20. Sebuah Tawaran

3.2K 749 116
                                        

"Hei," sapaan itu datang dari Jeon Jungkook. Seseorang yang tak pernah Jaehyun pikirkan sebelumnya. Lelaki itu hanya tersenyum dan kembali memakan makan siangnya. "Aku duduk di sini ya."

Jaehyun mengangguk, "biasanya kau duduk dengan Lisa."

Jungkook mengendikkan bahunya, "ingin mencari suasana baru. Kau sendiri biasanya bersama Eunwoo."

"Aku pun ingin mencari suasana baru." Balas Jaehyun tanpa melirik Jungkook.

Pemuda Jeon menahan dirinya untuk tak tersenyum. Jaehyun membuat semuanya terlalu jelas. Sebuah dehaman keluar dari mulut Jungkook, "aku baru beberapa minggu di sini, tapi belum menemukan tempat untuk bersenang-senang. Di tempatku dulu ada sebuah bar di mana anak sekolah seperti kita bebas masuk."

Jaehyun melirik, tertarik. Sebuah kekehan terdengar, "tempatmu lumayan juga."

Jungkook mengangguk sambil memasukkan nasi ke mulutnya. "Banyak yang bilang begitu. Bar, minuman, wanita, bahkan pil dapat kau temukan dengan mudah. Tentu saja selama kau punya uang."

"Di sini pun begitu."

Bagus. Ikannya sudah memakan kail. Jungkook bergeser agar lebih dekat dengan Jungkook. "Apa bebas? Perlu id untuk masuk?"

Jaehyun menggeleng sambil tersenyum. "Kalau ingin tahu, bagaimana kalau nanti malam kau ikut denganku?"

Sedikit lagi. Jungkook tinggal memastikan ikan ini masuk ke dalam jaringnya.

"Dengan senang hati."

Sepulang sekolah, Eunwoo langsung menarik Lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang sekolah, Eunwoo langsung menarik Lisa. Tentu menarik Lisa artinya menarik Hyunjae juga. Keduanya diam selama perjalanan. Oh, bertiga maksudnya karena Hyunjae mengikuti di belakang.

Mereka berbelok ke dalam gang kecil dan tiba di sebuah apartemen. Lisa tak tahu jika ada apartemen di belakang gedung perusahaan kertas. Hyunjae langsung pusing karena terlalu banyak hal yang tiba-tiba terlihat. Tiga remaja itu naik ke lantai tujuh dan Eunwoo mempersilakan dua temannya masuk.

Kamarnya masih berantakan seperti sebelumnya. Di tempatnya Lisa hanya bisa menutup mulut, kaget. Sementara Hyunjae menutup matanya karena yang ia lihat berbeda dari kedua temannya. Hyunjae salut dengan Eunwoo yang bisa tahan tinggal di sini. Ruangan ini seakan diisi oleh hantu perawan dengan berbagai bentuk. Saat Eunwoo masuk mata mereka langsung cerah, seakan ingin memakan Eunwoo.

"Boleh tidak jendelanya dibuka?" Hyunjae bertanya. Dia harus membuka jendela agar mereka pergi.

Eunwoo mengangguk, pasrah. Hyunjae berjalan menuju jendela sambil mengeluarkan pulpennya. Lelaki itu sengaja menempelkan tintanya di jari secara acak kemudian menempelkan tangannya di dinding samping jendela. Tiga detik kemudian ruangan kamar Eunwoo sudah bersih. Hyunjae langsung menghela napas, lega.

"Aku akan tidur. Hari ini melelahkan." Pamit Hyunjae pada Lisa dan Eunwoo yang mengangguk.

Lisa menyentuh bahu Eunwoo, mengusapnya perlahan agar temannya ini merasa sedikit tenang. "Seperti yang kau lihat tadi. Aku dan Jaehyun pernah memiliki hubungan."

