13. Kim

3.5K 799 34
                                    

Di lantai 9, tepatnya di ruang rapat Kim Jennie tengah mempresentasikan hasil pencariannya. Melalui layar terdapat berita kematian Roseanne. "Berita ini mungkin hanya menjadi angin lalu bagi sebagian orang. Namun, saya yakin ada sesuatu yang disembunyikan. Hari itu, kami wartawan dibisukan dengan laporan R meninggal karena bunuh diri oleh polisi. Hari itu kami bahkan tak boleh mendekati TKP atau melihat atap tempat R loncat. Hari itu juga, kami tak mendapat bukti berupa CCTV. Hal ini yang membuat saya yakin bahwa R tidak bunuh diri."

Ketua tim Ong mengangguk, kemudian menaikkan tangannya untuk menyela. "Apa kau sudah mengecek tempat kejadian? Atau CCTV? Dari dugaan sementaramu itu, apa yang sudah kau dapatkan?"

Kim Jennie mengangguk kemudian mengklik laptop, slide selanjutnya menampilkan sebuah kasus yang sama di sekolah yang sama. "10 tahun lalu, Kim Bona ditemukan meninggal bunuh diri di lokasi yang sama. 10 tahun lalu, kasus yang sama pernah terjadi dengan alasan yang sama tanpa ada penyelidikan lebih dalam. Jadi, bukan hanya kasus R yang ingin saya selidiki, tetapi juga Kim Bona."

Ketua tim Ong mengangguk, mencatat beberapa hal yang penting. "Ada yang ingin mengeluarkan pendapat?"

Joy Park mengangkat tangannya, membaca beberapa poin yang telah ia tulis. "Jika melihat dari dua kasus tersebut, sudah pasti ada yang ingin ditutupi oleh kepolisian. Kalau begitu bukankah ini kasus yang cukup berbahaya? Bukankah lebih baik kita menutup mulut saja? Aku khawatir dengan tim yang akan turun menyelidiki kasus ini."

Kang Daniel yang duduk di samping Joy ikut mengangguk. "Aku setuju, apalagi jika kasus 10 tahun lalu ingin kita angkat kembali, bukankah butuh bukti yang kuat?"

Pemimpin redaksi di hadapan mereka terdiam selama beberapa saat kemudian mengangguk. "Untuk itu, Kim Jennie kau harus bekerja keras. Kasus ini akan cukup berat dan aku ingin Kim Kai ikut dalam penyelidikan, juga Park Chanyeol. Cari CCTV di atap sekolah, juga CCTV di sekitar lokasi kejadian. Lakukan secara diam-diam. Seungwoo-ssi kau akan bertanggungjawab dalam tim ini."

Joy tampak tak senang, "tapi, ketua bagaimana dengan keselamatan mereka?"

Gong Yoo, pemimpin redaksi tersenyum menenangkan. "Jika keselamatan mereka terancam artinya orang yang kita lawan memiliki kekuasaan. Jika memang begitu kita harus membuat dunia tahu kejahatan mereka, terutama dengan menghilangkan nyawa perempuan muda yang bahkan belum meraih mimpinya."

"Joy-ssi, jangan terlalu khawatir, kau harus percaya pada teman-temanmu." Ujar ketua tim Dong. "Mereka pasti bisa melakukannya dengan baik."

Joy akhirnya mengangguk. "Baiklah."

Kini, Gong Yoo menatap Jennie. "Kau harus berhati-hati."

Jennie mengangguk, yakin. "Baik, Pak."

Hyunjae hari ini mengantar Lalisa, sampai depan rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjae hari ini mengantar Lalisa, sampai depan rumahnya. Gadis itu tak mau bercerita sementara Hyunjae merasa ia perlu mengantar Lalisa sampai rumah. Di depan apartemen gadis itu ada sebuah mobil, tak lama mobil itu berjalan melewati mereka. Dari tempatnya, Hyunjae bisa melihat Hwang Minhyun mengendarai mobil tersebut.

Langkah kakinya ia percepat hingga berdiri di sisi Lalisa. "Sejak kapan guru Hwang sering menunggu di depan apartemen?"

Lalisa menunduk, "minggu lalu."

Hyunjae menggeram, marah. "Apa yang Hwang Minhyun inginkan? Kenapa dia menerormu begini?"

Lalisa mendongak, menatap mata Hyunjae lurus. "Karena aku tahu rahasianya, juga rahasia keluarga Hwang. Untuk saat ini, aku belum bisa cerita padamu. Aku tak ingin melibatkanmu lebih jauh."

