Kim Jennie menatap dua remaja di depannya, apa yang ia lihat tak dapat ia percayai. Terlalu, menyakitkan. "Kalian melakukan kerja yang bagus." Pujinya dengan senyum yang tulus. "Aku akan bekerja sangat keras untuk kasus ini. Untuk itu, tolong saling berjaga diri. Jika aku benar, ini semua ada kaitannya dengan orang berkuasa di negeri ini. Lalisa, kalau boleh tahu apa orang yang ditulis oleh R adalah orang ini?" Jennie menunjukkan foto Hwang Minhyun pada Lalisa dan gadis itu mengangguk.
Jennie menoleh pada Jungkook yang menunduk kecil. Adiknya tengah mencatat beberapa poin untuk penyelidikan ini. "Aku paham. Hyunjae, Jungkook juga, tolong jaga Lalisa. Dari penyelidikan kecilku, seluruh rekaman CCTV telah dilenyapkan. Tapi, bukan hanya CCTV di sekolah yang ada bukan? Di sekitar lokasi ada beberapa CCTV publik dan aku akan berusaha untuk mendapatkan datanya. Juga, tolong periksa daftar mobil yang berada di sekitar kejadian. Kita mungkin bisa mendapatkan black box-nya."
Jennie bekerja dengan cepat dan membuat tiga remaja di depannya mengangguk, mengikuti perintahnya. "Kita bertemu minggu depan. Aku harap aku berhasil mendapatkan banyak bukti." Ujar Jennie kemudian berdiri. "Aku harus pergi dan melapor pada ketuaku dahulu. Berhati-hatilah."
"Jennie-ssi," Lalisa memanggil, membuat gadis itu menatapnya. "Terima kasih." Ujarnya tulus.
Jennie menggeleng, "jangan berterima kasih dulu. Nanti, ketika kita telah berhasil baru kau boleh mengatakannya."
Lalisa mengangguk dan Jennie berbalik, keluar dari kafe dengan suara dentingan bel sebagai pertanda. Jungkook kini langsung menatap dua teman barunya bergantian. "Kalian pacaran?" Tembaknya langsung.
Hyunjae menggeleng, "tidak."
Jungkook mengangguk kecil sambil memainkan pulpennya. "Hm, ini hanya saran sih, jangan terlalu dekat. Maksudku, kalau kalian terlalu dekat, kalian akan menjadi kelemahan satu sama lain." Jungkook menyampirkan tasnya di bahu kemudian berdiri. "Aku pulang duluan ya, sampai jumpa."
Hyunjae berdecak, dalam hati menyuruh agar hantu perawan di depan kafe mengikuti Jungkook selama tiga hari. Di sampingnya Lalisa hanya memutar sendok di dalam gelas. "Kau kenapa?" Tanya Hyunjae, heran.
"Hanya... aku merasa bersyukur. Namun di sisi lain juga merasa khawatir." Jawab Lalisa pelan. "Semakin banyak yang terlibat semakin aku merasa takut mereka tak aman."
Hyunjae langsung menyentil kening Lalisa, "cih, jangan berpikir seperti itu. Semakin banyak yang terlibat semakin baik. Kau tahu kenapa? Karena semakin banyak orang tahu, penjahat itu akan merasa terpojok. Semakin banyak yang tahu akan membuat kita semakin aman. Kenapa? Karena jika terjadi sesuatu yang buruk, pelaku utamanya pasti mereka."
Perlu beberapa lama hingga Lalisa akhirnya mengangguk paham. Gadis itu kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Hyunjae. "Aku bersyukur bertemu denganmu. Terima kasih sudah membantu."
Hyunjae diam, bahkan meski ia ingin mengusap puncak kepala Lalisa ia merasa tak baik. Keadaan mereka saat ini membuat Hyunjae harus mengubur perasaan yang tumbuh dalam dadanya. "Jangan khawatir, aku pasti akan melindungimu." Gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
school 2019
ФанфикRoseanne Park mungkin sudah tidak ada, tetapi kematiannya belum juga mendapat jawaban yang pasti.