Waktu ternyata cepat berlalu dan esok hari adalah acara dimana orang tua Gero akan datang dan akan melamarku. Saking gugupnya seharian ini aku tidak sempat makan dan hanya berpikir apa acara besok akan lancar atau gagal, atau bagaimana kalo mereka membatalkan.
“Argggggg stressssss” teriakku dikamar
“Aunty kenapa sih teriak – teriak, Mayla jadi bangun nih”gerutu ponakanku yang unyu itu.
“Aduh maafin Aunty sayang… yuk bobok lagi” aku kembali menidurkan dia.
Drttt drttt
Aku melihat ponselku berbunyi dan dengan sigap aku berlari mengangkatnya.
“Halo”
“Halo Acel sayang”
“Hai Gero sayang”
“Kangennnn”
“Sama… hiksss Mami larang kita ketemu sampai besok”
“Iya aku kangen banget sama kamu… ketemuan yuk, aku diluar”
“Ah gak gak nanti Mami ngamuk kalo tau aku kabur ketemu kamu”
“Sebentar saja kok…cuma peluk setelah itu kamu balik keatas”
“Mmmm benar ya cuma peluk aja”
“Iya”
“Oke aku turun”
Setelah memastikan Mayla tidur, dengan mengendap – endap aku turun kebawah.
“Acel sayanggggg” dengan membuka kedua tangannya Gero menginginkan aku memeluknya.
“Kangeeennnn” aku membalas pelukannya. Ah betapa kangennya dengan aroma tubuhnya.
“Kamu kok kurusan sih, baru juga 2 hari gak ketemu” katanya sambil melihatku
“Aku stress…”
“Stress kenapa? Takut ya aku gak jadi lamar kamu”
“Ih amit – amit, jangan sampai deh” aku memukul jidatku dan lututku.
“Ih unyu banget sih calon istriku ini… pengen dibawa kabur deh rasanya gak sabaran buat aku miliki”
“Hahhahaha mau kamu di bantai Mami dan Papi?”
“Mmmm gpp sih asal bisa jadiin kamu milik aku, dibantaipun aku rela”
“Gomballll habis.. udah berapa banyak perempuan yang luluh dengan gombalan kamu?” aku memang gak pernah bertanya tentang wanita yang pernah ada di hidupnya, karena aku juga tidak mau dia bertanya tentang masa laluku. Biarlah itu hanya menjadi masa lalunya.
“Gak ada cuma kamu dan kamu…” dia mengecup pelan bibirku.
“Ih kok di kiss sih, katanya cuma peluk aja, kesempatan banget sih”
“Hahhaha habis bibir kamu ranum banget pengen di emut rasanya”
“GERO.. ih mesum banget” tapi aku juga ingin mencicipi bibirnya dan setelah melihat keadaan aman, dengan cepat aku menciumnya dan kali ini agak lama karena Gero menahanku.
“MIRACLEEEEEEEEE GERONIMOOOOO APA YANG KALIAN LAKUKAN DI TEPI JALAN GINI”
Astaga astaga Mamiiiiii.
“Hehehhe maaf tante…” Gero menggaruk kepalanya yang tidak gatal sedangkan aku ketakutan melihat Mami yang sedang mengeluarkan kobaran api di kepalanya.
“Mami udah larang kalian bertemu gara – gara ini nih… kalian gak bisa dibiarkan berdua, bahaya”
“Mami apaan sih, aku gak ngapa – ngapain kok, Cuma kangenan aja” kataku kesal, dikiranya semua orang sama seperti Mami.
KAMU SEDANG MEMBACA
10. Impian Miracle
Storie d'amoreSetiap wanita menginginkan menikah dengan belahan hati. Begitu juga denganku. Impianku menikah dengan pria yang aku cintai sampai detik ini tak jua kesampaian. Didesak untuk menikah secepatnya membuatku menarik pria yang bertemu disebuah lift untuk...