"Should I tell her how I really feel?
Or should I move in close, or just be still?
'Cause if I take a chance and I touch your hand, will everything change?
How do I know if she feels the same?"☆☆☆
"Yah Hana! Bisa pelan sedikit, tidak?!"
"Tidak, aku harus bertemu dosen pembimbingku sekarang juga, Subin bodoh."
Subin menghela napasnya pasrah, Hana kesiangan, tapi dia yang mengalami kesulitan karenanya.
Hari ini adalah hari Senin, dan mereka memang memiliki jadwal untuk mendiskusikan beberapa hal tidak penting dengan dosen pembimbing mereka. Tapi entah mengapa bisa-bisanya sahabatnya itu tidak juga bangun bahkan disaat Subin mengetuk pintu kamarnya dengan tidak berkepri-pintuan.
Subin sempat mengira Hana mati.
"Pelankan langkahmu atau aku akan melempar sepatuku ini!"
"Kau itu harus banyak berjalan agar bertambah tinggi!" Ledek Hana sambil terus berjalan jauh didepan Subin yang sedang kesusahan menyamakan langkah dengannya.
"Sialan kau, Lee Hana." Makinya.
Hana terkekeh, apa hal paling menyenangkan kedua setelah fangirling? Ya mengerjai sahabat tercintanya itu.
Ketika sudah berada didepan ruangan, Subin menatap layar besar berisi nama-nama mahasiswa yang terpasang disamping pintu ruang dosen pembimbingnya, "Aku sempat berpikir untuk mengganti jurusanku ini.." Gumam Subin yang masih dapat didengar oleh Hana.
"Kenapa? Bukannya kau masih lulus di mata pelajaran moralitas yang sangat kau benci itu?"
"Ya memang sih aku masih lulus, tapi si profesor jelek itu memberikan aku nilai C!" Bisiknya ke telinga Hana seraya memberi gestur huruf c menggunakan tangan kanannya.
Hana memutar bola matanya malas, "Moralitas itu pelajaran paling mudah diantara mata kuliah lainnya, dan kau malah mendapatkan C."
"Ya ya ya ya, memang kesialan sedang menimpa diriku yang malang ini." Rutuk Subin kemudian menggelengkan kepalanya, "Jangan tersenyum dulu, didalam sanaㅡ" Ia menunjuk pintu ruangan dosen pembimbingnya, "ㅡDidalam sana kau juga akan diceramahi."
"Aku sudah tau apa yang akan dia bicarakan."
Setelah Hana mengatakan hal itu, seorang mahasiswa keluar dari ruangan dan namanya yang berada di layar monitor berubah warna menjadi biruㅡtanda bahwa saat ini adalah bagiannya untuk memasuki ruang tersebut.
Tidak ada yang menakutkan dari pertemuan pertama dengan dosen pembimbing yang diadakan disetiap awal semester ini sebenarnya, hanya saja, si dosen sering kali membahas luka masa laluㅡseperti nilai-nilai yang menurun di semester-semester sebelumnya dan bertanya tentang kesibukan lain selain kuliah. Dan rasanya seperti akan di eksekusi mati.
Hana mengetuk pintu sesaat sebelum ia masuk kedalam ruang dosen pembimbingnya itu, dan ketika masuk, ia sudah dapat melihat seorang wanita berusia paruh baya sedang duduk dengan tenang dengan memegang sebuah berkas yang Hana yakini sebagai kepunyaannya.
"Lee Hana, silahkan duduk." Katanya dengan tegas. Sesuai perintah, Hana duduk dihadapan wanita bernama Jang Boraem sambil tersenyum sopan. Mau bagaimanapun, profesor ini sudah berusaha untuk selalu mensupport mahasiswanya dalam hal akademis.
Bahkan mungkin sepertinya seringkali Boraem ingin menangis saja saat melihat kartu hasil studi mereka.
"Kau sudah memasuki semester 4 ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Time // Jung Jaehyun
Teen Fiction"So whenever you ask me again about how I feel, please remember my answer is you." ㅡJung Jaehyun. OT21. ©Polkapeach, 2019. #1 in SMTOWN [May 29th, 2019] #201 in NCT [March 17th, 2019] #6 in kpopfanfic [March 27th, 2019] #40 in korean [March 27th, 2...