela kamarnya, menatap lurus tepat ke arah Vano yang sedang berdiri. Banyak pertanyaan terlintas di benaknya. Sudah dua kali Vano datang tanpa memberi tahunya terlebih dahulu.

     Alana menutup tirai jendelanya, ia memilih untuk duduk sambil menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

     Ddrrrttt..!
     Bunyi ponsel yang bergetar berhasil membuat Alana terkejut, dengan malas Alana mengambil ponsel di atas meja belajarnya. Vano, yap nama itu yang tertera di layar ponsel Alana.

     "Satu menit duapuluh empat detik lo baru angkat telfon dari gue?" Seru Vano dengan suara datarnya.

     "Maaf, baru bangun" sahut Alana dengan suara yang sama sekali tidak menunjukan tanda tanda semangat dalam hidupnya.

     "Turun ke bawah, atau gue yang naik"

     Alana menghela nafas panjang, "oke, gue turun"

     Dengan langkah terpaksa Alana menuruni setiap tangga di rumahnya. Beberapa orang di rumah mulai menaikan alisnya.

     "Mau kemana pagi pagi dah rapi? Tangan kamukan masih belum sembuh" Tanya sang ibunda,

     "Mau kerumah Natha bun"

     "Bukannya Natha lagi ke Bandung?"

     Alana tersenyum kecut, sang ibunda ternyata tau Natha sedang berlibur ke Bandung, dan sekarang ia tidak bisa berpikir.

     "Udah si bun, kalo Alana di larang kemana mana terus nanti dia jadi suka boong" ucap Ando secara tiba tiba, hingga membuat Alana dan sang ibunda menatap ke arahnya.

     Alana tersenyum senang, "oke bun, jadi Alana boleh keluar kan?"

     "Ya sudah sana, hati hati, jangan pulang larut malam"

     "Iya bunda"

     Alana segera melangkah keluar rumahnya, ia tidak mau mendapat ceramah aneh dari Vano,

     "Katanya baru bangun" Ucap Vano saat melihat Alana sudah berdiri di hadapannya.

     "Iya emang gue baru bangun"

     "Tapi muka lo ngga keliatan baru bangun tidur"

     Alana tersenyum geli, " heh, yang bilang gue bangun tidur siapa? Orang gue bangun dari tempat duduk"

     Vano menghela nafas, berat. Kali ini ia pastikan akan membalas Alana, sudah beberapa kali ia dikerjai Alana dengan kalimat kalimatnya.

    Vano melempar kunci mobilnya pada Alana, Alana yang terkejut spontan berhasil menangkap kunci mobil Vano.

     "Lo yang nyetir"

     "Gue belum..."

     Terlambat, Vano sudah masuk ke dalam mobil begitu saja. Alana menghela nafas, berat. Begitu mudahnya Vano membiarkan Alana menyetir tanpa tau jika tangan Alana sakit.

     "Cepetan, nanti telat"

     "Iyaaa..." Triak Alana dengan kesal, beberapa kali ia menggerutu tidak jela.

     "Kenapa dia jadi nyebelin" Ucap Alana sebelum akhirnya masuk ke dalam Mobil Vano.

     Alana mulai menjalankan mobil Vano, dengan menahan rasa sakit yang menjalar di tangannya.

***

     Ketika sampai di taman bunga, Alana langsung memegangi tangannya yang makin terasa sakit, sementara Vano sudah turun duluan.

     "Ngapain masih di dalem?" Tanya Vano sambil menarik Alana keluar dari mobil,

     Vano segera melepas pegangan tangannya pada tangan Alana ketika mendengar suara rintihan dari Alana.

     "Tangan lo kenapa?" Tanya Vano, dengan gerakan cepat Vano segera membawa Alana untuk duduk di salah satu kursi taman.

     "Ngga, papa" Jawab Alana berbohong,

     "Gue ngga percaya" Ucap Vano sebelum akhirnya melihat perban yang menggulung di tangan Alana tertembus bercak darah. Ia merutuki dirinya sendiri yang tidak melihat perban di tangan Alana dari beberapa menit lalu.

     Vano segera kembali ke mobilnya untuk mengambil kotak P3K yang selalu ia bawa.

     "Ganti perbannya dulu, sorry gue ngga tau. Lagian kenapa lo ngga bilang dari awal sih kalo tangan lo sakit?"

     Alana menghela nafasnya, ia benar benar ingin membenturkan kepalanya sendiri saat ini. Kenapa ia selalu salah dimata Vano, padahal sebelum berangkat Alana ingin mengatakan jika tangannya sakit, tapi Vano sudah terlebih dahulu masuk kedalam mobil.

     Alana terus menatap Vano yang sedang mengganti perban di tangan Alana. Rasanya Vano terlihat manis jika diam seperti ini, tapi ia juga tidak bisa membohongi dirinya jika Vano juga bisa terlihat sangat menyebalkan.

___________________
To be continued

METAMORFOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang