Miracle 13 - Putriku

95.5K 4.5K 69
                                    

“Apa kabar Nimo” kataku pelan sambil menatapnya tajam.

“Hahahahha kok manggil Nimo sih sayang… Gero aja.. aku lebih suka kamu panggil Gero”

“Kenapa?” tanyaku berusaha untuk tetap tenang walau sebenarnya ingin sekali membunuhnya.

“Gpp aku gak suka saja, ya sudah ayo pulang…” katanya sambil menarik tanganku yang masih menggenggam foto itu.

“Lepaskan tangan kotor kamu, bajingan” aku menghempaskan tangannya dan melemparkan foto itu kemukanya.

“Ternyata kamu…. ternyata kamu pria bajingan itu… Nimo… Nimo brengsek yang tega memperkosaku karena taruhan dengan teman – teman”

“Acel…” dia berusaha mendekatiku

“Stoppp jangan pernah mendekat.. aku jijik… asal kamu tau aku menghapus ingatanku akan kejadian itu… aku menghapus wajah bajingan yang dengan tega memperkosaku… hanya nama, hanya nama yang aku akan ingat dan simpan di hati, tapi ternyata… ternyata… bajingan brengsek itu.. itu … itu ada didekat aku, menciumku… memelukku…. Bahkan berniat menikahiku” dengan bergetar aku mengeluarkan kebencianku padanya.

“Acel… maafkan aku” aku melihatnya menangis… dan itu tidak sedikitpun membuatku iba. Aku semakin membencinya.

“Aku sudah bertekad seandainya aku bertemu dengan bajingan itu lagi, aku akan membunuhnya, aku akan membuatnya menderita selayaknya aku yang dulu menderita”

“Maafin aku”

“Percuma… semuanya percuma… luka yang kamu torehkan dihati aku menghapus cinta yang penuh kenohongan ini”

“Acel….”

“Stop manggil nama aku dengan suara menjijikkan itu, aku gak rela namaku dipanggil bajingan seperti kamu”

“Maafin aku.. aku bersalah”

“Hubungan kita berakhir… pernikahan ini batal dan jangan pernah muncul didepan mukaku lagi” aku menanggalkan cincin pertunangan kami dan melemparkan ke mukanya.

“Miracle… jangan… jangan tinggalin aku, aku bisa mati tanpa kamu” dia berusaha menahanku

“Mati mungkin lebih baik, jadi didunia ini bajingan seperti kamu hilang dari muka bumi”

Aku meninggalkannya yang shock mendengar perkataanku.

“Bunda aku permisi dulu” kataku dengan berlinang air mata ketika melihat Bunda tegang di depan pintu kamar Gero.

“Miracle… Bunda…”

“Maaf Bunda pernikahan ini batal”

Aku berlari keluar dari rumah membawa sakit hati yang entah kapan akan terobati.

****

Geronimo Pov

“Acel… maafin aku…” aku terduduk dilantai sambil menangis dan memandang foto lama yang ditemukan Miracle tadi.

“Gero… kalian kenapa? Apa benar yang Bunda dengar tadi”

“Maafin Gero Bun.. Gero.. Gero…”

“Ya Allah Gero kenapa kamu seperti itu” Bunda memelukku dan tangisan kembali memenuhi kamarku.

“Apa yang terjadi ceritakan sama Bunda”

Flashback on

Sepulang dari Belanda, Ayah menyuruhku melanjutkan bisnisnya, aku yang masih ingin bebas tak terikat dengan halus menolak.

10. Impian MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang