“Kamu jahat sama aku… jahattt” aku terduduk di lantai. Kenapa rasanya sangat menyakitkan. Apa benar seperti yang di bilang Jenan kalo aku sudah jatuh cinta kepada Gero.
“Acel….”
“Lepas, aku mau pulang” aku berdiri dan kembali menghempaskan tangannya.
“Kalo kamu mau melepaskan aku, terserah… aku gak akan mohon – mohon kamu kembali mengejar aku, tapi satu hal yang perlu kamu tau… ternyata sakit dicampakkan… dan aku jadi membenci apa yang namanya cinta” aku menghapus air mataku. Persetan dengan semuanya.
“Acel maksud kamu apa…”
“Lepas aku bilang!!! Jangan sentuh aku, jangan temui aku!!!” amarahku sudah tak tertahankan.
“Aku antar pulang”
“Gak usah!!”
“Acel”
“Arggggg aku benci kamu panggil Acel Acel…” aku menutup telingaku.
“Miracle…stop.. stop nyakitin hati aku lihat kamu seperti ini”
“Arghhhhhh”
“MIRACLE!!!” aku tetap berteriak, aku gak mau mendengar dia mengatakan hal - hal yang semakin menyakitiku.
“Argggg…mmmmppppttthhh” aku melihat dia mencium bibirku.
“Lemmpppptthhh passs” aku mendorongnya dan memegang bibirku yang terluka.
“Kamu buang aku dan sekarang kamu cium aku.. mau kamu apa?”
“Menghentikan kamu berteriak… nanti dikira orang aku perkosa kamu, mau di tangkap polisi?” dia tertawa disaat seperti ini.
“Sepertinya suasana sedang tidak kondusif, percuma kita ngobrol, karena hanya akan ada emosi dan aku gak mau kamu terluka” katanya lagi.
“Kamu udah buat aku terluka… percuma” kataku dalam hati.
“AKu antar pulang ya”
Aku hanya diam… aku gak tau harus bicara apa lagi, ciumannya membuat darahku berdesir dan sentuhan bibirnya di bibirku membuat aku hilang kesadaran. Maksudnya hilang akal. Ya tuhannnn aku sudah masuk perangkapnya dan sekarang dia mau pergi dari hidup aku… aku harus bagaimana.
“Acel ayo..” dia tarik tanganku untuk mengikutinya
“Lepas!!! Aku bisa jalan sendiri, gak butuh orang yang sukanya nyakitin aku” aku berjalan menuju luar tanpa peduli dengan dirinya.
Di perjalanan menuju rumahpun kami hanya diam seribu bahasa. Ingin rasanya menangis lagi, tapi aku tidak mau terlihat lemah dimatanya.
“Acel…”
“Nama aku Miracle, aku benci kamu panggil itu”
“Oke oke Miracle… maafin kata – kata aku tadi”
“Terlambat” balasku.
“Aku emosi”
“Aku gak peduli”
“Aku cemburu lihat kamu terlihat nyaman bersama om Nathan dan risih ketika bersama aku”
“Sok tau”
“Aku cinta sama kamu….” katanya lagi
“Aku benci kamu, kamu jahat” kamu sakiti aku… kamu buang aku.
“Maaf”
Setiba dirumah aku langsung masuk tanpa memperdulikan dia.
“kamu udah pulang?” aku melihat Mami kuatir melihat keadaanku yang kacau dan mata bengkak
KAMU SEDANG MEMBACA
10. Impian Miracle
RomanceSetiap wanita menginginkan menikah dengan belahan hati. Begitu juga denganku. Impianku menikah dengan pria yang aku cintai sampai detik ini tak jua kesampaian. Didesak untuk menikah secepatnya membuatku menarik pria yang bertemu disebuah lift untuk...