4. [The Beginning]

71 11 2
                                    

"Oh my God! Ms. Petty. Gwenchana? Your finger is bleeding. Renata, tolong ambilkan tisu di atas meja makan!" Perintahku.

"Ba--baik, sebentar.." Jawab Renata terbata-bata.

Saat sedang memotong sosis, tangan ms. Petty tidak sengaja terkena pisau. Mangkanya berdarah.

"Ini dia." Renata menyodorkan tisu padaku.

"Ms. Petty, please take a rest. You look so tired. I'll cook this sausage. Don't worry. Renata, antarkan Ms. Petty ke kamarnya, ms. Petty akan memberitahumu dimana kamarnya."

Ms. Petty hanya mengangguk dan menurut. Sembari tersenyum kearah ku untuk memohon ijin ingin istirahat. Aku membalasnya dengan tersenyum.
.
.
.
Saat Renata mengantar Ms. Petty kembali ke kamar, dia hanya melihat dengan tatapan kosongnya. Pikirannya sedang keluyuran memikirkan sepertinya dia pernah melihat sosok Ms. Petty di lain tempat.

"Bona is the real angel right? please take care of her. Don't make her cry. If she scared of something, just give her hugs and say that everything gonna be alright. I know I'm not her mom. But her mom can't be in her side all the time. You know that Ms. Sandra have a lot of works right? Owh, there is my room, you can leave me here." Kata Ms. Petty panjang lebar yang hanya dijawab anggukan serta senyuman oleh Renata.

Memang, Renata akui bahwa sahabatnya itu benar-benar mempunyai sifat layaknya seorang malaikat. Tadi pun saat mereka sedang berada di sekitar Sungai Han, Renata, Ji Na Dan Bona melihat seorang anak kecil yang menangis melihat es krimnya jatuh ke tanah. Dengan sigap Bona langsung menghampirinya dan berkata "Omo! Wae?"
"Es krim ku jatuh, padahal aku belum memakannya sama sekali.. hiks, hiks"
"Dimana orang tua mu?"
"Mereka ada di rumah, aku pamit ingin membeli es krim tadi, tapi ternyata es krim ku jatuh dan aku tidak membawa uang lagi. Aku--, tidak mungkin meminta uang lagi pa--pada orang tua ku, hiks..hiks--" Jawab anak perempuan ini dengan menangis sesenggukan.
"Oh, jadi begitu. Tenang saja, ayo ikut kakak di supermarket seberang jalan itu, maka kau boleh meminta es krim mana pun yang kamu mau." Hiburku seraya aku memberi isyarat pada Renata dan Ji Na bahwa aku akan pergi ke supermarket sebentar.
.
.
.
"Bagaimana keadaan Ms. Patty? Ini dia, icipi masakan ku. Bukan sih, setengah buatan ku, setengah buatan Ms. Patty hehehe." Kataku saat melihat Renata duduk kembali di meja makan.

"Hem, ini enak sekali. Kau sangat berbakat Bona." Kata Renata dengan mulut penuhnya.

"Bisakah kau berbicara saat sudah mengunyah!" Perintahku.

"Baiklah nona." Ucap Renata menurut.

Aku memang tidak suka melihat orang yang berbicara padahal mulutnya sudah penuh oleh makanan.

"Lanjutkan ceritamu. Sekarang. Aku sudah cukup lama menunggu kau bercerita." Pinta ku saat aku tau Renata sudah selesai makan.

"Baiklah. Sebelum kejadian Sandy menghilang, di kelas, temanku Rico tidak sengaja menabrakku. Dan menumpahkan fanta milikku. Dan sialnya lagi, fanta itu tumpah di blush putih yang kupakai. Lantas aku langsung berkata kepada Rico dengan nada membentak. "Apa kau tidak punya mata hah?!" Aku berkata seperti itu. Lalu Sandy tidak terima aku membentak Rico. Karena Rico adalah laki-laki yang Sandy sukai. Sebenarnya dengan aku membentak Rico seperti itu tidak akan membuatnya semarah itu. Sandy membentak ku dengan berkata "Dia tidak sengaja bodoh! Jangan membentaknya seenak jidat dasar jahat!" Dia membentak ku seperti itu".

Aku yang tidak menyangka Sandy akan berbuat seperti itu, lantas hanya terkejut dan aku refleks menutup mulutku.

