29. [Well, It's Okay To Be Hurt]

16 4 0
                                    

"Ya ampun sayang.. kamu tambah hari kenapa tambah drop kaya gini?" Tanya bunda dengan raut wajah yang sangat sedih.

"Unni, ternyata kehidupan trainee seberat itu ya. Aku jadi takut buat jadi trainee." Kata Jina tiba-tiba.

"Ih dek. Kamu salah besar. Emang bener, kalo jadi trainee bener-bener susah dan nggak selalu mulus. Tapi, sebagai gantinya, aku juga dapet keluarga besar. Mereka. Dan aku bahagia dengan ini semua." Kata ku yang agak nggak setuju dengan kata-kata Jina.

"Apanya yang bahagia?! Orang drop gini bahagia. Eomma kan udah bilang dari awal, jadi trainee itu berat. Kenapa sih masih mau ikut aja?" Kata eomma sambil menepuk lengan ku.

"Ehm, eomonim.. saya benar-benar minta maaf.. karena saya tidak menjaga Bona dengan baik seperti janji saya. Tapi saya janji, selanjutnya nggak akan kaya gini lagi." Irene unni angkat bicara, dan terlihat sangat jelas sekali raut wajah menyesalnya. Aku tidak suka ini.

"Aigoo, uri ttal, nggak papa sayang... Kamu udah jaga Bona dengan sangat baik. Lihat, dia sudah tambah gemuk dari yang terakhir aku lihat. Aku yakin itu karena kamu. Kalian. Mungkin ya, ada sedikit gangguan juga ya.. hahaha.." Kata eomma menyairkan suasana.

"Tenang, eomma.. kita akan jaga Bona baik-baik. Nggak akan mengecewakan kaya gini lagi. Ya nggak dek?" Aku mengangguk saat Wendy unni bertanya padaku.

"Aigoo, anak-anak kita tambah 5 lagi ya.. cantik-cantik lagi. Bagus deh." Kata appa disertai tawa kami semua.

30 minutes later..

"Eomma pulang dulu ya!" Eomma pamit untuk pulang setelah kita sudah lama mengobrol untuk saling mengenal?

"Unni, aku pulang dulu ya.. dan kau, cepat sembuh!" Jina juga pamit untuk pulang.

"Iya.." Jawab unni.

Perlahan tapi pasti, akhirnya tubuh eomma, appa, dan Jina sudah menghilang dari balik pintu.

"Bunda, lucu ya. Aku sudah tau bahwa bunda adalah orang yang baik dan asik." Ucap Joy unni.

Kita semua sepakat bahwa memanggil bunda dengan sebutan 'bunda' agar terkesan anti mainstream. Tetapi, awalnya tidak heran bertanya, "apa sih bunda itu?" Dan berakhir aku jawab, "bunda itu yaa sebutan eomma buat orang Indo."

"Iya, aku jadi kangen sama eomma." Sahut Wendy unni.

"Aduh jangan mellow-mellow dong ah. Aku lagi gapengen nangis tau nggak." Kata Joy unni yang membuat kita semua memikirkan topik apa yang enak buat dibicarakan.

"Cerita horor yuk?" Kata Seulgi unni sambil ketawa.

"Sireo! Gak mau!" Jawab Irene unni dengan cepat.

"Ih, nggak seru." Kata ku menggodanya dengan mencolek tangannya.

"Biar!"

"Yaudah, untuk tahap pengenalan, aku mau cerita deh." Kata ku menyerah. Karena daritadi pada nggak nemu hal apa yang bisa di bicarakan. Mumpung punya me time.

"Nah! Gitu dong. Apaan? Mau cerita apaan?" Kata yang lain antusias.

"Ehm, aku lupa udah cerita atau belum. Tapi coba aku ceritain lagi." Kata ku.

"Tentang apa sih?" Tanya Wendy unni.

"Tentang yang aku jatuh dari motor. Udah?"

"Ih, kayaknya belum deh. Nggak pernah tau kamu jatuh dari motor." Jawab Yeri unni.

"Jadi.." Baru mau cerita, ada yang masuk ke dalam kamar.

Everything Gonna Be Alright #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang