Tanpa terasa pernikahanku dengan Gero sudah menginjak usia 2 bulan, hubungan kami semakin harmonis, walau kadang ada juga diselingi dengan pertengkaran, karena wajar setiap rumah tangga pasti ada saja konflik dan kami berdua bisa menyelesaikan dengan kepala dingin.
Siang itu rencananya aku hendak kerumah Bunda yang menginginkan aku datang kerumahnya kerena ayah baru pulang dari Belanda dan membawakan aku sebuah oleh – oleh, tapi karena kondisi tubuh yang tidak enak, sejak 2 hari yang lalu aku mengalami flu. Kepala terasa berat dan hidung tak berhenti meler, aku membatalkan rencana itu.
“Halo Bun…” aku menghubungi mertuaku itu agar dirinya tidak menungguku datang.
“Miracle, kamu kenapa kok seperti nangis gitu, Gero jahatin kamu lagi ya” aku tertawa mendengar kekuatiran Bunda.
“Hahahhaah gak kok Bunda, aku hanya flu dan meriang… Mas Gero baik banget Bun, mana tega dia jahatin aku” aku membela suamiku, ya benar sih dia mana tega menjahatiku, yang ada selama ini aku yang jahatin dia.
“Oooo, kamu jadi kesini, Bunda udah nyiapin ayam bakar kesukaan kamu loh”
“Aduh Bunda pake repot – repot segala, rencana aku nelepon Bunda untuk memberitahu aku gak jadi kesana, tapi karena Bunda udah masak, ya sudahlah.. aku naik taxi saja kesana”
“Loh suami kamu mana, masa tega biarin istrinya pergi naik taxi”
“Mas Gero sibuk Bunda… tapi gpp kok… aku juga biasa pergi sendiri”
“Gak bisa… kamu itu sakit… gini saja, Bunda saja yang kesana”
“Aduh Bunda jadi repot gini jadinya”
“Gpp sekalian Bunda mau lihat apa benar Gero tidak jahatin kamu… anak itu kadang cuek banget dengan sekelilingnya”
“Hahahhaha, ya sudah aku tunggu ya Bun”
Selesai menelepon Bunda, aku bersiap membersihkan rumah karena pembantu hari ini meminta cuti karena anaknya sakit. Aku juga menyiapkan makan malam untuk Mas Gero, sakit kepala tidak membuatku bermalas – malasan, aku tidak mau Bunda nanti menganggap aku istri yang tidak becus mengurus rumah tangga.
Selesai membersihkan kamar, tak lupa aku juga mengepel lantai, ketika akan membungkuk, aku merasakan pandangan berkunang – kunang, dengan cepat aku duduk agar tidak pingsan.
Setelah merasakan agak mendingan, aku mulai memasak dan menyiapkan makan di meja makan. 1 jam waktu yang diperlukan untuk membersihkan rumah.
“Ah lelahnyaaaa fiuhhhh” aku membuang nafas dan sangat bahagia melihat rumah kembali bersih.
“Waktunya mandi… Mas Gero paling tidak suka kalo aku kelihatan kucel, jadi lebih baik aku mandi dan menunggu suami dan mertuaku datang” aku mengambil handuk dan menuju kamar mandi.
Aku hidupkan keran di bathtub dan mulai berendam. Mataku sangat mengantuk dan sejenak aku rapatkan untuk menghilangkan lelah yang aku rasakan.
****
Aku terbangun ketika mendengar suara Bunda yang memarahi Mas Gero. Ada apasih dengan penasaran aku membuka mata dan melihat wajah kuatir Bunda, Mami dan Mas Gero.
“Iya Bunda.. aku yang salah, sudah dong ngomelnya”
“Mas….” Kataku memanggil suamiku
“Sayang… kamu udah sadar”
“Aku dimana.. bukannya tadi aku dirumah”
“Kamu ini buat Mas kuatir saja sih bisanya, kalo sakit kenapa masih berendam sih, untung Bunda datang dan panik ketika sudah 30 menit menunggu diluar kamu tidak membuka pintu”
KAMU SEDANG MEMBACA
10. Impian Miracle
RomanceSetiap wanita menginginkan menikah dengan belahan hati. Begitu juga denganku. Impianku menikah dengan pria yang aku cintai sampai detik ini tak jua kesampaian. Didesak untuk menikah secepatnya membuatku menarik pria yang bertemu disebuah lift untuk...