"Bagaimana aku tidak marah? Blush itu Hana yang mengasihnya padaku. Itu kenang-kenangan dia untukku. Dengan amarah yang sudah tidak bisa aku tahan, aku berkata kepada Sandy "Kau tidak tahu bagaimana rasanya barang berhargamu dirusak oleh seseorang yang ceroboh seperti dia! Kau-- dasar teman tidak tahu diri! Jika saja Bona tidak mendekatimu karena kasihan kepadamu, aku juga tidak sudi berteman denganmu. Aku sudah lelah dengan sikapmu yang sudah berubah seperti ini! Sebenarnya kau kenapa?!" Aku meninggalkannya di koridor sekolah. Itu hari terakhir ku melihatnya." Cerita Renata dengan nada menyesal.

Aku bingung mengapa Renata juga seperti itu. Dan Hana? Mengapa Hana memberikan blush itu untuk kenang-kenangan?

"Mengapa kau bilang seperti itu pada Sandy? Jelas dia sakit hati dengan penuturanmu. Aku ingin menemukannya dan meminta maaf karena kau mengatainya seperti itu. Bukankah aku sudah pernah bilang? Jangan menyakiti hatinya. Aku tau kau sakit hati. Tapi kau tidak tau apa saja yang telah dia alami. Dan ya, mengapa Hana memberimu blush itu? Dia kemana memangnya?" Tanyaku.

"Iya, aku tau. Aku menyesal Bona. Hana, saat kita kelas 4 SD, dia diajak ibunya untuk pindah ke Korea juga. Dan aku diberitahu olehnya bahwa dia ditawari untuk menjadi artis. Paham? Artis. Dia ditawari langsung oleh suruhan. SM entertainment bro! SM. Dia sudah menjadi trainee sekarang! Lihatlah betapa beruntungnya temanmu itu! Aku kesini karena aku habis menghadiri acara fanmeet dengan anggota EXO." Jelas Renata menggebu-gebu.

"APA?! TRAINEE? SM? DAN KAU-- HABIS FANMEET? BAGAIMANA AKU TIDAK TAHU ASTAGA!!!" Jawabku histeris tidak terima.

"Kau, SM stan?" Tanya Renata.

"TENTU SAJA BODOHHHH, APALAGI BARUSAN SAJA ADA NEW GIRL GROUP, CANTIK-CANTIK PULAA. RED VELVET!!!!! HUAHH AKU INGIN FANMEET DENGAN MEREKA. AKU DENGAR MEREKA AKAN TAMPIL DI MUSIC BANK STAGE!" Jawab ku frustasi.

"Iya, aku sudah dengar berita itu. Bagaimana kalau kita beli albumnya bersama-sama? Siapa tau kita beruntung bisa bertemu dengan mereka? Dan apa kau mau aku pesankan tiket untuk nonton music bank?" Usul Renata.

"IDE BAGUS RENATA, AYO KITA BERANGKAT!!!" Kataku masih saja antusias.

"Santai dong nona.." Ucap Renata sambil geleng-geleng kepala.

"BODO AMATTT" Jawabku tak biasa.

Tanpa kita sadari, ke-antusiasan kita membuat kita benar-benar lupa dengan keadaan Sandy.

Soal mengapa Bona tidak terlalu terkejut soal Hana yang ditawari menjadi trainee SM, karena memang disana banyak sekali keberuntungan macam itu. Tidak heran jika Hana tidak menolak ajakan tersebut. Toh juga aku turut senang mendengarnya.

Bahkan aku pun pernah ditawari masuk di salah satu agensi. Big three. Dan tentu saja, aku menolaknya. Karena itu bukan dari SM. Aku yakin, suatu hari aku akan bisa masuk ke sana, menjadi bagian keluarga disana. Suatu saat, bahkan sebentar lagi.

---------------------------------------------
Kira-kira takdir apa yang akan dijalani oleh 3 sahabat ini?

Sekarang, kalian sudah tau kan, bahwa Bona mempunyai sifat seperti malaikat?

Dan jika kalian perhatikan, sifatnya mirip siapa? Hehe.

Don't forget to vote and comment! Enjoy!
😘❤🐇🐢🐨🐻🐥

Everything Gonna Be Alright #Wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang