Aku bisa melihat wajah heran Irene unni dan Yeri unni. Aku tidak menjawab senyuman dan lambaian mereka. Aku malah menundukkan kepalaku. Renata yang terheran-heran akan tingkah ku pun langsung menarik tangan ku untuk segera pergi dari sana. Lalu Renata membuka percakapan, "Kau kenapa sih? Di sapa malah nunduk. Ada apa?"
Sebelumnya, Irene unni, dan yang lain, sering sekali menghubungiku. Namun jarang sekali aku menjawabnya. Aku punya suatu alasan yang tidak bisa aku jelaskan disini. Aku tidak mau menyiptakan rumor-rumor aneh lagi. Sebelumnya aku di rumorkan menjadi orang yang membully Sandy, dan sekarang? Aku di cap sebagai hoobae yang suka caper. Sekarang para trainee yang lain hanya mengira aku menjadi SM Rookies. Belum ada yang mengetahui bahwa aku adalah member baru Red Velvet.
Alasan mereka menghubungiku, karena mereka menanyakan kabar, dan hanya berbincang sesekali. Dan terkadang mereka ingin medukungku. Memberikan aku kekuatan. Aku sangat berterima kasih karena mereka bersikap seperti itu padaku. Aku sangat bersyukur. Tapi banyak orang yang menilai bahwa aku lah yang meminta perhatian mereka. Dan banyak trainee yang memandangku rendah juga. Padahal saat ada sunbae mereka juga bersikap lebih menjijikan.
Siapa yang menyebarkan berita tersebut? Tentu saja Sandy.
Aku tak tahu seberapa banyak temannya hingga saat dia menyebarkan gosip itu, langsung menyebar kemana-mana.
"Aku ngerasa nggak pantes aja Ren, bayangin. Dulu, Sandy bilang dia yang bakalan jadi anggota baru Red Velvet. Dan aku lihat sunbae seperti fine-fine aja. Aku yakin, sebenernya, mereka pengen Sandy. Bukan aku." Kata ku.
"Are you crazy or something? Open your eyes. Are you sick?" Jawab Renata.
"You are perfect Bona. Red Velvet need you. Aku bisa lihat dengan jelas bagaimana mereka memperlakukan mu dan bagaimana mereka memperlakukan Sandy. Beda jauh. Jadi, buang jauh-jauh pikiran negatif mu itu."
"Bukan itu yang aku maksudkan. Ini tentang kemampuan yang kita punya." Jawabku.
"Hei, wake up girl! Did you see your score yesterday? You are amazing!"
"Yeah, I know.. but, I don't know how their respons about this."
"They really love it." Kata Renata.
"Hah? Kamu tau darimana kalo mereka suka?" Tanya ku.
Boleh nggak sih aku curiga? Kok dia bisa tau? Tapi nggak mungkin. Seperti nya Renata hanya mengira-ngira.
"E-eh, ya aku cuma nebak aja sih." Kata Renata sambil menggaruk tengkuknya.
Oh, cuma nerka. Betul dugaanku.
Teettttt tteeeeettt
Bel masuk berbunyi, Renata memutuskan untuk kembali ke kelas nya.
⏩
Ddrrrtttt ddrrttttt
📲 Incoming call. Yeri unni.
'waduh kenapa ini?' Batinku.
"Halo?"
"Yes! Akhirnya kamu angkat juga. Mau pulang bareng nggak? Koper kamu sudah ada di dorm! Keren bukan? Tadi Sooman sonsaengnim nawarin buat ambil barang kamu."
"Apa? Kok bisa masuk dorm?"
Kenapa orang itu sangat nekat sekali? Sudah berapa kali dia mengambil barang ku langsung? Apakah tidak lancang jika seperti itu? Meskipun dia adalah samchon ku sendiri, tapi tetap saja aku merasa bahwa itu lancang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Gonna Be Alright #Wattys2019
FanfictionBukan menjadi masalah besar bagi Bona untuk melakukan apapun demi orang yang dia sayang. Namun, apakah orang tersebut juga melakukan hal yang serupa? Go read it everyone! 🙋