Hyunjae menaruh kedua tangannya di bahu Lalisa, merekasnya pelan. "Sejak aku awal kita berjanji untuk tak ada rahasia bukan? Lalisa, aku ingin membantumu. Jadi, jika rasa takut juga kekhawatiran itu bisa kau bagi aku tak masalah. Aku bisa melindungi diriku sendiri saat aku melindungimu. Jangan khawatir."

Lalisa tampak ragu sejenak kemudian menarik tangan Hyunjae masuk ke dalam gedung apartemen. Keduanya berjalan menuju kamar Lalisa. Kamar Lalisa berada di lantai enam, di ujung koridor. Gadis itu membuka pintu dan membiarkan Hyunjae masuk setelah dirinya. Lalisa menaruh tasnya di atas meja makan kemudian duduk di atas karpet, Hyunjae mengikuti.

"Hyunjae, kau tahu rahasia ini mungkin akan mengubah pandanganmu pada keluarga Hwang, juga pada beberapa anak di kelas." Ujar Lalisa sambil mengeluarkan kertas dari laci meja di sisi kiri sofa. Lalisa mengeluarkan secarik kertas kemudian menunjuk nama Hwang yang ditulis di sana. "Hwang Minhyun, Hwang Hyunjin, dan Hwang Yeji adalah cucu dari H Group yang memiliki pengaruh di media dan politik, juga ekonomi tentu saja. Salah satu kerabat Hwang duduk di kursi pemerintahan dan menjadi orang kepercayaan Presiden. Beberapa duduk di kepolisian, kemiliteran, dan kejaksaan. Kau lihat, mereka memiliki kerajaan sendiri. Segala bisnis kotor yang tak kita ketahui akan dilindungi dari segala arah."

Hyunjae menatap Lalisa, tak percaya. "Dari mana kau mengetahui itu semua?"

"Ayahku sempat menyelidiki soal keluarga Hwang dan penggelapan yang mereka lakukan. Ayahku pernah menjadi detektif swasta, namun berhenti karena sakit." Cerita Lalisa secara singkat, "ini ada dalam catatannya dan ia pernah bercerita padaku meski sedikit."

"Aku kira ayahmu hanya fotografer biasa." Sahut Hyunjae membuat Lalisa terkekeh kecil. Ya, dulu pun Lalisa berpikir demikian.

"Aku pun baru tahu setelah ayah bercerita soal pekerjaannya. Itupun ketika di rumah sakit." Lalisa cemberut ketika mengingatnya. Ayahnya itu terlalu santai untuk seseorang yang harus dirawat intensif.

"Lalu, bagaimana dengan teman-teman kita?" Tanya Hyunjae, kembali ke topik.

Lalisa mengeluarkan lembar yang lain. Melihat dari warna kertasnya Hyunjae rasa Lalisa baru menulis. "Pertama, Tuan Myoi. Dia jelas membantu Hwang Minhyun untuk menyingkirkan janin dalam kandungan Roseanne. Selain itu baru-baru ini aku melihat berita bahwa rumah sakit keluarga Myoi akan menjadi rumah sakit Presiden. Aku rasa itu yang ada kaitannya dengan Roseanne. Kedua, ayah Jung Jaehyun berteman baik dengan Hwang Minhyun. Kau tahu jika sekolah kita mendapat sponsor dari J-Com bukan? Tentu saja ini ada kaitannya dengan kepemilikan sekolah kita oleh keluarga Hwang. Tapi untuk yang satu ini aku tak tahu apa keuntungan dari J-Com."

Lalisa berdiri, berjalan menuju lemari es dan mengeluarkan dua botol air mineral. "Hanya ini yang aku tahu."

Kepala Hyunjae pusing. Secara singkat yang dapat ia simpulkan adalah keluarga Hwang memiliki kekaisaran mutlak di negara ini. Hwang tersebar di seluruh bagian penting masyarakat yang tentunya akan melindungi satu sama lain. Jika mereka ingin menghancurkan Hwang Minhyun itu artinya mereka harus memasang badan untuk diserang oleh petinggi Hwang lainnya. Para petinggu yang bahkan Hyunjae tak tahu jabatannya.

"Masalahnya saat ini adalah bagaimana bukti yang kita miliki dapat kita munculkan ke publik?" Tanya Lalisa, suara penuh putus asa.

Hyunjae diam sejenak, menatap kertas-kertas tersebut. Semangatnya hilang. Bagaimana bisa mereka yang tak memiliki lindungan dari keluarga kelas atas dapat melawan Hwang?

Otak Hyunjae tak bekerja.

Otak Hyunjae tak bekerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tenang bos
-amel

school 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang