“Gero aku takut….” Takut akan reaksi Om Nathan dan menyakiti hati dia. Itu yang paling tidak ingin aku lakukan, menyakiti salah satu pihak dengan keputusanku memilih Gero.
“Kamu tenang ya… Om Nathan bukan tipe pendendam, dan akan merestui cinta kita” Gero memegang tanganku dan menguatkanku ketika kami sedang menunggu Om Nathan di restoran.
“Kok lama ya Om Nathannya, coba hubungi deh bilang kalo kita sudah disini”
“Iya aku coba hubungi”
“Halo Om dimana, kami sudah sampai”
“…..”
“Oke aku tunggu”
“Dimana dia?’ tanyaku
“Masih dijalan macet katanya”
“Oooo”
“minum dulu deh kamu pucat” katanya dan dia mengambilkan gelas capucino yang telah dia pesan tadi untukku.
“Pelan – pelan” katanya lagi
Aku meminum capucino itu dengan cepat, hati dan perasaan gelisah menunggu Om Nathan, panas dari Capucino tidak terasa di lidahku.
“Haus ya Acel.. sampai berlepotan gini minumnya” Gero memegang bibirku dan melapnya dengan lembut dan itu cukup membuat aku tersipu malu.
“Jangan di gigit bibirnya… bikin pengen gigit juga” kata dia lagi sambil melihat kearah bibirku.
“Gero… ini di tempat umum jangan macam – macam” aku tertawa melihat muka mupengnya.
“Nah gitu dong… senyum lebih baik daripada manyun”
“Aku takut aja”
“Gpp, percaya sama aku ya”
Aku mengangguk dan memegang mukanya…
“Muachhhh” dengan cepat dia mencium tanganku
“Aku gak sabar nunggu minggu depan”
“Hahhaha ngapain emangnya minggu depan?”
“ya lamar kamulah… jadiin kamu istri Gero Nimo Cassanova” aku mendengar dia sengaja menekankan dua kata dinamanya.
“Gero….”
“Apa Acel sayang…”
“Nama kamu…”
“Kenapa nama aku”
“Gpp…” nama kamu mengingatkan aku dengan nama orang yang aku benci… dan aku harap tidak pernah bertemu lagi dengan dia.
“Ooooo Sexy ya nama aku? asal kamu tau yang panggil nama Gero cuma keluarga dekat dan kamu saja loh…”
“Terus kalo selain aku dan keluarga manggil apaan? Jangan bilang Momo atau Gege atau Roro atau Nini”
“Nimo….. mereka memanggilku Nimo”
Aku terdiam…. Gak mungkin Gero itu Nimo yang dulu… sungguh aku lupa bagaimana wajahnya, 7 tahun yang lalu luka yang dia torehkan dimasa aku SMA membuatku melupakannya, melupakan wajahnya, hanya nama saja yang akan selalu aku kenang.
“Gero baik gak jahat seperti Nimo… Gero menghargai aku dan mencintai aku, sedangkan Nimo… dia tega.. tega…” gak = gak… kenapa aku mengingat hal itu lagi…Gero tidak boleh tau masalah Nimo… Gero tidak boleh tau masalah aku sudah kehilangan hal yang paling berharga bagi wanita.
****
“Itu om Nathan” kata Gero ketika kami akhirnya melihat Om Nathan masuk ke restoran.
“Hai Om…” sapaku mencoba untuk setenang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
10. Impian Miracle
RomanceSetiap wanita menginginkan menikah dengan belahan hati. Begitu juga denganku. Impianku menikah dengan pria yang aku cintai sampai detik ini tak jua kesampaian. Didesak untuk menikah secepatnya membuatku menarik pria yang bertemu disebuah lift untuk...