maaf

595 25 17
                                    

Alvero tertunduk lesu menatap peremuanya terbaring lemas di brangkar rumah sakit, tadi malam Calistha di bawa ke rumah sakit setelah pertengkaran antara mereka berdua

tipes,magh,demam,traumatis,depresi dan kelelahan 

Analisa dokter tentang keadaan Calistha saat ini, sebanyak itu kah sakit Calistha? Alvero tak berhenti menyalahkan dirinya untuk kejadian ini bahkan sejak tadi malam dia tak beranjak sedikit pun dari  tempatnya meski untuk ke kamar mandi pun Alvero enggan, dia ingin memastikan Calistha baik-baik saja 

"thaa...bangun please!!! jangan bikin gw kayak gini, gw kangen sama lu thaa....gw minta maaff thaa" air mata Alvero kembali menetes setiap ia mengucapkan kata maaf, manik matanya tak terlepas dari Calistha begitu pun tanganya yang sedari tadi menggenggam erat tangan lemas Calistha

Calistha mendengar semua, dia mendengar semua yang Alvero katakan namun ia enggan untuk membalas atau membuka matanya seperti yang di minta Alvero dia lebih memilih memaksa matanya untuk tetap tertutup meskipun matanya sudah perih dan ingin menangis

Hingga pintu kamar inap Calistha terbuka dan menampakan teman-teman Calistha dan Alvero, terlihat jelas di muka mereka raut khawatir terutama Leoni dan Reina yang sudah memeluk Calistha bahkan Reina menangis dalam diam saat melihat sahabatnya yang selalu saja tersakiti

"Calistha sakit sekolah mah kagak ada seru-serunya, kagak ada yang di modusin" celetuk Bima saat memasuki kamar inap Calistha

"iya, biasanya gw mah semangat banget kalau sekolah apalagi pas denger bel istirhat behhhh..... semangat 45 gw berangkat ke kantin buat ngapelin nih si neng geulis" lanjut Kafka sembari menaruh pantatnya di sofa rawat inap Calistha

Sedangkan Calistha hanya tersenyum menanggapi semua bacodtan teman-teman blangsaknya

"kalian ngapain sih pada kesini, gk bawa apa-apa tapi ngehabisin semuanya udah gtu modusin milik orang lagi dasar ya memang"

"apaan dah ro...pelitt amat sama temen sedniri, lagian lu juga belum baikan kan ama si Calistha? nah mumpung ada kesempatan lhaaa buat nikung temen ndirii" sahut Bima yang langsung di balas dengan gelak tawa dari semuanya

"Tikungan teman lebih tajam woyy dari pada tikungan jalan" tambah Alan yang semakin membuat suasana makin ceria, settidaknya membuat Calistha tertawa dan sebentar lupa dengan masalahnya

Alvero hanya bisa mengucapkan terimakasih dalam diam kepada teman-temanya yang sudah membuat Calistha tertawa selepas itu, ya meskipn mereka harus modusin Calistha

"tha udah makan? udah minum obat? trus kata dokter tentang keadaan lu gimana? dokternya jam berapa ngecheck lu lagi? tidu--"

"satu-satu kali tanya nya masih sakit itu si Calisthanya, pertanyaan lu kayak nayain maling aja njiirrr" pertanyaan beruntun Reina dengan seketika terhenti saat Reon dengan cepat memotong perkataan Reina

"ihh bacod banget ya lu tuuu" satu pukulan sudah Reina daratkan di pundak Reon namun mereka tak berhenti di situ saat Reon dengan sengaja menjitak kepala Reina dan terjadilah kegaduhan dalam rawat inap Calistha

"woyyy....woyyyy ini rumah sakittt bukan lapangan jan lari-lari, ntar di marahin ama perawattt woyyy" ujar Azka menengahi namun Reina dan Reon tak perduli mereka hanya terus berlarian kesana kemari tak karuan hingga Azka menarik tangan Reina yang langsung berhenti saat kepalanya dengan tak sengaja menabrak dada bidang Azka karna tarikan keras Azka yang di tujukan pada dirinya

"pandang-pandangan aja terooosss ini rumah sakit woyyy bukan tempat pacaran" sindir Leoni saat mata Reina dan Azka tak kunjung berhenti memandang satu sama lain

"eehh" Reina langsung menjauhkan tubuhnya dari Azka dan berjalan ke arah Calistha