Hyunjae pura-pura tak dengar. Lisa meski kaget namun hanya menatap Eunwoo. "Tapi itu sudah berakhir. Tepatnya sejak ayahnya Jaehyun tahu tentang hubungan kami. Aku tak masalah dengan itu, Jaehyun pun. Kami tetap menjadi sahabat, meski kadang sempat terbawa suasana. Hingga akhirnya aku memilih untuk berhubungan dengan lelaki lain."

"Kami menutupnya dengan baik dan rapi. Bahkan semua yang tadi kau lihat sudah kami hapus. Aku tak tahu bagaimana mereka melakukannya. Hanya saja, Lisa, aku takut jika orang-orang tahu." Eunwoo menaruh kepalanya di pundak Lisa, frustasi.

Satu hal yang bisa Lisa lakukan hanya mengusap kepala Eunwoo. "Aku mencintainya, meski yang dilakukan hanya menyakitiku. Bagiku tak masalah selama kami masih bisa berteman. Namun, jika orang-orang tahu tentang ini. Aku hancur dan Jaehyun ... percaya padaku dia akan membuatku lebih hancur lagi."

"Kukira kalian saling mencintai." Sahut Hyunjae.

Lisa melirik, sebal. "Dan kukira kau tidur."

Hyunjae tak membalas, kini mengubah posisinya jadi tengkurap dan menatap Eunwoo. "Jangan khawatir, kami tetap temanmu dan akan tetap melindungimu."

Eunwoo tersenyum, "sangat menenangkan. Terima kasih."

Lisa mengangguk, menyetujui. "Orang-orang mungkin membencimu dan menjauhimu, tapi kami tidak akan melakukan hal itu. Eunwoo, terima kasih sudah terbuka padaku juga Hyunjae."

Setelah itu Eunwoo memeluk Lisa dan menangis. "Aku tak pernah meminta untuk dilahirkan berbeda. Aku hanya selalu berharap agar mendapat cinta, sama besarnya dengan manusia normal lainnya."

Ucapan Eunwoo menyakiti hati Lisa. Ia paham bagaimana rasanya ingin dicintai. Semua orang pun ingin dicintai. Tak ada yang pernah meminta untuk dicintai dan mencintai pada sesuatu yang dianggap orang tidak normal. Eunwoo tak pernah meminta, ia hanya tak bisa memilih.

"Aku tahu, Jaehyun pasti akan memilih menyelamatkan dirinya sendiri. Bagaimana pun dia bagian dari Jung dan memiliki aliansi dengan Hwang." Eunwoo bercerita sambil menyandarkan tubuhnya di kasur.

Lisa dan Hyunjae saling lirik. Ini informasi baru untuk mereka. Eunwoo kemudian melanjutkan, "hubungan antara Jung dan Hwang dimulai pada musim gugur saat kami berumur lima belas. Saat itu juga, ayah Jaehyun tahu hubungan kami. Saat itu juga secara resmi, Jaehyun bertunangan dengan Yeji."

Hyunjae langsung terbatuk, kaget dengan informasi yang diterimanya. Eunwoo menoleh dengan senyum jail, "hebat bukan? Kau tak pernah menyadarinya. Mereka adalah aktor terhebat yang pernah aku temui."

Kepala Lisa seketika terasa sakit. "Aku tak menyangka jika hubungan mereka sedekat itu. Hwang dan Jung. Itu artinya, mereka bisa mengendalikan media." Lisa langsung menatap ke arah Hyunjae.

"Media cetak, televisi, internet, juga isu yang berkembang di masyarakat." Hyunjae mulai menghitung kemungkinan yang ada dan dengan cepat menghubungi Kim Jennie. Namun, tak diangkat. "Cha Eunwoo, lebih baik kau segera berkemas. Bawa barang yang kau perlukan. Tempat ini sudah tak aman."

Eunwoo tak paham apa maksud Hyunjae, namun ia tetap menurut. Ia juga tak mau berlama-lama di tempat ini.

kejutan!siapa yang nebak tentang ini?-amel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kejutan!
siapa yang nebak tentang ini?
-amel

school 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang