"tunggu kabar dari kita. Jangan sampai menerima tawaran dari agensi lain. Saya mengharapkan hal itu."
Kata-kata itu terus saja terngiang-ngiang di kepalaku. Besok sudah mulai masuk sekolah. Aku mempunyai banyak pertanyaan di dalam benakku. Jadi, kalo aku trainee, sekolahku bakal terganggu dong? Nggak bisa selalu minum susu buatan bunda dong? Nggak pegang hape dong? Nggak bisa ngurusin BonBon dong?
Entah ini setan apa. Seperti ada sesuatu yang berusaha mencegahku untuk mengikuti ini. Wae? Tapi aku akan terus bersikukuh mengikuti ini. Aku sangat ingin menjadi idol. Aku tau passion ku disini. Kapan lagi coba sih ada kesempatan emas kayak gini?
"Bunda, bunda sebenarnya ikhlas nggak sih kalo aku jadi trainee?" Tanyaku sambil makan snack.
"Ikhlas sih ikhlas. Tapi gimana ya, bunda takut aja gitu kalo kamu nanti nggak kuat sama kompetisinya. Berat loh sayang. Nggak semuanya bisa jalan mulus." Kata bunda serius.
"Gini ya bunda, emang semuanya nggak pernah berjalan mulus. Tapi sebaiknya kita juga harus ngasih Bona semangat. Kalo menurut appa sih oke oke aja. Asalkan kamu menjalaninya dengan senang. Bukan atas paksaan siapapun." Kata appa menyemangati.
"Gini ya unni. Aku pernah liat manager SM diwawancarai di salah satu variety show. Kenapa mereka jarang banget mencari wajah-wajah Indonesia. Mereka bilang, K-Netz kurang suka sama tipe-tipe wajah orang Indonesia. Aku sih heran ya. Banyak banget orang indonesia yang menurutku cantik. Tapi memang iya. Mereka cantiknya beda gitu lo. Kayak punya khas." Kata Ji Na serius juga.
"Berarti mereka nggak suka wajah bunda dong? Bunda keturunan Indonesia juga kali. Bunda kan cantik. Wle." Bunda agak 'sensitif' dengan perkataan Ji Na barusan.
"Appa agak kurang setuju nih sama pendapat ini. Banyak orang Indonesia yang juga cantik. Mungkin mereka kurang memperhatikan aja sih. Dan kalian-kalian ini. Kalian ini bener-bener cantik. Appa yakin banyak yang nggak nyangka kalo kalian punya darah Indonesia. Percaya deh. Kecantikan Korea dan Indonesia itu bisa menjadi perpaduan yang pas." Appa kembali menyemangati aku.
Kebersamaan yang selalu aku rindukan adalah saat-saat seperti ini. Dimana kita bisa berkumpul, dan saling sharing hal-hal positif. Aku dan Ji Na terlihat sudah lebih dewasa dibandingkan dengan usia kami.
Jika para girls diluar sana menganggap bahwa umur mereka sekarang hanya digunakan untuk bermain dan bersenang-senang, maka kita sangat tidak setuju dengan hal itu. Memang, umur se kita baiknya dibuat senang-senang. Tapi kita juga harus melatih kematangan pikiran untuk tidak menjadi pribadi yang 'tidak' kritis. Pasti ada tempatnya dimana kita menjadi pribadi yang manja.
⏩
"Yak! Adek! Apakah kau tidak punya tugas sama sekali? Sedari tadi aku hanya melihatmu memainkan handphone mu." Kataku sebal.
"Sebentar unni. Apakah kau tidak tahu, bahwa salah satu member Red Velvet bersekolah di sekolah yang sama dengan mu?" Tanya Jina merasa menang.
"NDE?!!! SEKOLAH YANG SAMA DENGANKU?!! Jangan bercanda kau! Siapa? Yeri?" Tanyaku tidak percaya.
Memang sebelumnya aku tau bahwa ada beberapa siswa yang merupakan trainee SM. Tapi aku tidak tau jika salah satu dari member Red Velvet adalah murid di sekolahku.
"Yap! Betul sekali. Dia adalah kakak kelas mu. Dia sekolah di Hanlim Junior High School kelas 9." Kata Jina
"Daebak! Aku benar-benar tidak percaya! Sekarang aku percaya bahwa sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya." Kataku tak percaya.
"Aku tau kau ini murid yang sangat pintar. Tapi aku tak tau jika kau sangat introvert seperti ini. Bahkan kau tidak tahu tentang kakak kelas mu sendiri." Ucap Jina prihatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everything Gonna Be Alright #Wattys2019
FanfictionBukan menjadi masalah besar bagi Bona untuk melakukan apapun demi orang yang dia sayang. Namun, apakah orang tersebut juga melakukan hal yang serupa? Go read it everyone! 🙋