Mereka semua terus bercanda tawa hingga sore hari dan satu persatu pamit pulang tinggal menyisakan Alvero dan Calistha yang di selimuti keheningan yang menyiksa

Calistha kembali membenarkan posisi tidurnya dan menyelimuti tubuhnya hingga kepala dengan posisi membelakangi Alvero yang duduk tepat di belakangnya

"thaa...kita harus bicara, jangan diemin gw terusss bisa mati kesepian ini gw...thaa Calisthaaa, maaaf" Alvero merengek sembari menggoyang-goyangkan pundak Calistha yang tak kunjung memberi jawaban ataupun respon sedikitpun dari perlakuan Alvero

"tha, gw sayang banget sama lu, sama gw juga sayang sama Fani ya gw salah karna masih sayang sama wanita lain sedangkan gw udah punya lu gw minta maaf" Calistha masih diam mendengarkan ocehan Alvero

"tapi yang harus lu tau, gw udah lama sama Fani dan gak semudah itu menghilangkan rasa buat dia, tapi satu hal yang harus lu tau gw punya lu, sekarang gw punya lu dan selamanya tetep punya lu maka dari itu kasih gw sedikit waktu untuk nyelesain cerita gw sama Fani" Alvero menarik Calistha menghadap dirinya dan memandangnya lembut sembari mengusap tangan Calistha

"lu gak perlu takut tha, karna gw tau ada hati yang harus gw jaga ada rindu yang harus gw obatin dan ada wanita yang harus gw cintai sepenuh hati gw yaitu lu, jadi gw mohon percaya sama gw hmmm...." Alvero mencium lembut tangan Calistha dan mengusap puncak kepala Calistha

"jadi Nyonya Alvero jangan marah lagi ya, gw kangen tingkah lu, kangen senyum lu, kangen semua tentang lu yayayyayyaya.....gw bakal lakuin apa aja deh biar Nyonya Alero kagak marah lagi" Alvero kembali merengek dan bertingkah seperti anak kecil di hadapan Calistha

Calistha tau Alvero saat ini sangat sungguh-sungguh meminta maaf padanya, bahkan tak bisa di pungkiri bahwa Calistha sangat bahagia saat Alvero memanggilnya Nyonya Alvero, di tambah lagi dengan quotes-quotes yang tadi di lontarkan Alvero membuat Calistha sangat bahagia dan sekarang melihat Alvero yang bertingkah seperti anak kecil merengek pada dirinya supaya memaafkanya membuat Calistha ingin berkata IYA, namun dengan susah payah ia tahan senyuman dan rasa bahagianya didepan Alvero Calistha ingin tau seberapa besar rasa bersalah Alvero terahadpnya yaaa meskipun disini ia juga bersalah tapi bodo amat!!! pokoknya PEREMPUAN SELALU BENAR!!!!!!

"tha jangan diem aja bilang apa kek, marah kek mukul gw kek atau apalah, gw tu gak bisa di giniin thaaaa"

"jijik bangsatttt" Calistha mendorong Alvero menjauh darinya saat Alvero bertingkah menggelikan

Alvero sama sekali tak protes ataupun marah pada Calistha karna membuatnya terjatuh dari kursi dia sangat bahagia Calistha mau berbicara padanya meskipun dengan kata-kata kasar tapi setidaknya rasa rindunya terhadap Calistha sedikit terobati, dia bahkan sekarang sudah kembali duduk di sebelah Calistha dan bertingakah atau melakukan apapun hal konyol sekalipun ia lakukan untuk menarik perhatian Calistha yang sekarang sudah tertawa karna ulah dirinya

Mulai hari ini Alvero sudah menetapkan bahwa bahagianya, cintanya dan pilihanya hanyalah untuk Calistha cukup sekali saja dia membuat wanita di depanya ini terluka parah karna tingkahnya dia bersumpah tak akan membuat wanitanya menangis karna dia sadar air mata Calistha  bisa melukai hatinya dua kali lebih sakit 

Alvero mengerti bahwa rasa yang selama ini untuk Calistha bukanlah rasa suka biasa melainkan rasa Cinta dan ingin memiliki Calistha seutuhnya untuk selamanya.

Oyyyy saya kambekkkk wuuuuu...
Pada rindu author atau Calistha nihhhh.... Eh btw kalau boleh nih follow instagram author yaa wkwkwkwk....
hawnan_rl273 jan lupa di follow trus kasih vote sama semangat ya buat cerita please be mine iniii

Please, Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang