Miracle 14 - Surat Perpisahan 2

91.4K 4.5K 78
                                    

“Aunty kenapa menangis…. Mayla jadi ikutan sedih ini” aku menghapus airmata di pipi putriku.

“Bunda Mayla… Bunda.... panggil Bunda”

“Gak Mama Mayla namanya Danisha” tolak anakku

“Aku Bunda kamu… bukan dia”

“Mbak… Mbak kenapa sih.. kasihan Mayla… dia gak tau apa – apa” Jenan melepaskan peganganku yang erat ditubuh Mayla

“Maafin Bunda… Maafin” aku mendekati Mayla yang ketakutan

“Mayla benci Aunty” teriaknya dan berlari keluar dari kamar.

“Mbak… udah… dia masih kecil dan belum mengerti”

“Mbak yang salah Jenan… mbak menyerahkan dia kepada mbak Danisha” kataku semakin histeris

“Ya Allah mbak… jadi Mayla anak mbak hasil perkosaan itu? Makanya mbak bersikeras ke Australia dulu?”

Aku mengangguk…

“Terus kok bisa Mayla akhirnya jadi anak Mbak Danisha dan bagaimana dengan anak aslinya” tanya Jenan

“waktu itu… waktu itu mbak sedang hamil 2 bulan ketika mbak meminta Mami dan Papi memindahkan sekolah mbak ke Australia”

“Terus”

“Waktu di Australia… mbak berjuang sendirian, sampai waktu kehamilan 9 bulan, mbak Danisha tiba – tiba datang bersama bang Cakka buat liburan dan kamu tau dia juga lagi hamil besar dan berniat lahiran disana sekalian jengukin mbak yang jarang menghubungi kalian”

“Terus”

“Terus ketika mbak lahiran, Mbak Danisha juga lahiran, tetapi karena ada kelainan di bayinya, bayi Mbak Danisha meninggal dan itu membuat dia stress, makanya dengan sangat berat mbak memberikan Mayla”

“Jadi Mbak Danisha tau kalo mbak hamil”

“iya tau ketika dia datang ke apartemen mbak dan menemukan baju bayi disana”

“Ya Allah… jadi Mayla anak mbak dan Mas Gero”

“Iya… mbak harus bagaimana Jenan… kami punya anak”

“Gak bisa.. walau kalian punya anak.. tapi dia tidak taukan? Lebih baik dia tidak tau sama sekali”

“Bagaimana keadaan dia Jenan, apa parah” entah kenapa aku malah kuatir dengan bajingan itu

“Aku jamin dia tidak akan bisa bangkit dari ranjang 2 bulan, kakinya patah”

“Jenan…”

“APa mbak… yang sabar ya, kami selalu ada disini buat mbak”

“Jenan…”

“Mbak sangat mencintai dia… walau dia jahat…”

“Mbak mau memaafkan dia?”

“Gak”

“Ya sudah lupakan dia, masalah Mayla pelan – pelan kita beritahu Mami dan Papi”

“Mbak gak tau harus bagaimana lagi Jenan…”

“Sudah.. Jenan yang akan urus kalian… sekarang mbak tidur saja”

“Iya”

****

Ternyata Gero tipe pria yang pantang menyerah, 2 hari setelah di hajar habis – habisan oleh Jenan, dia kembali datang walau dengan susah payah karena kakinya yang patah. Aku mendengar dia memohon sama papi. Aku hanya bisa meneteskan air mata. Hati ini sakit tapi mendengar pembicaraan mereka…

10. Impian MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang