bertahan

397 19 8
                                    

Calistha masih bertingkah dingin pada Alvero meskipun mereka sekarang sudah kembali tinggal serumah namun Calistha sangat irit berbicara dan masih menjaga jarak pada Alvero bahkan beberapa kali Calistha sengaja berangkat ke sekolah lebih dulu

Namun tidak dengan Alvero yang selalu berusaha menjadi suami yang baik untuk Calistha meskipun dengan tingkah laku Calistha yang sekarang Alvero tetap menyikapinya dengan baik Alvero tau Calistha masih belum sepenuhnya memaafkanya namun melihat muka Calistha dalam dekapanya saat ia terbangun sudah lebih dari cukup bagi Alvero

*

*

*

"kantin kuyyy....cacing gw udah pada dance semua ni, udah kayak titisan mas hyunjin nihh woyyy" teriak Leoni menggelegar di seluruh ruang kelas

"bacoddd....kagak usah tereakkk....." Alan menyumpal mulut Leoni dengan buntalan kertas yang ia ambil dari laci mejanya

"ALAN BIN KODERRRRR bangsatttttt......sini gak loooo woyyyy jan lari" pertengakaran antara Leoni dan Alan tak lagi terelakkan mereka berdua berlari tak karuan di dalam kelas dengan Alan yang selalu mengejek Leoni dan Leoni yang selalu mengeluarkan kata-kata kasar yang di tujukan untuk Alan

Calistha terlalu asik tertawa melihat Alan dan Leoni hingga tak menyadari Alvero yang di depanya sudah menatapnya lekat-lekat berharap Calistha menyadari akan keberadaanya "eehmm" dehem Alvero namun Calistha hanya menatapnya sekilas dan kembali fokus pada Leoni yang kini menjitak habis-habisan kepala Alan

"tha kantin yuk, belum makan kan tadi pagi?" ujar Alvero mencoba mencari perhatian Calistha, namun lagi-lagi Calistha hanya menjawabnya dengan gelengan tanpa melihat sedikit pun ke arah Alvero

Alvero hanya menghela nafas kasar sembari melipat kedua tanganya di atas meja dan menenggelamkan mukanya di situ, Calistha melihatnya sekilas ada rasa kasian di dalam hatinya melihat Alvero seperti ini namun mau bagaimana lagi luka di hatinya masih belum juga kering dan sembuh

"udah ah capek gw, kantin kuyy" Leoni berjalan keluar kelas mendahului sembari nafas yang terengah-engah akibat pertengkaran unpaedahnya dengan Alan, sedangkan Alan masih terduduk lesu di pojokan dengan rambut dan baju yang tak karuan

Sangat memprihatinkan!!

"tha kagak ikut, ayo itu sekalian your husbando di bangunin masa iya tidur di kelas, tidur itu di kamar sekalian bikin ponakan buat gw" celetuk Reon yang langsung dapat jitakan dari Reina

Sedangkan Alvero langsung terbangun dan duduk dengan tegap sembari menatap Reon tajam

"gak usah banyak bacodd!! Kalau lu gk mau gw jadiin tumbal" ujar Calistha dan langsung melenggang pergi begitu saja tanpa peduli pada Alvero yang berlari di belakangnya mencoba menyamakan langkah mereka

Hangat menjalar di seluruh tubuh Calistha saat Alvero menggenggam lembut tangan Calistha, berjalan bersama menyusuri koridor mengenyahkan semua tatapan murid-muris yang menatap mereka berdua dengan segala pertanyaan

"gw pegangin biar gak ilang lagi" ujar Alvero saat Calistha menatap tanganya dan dirinya berkali-kali

Hingga mereka sampai kantin dan langsung bergabung dengan yang lainya

"astagaa my honey buny sweety gw si Calistha ini makin hari makin cantikk ajaaaa pengen gw tikung rasanya tu babang Ero" ujar Bima yang dengan menoel dagu Calistha

"bacod kak" celetuk Calistha malas sembari mendaratkan pantat semoknya di bangku kantin

"bangsadd ya lu bimmm, awas lu minta bayarin gw pas akhir bulan" ucap Alvero dengan kepalan tangan yang ia tujukan pada bima

"awas jan deket-deket" Alvero mendorong Bima yang mencoba mendekat unutk membujuk Alvero

"hai kak, kak ero ternyata di sini dari tadi fani cariin" semua pandangan langsung tertuju pada Fani yang kini sudah duduk di sebelah Alvero Hingga membuat Calistha menggeser duduknya lebih menedekat pada Azka

"duh si Cabe dateng lagi" desis Kafka menatap Fani tak suka

"duh apa-apaan ni kok nambah geser aja, eh situ dateng-dateng langsung maen duduk aja emang lu kira ini kantin punya mak lu ha?" bentak Leoni saat melihat Fani yang langsung duduk dan membuat bagian kursinya semakin sedikit

"mm...maaf kak" jawab Fani terbata-bata dengan menyembunyikan ceruk wajahnya di lengan kekar Alvero

"kak....pergi yukk cari tempat duduk laenn" tiba-tiba saja Fani menarik paksa Alvero dari duduknya hingga membuat Fani sedikit tak seimbang karna badan kekar Alvero hingga tubuh mungil Fani terhuyung ke dada bidang milik Alvero

"woyyy ini kantin bukan tempat buat nyabe gangguin punya orang" celetuk Reon saat melihat adegan itu, jujur semuanya sudah sangat muak melihat Fani yang selalu menjadi benalu bagi hubungan rumah tangga Alvero dan Calistha

Sedangkan Calistha yang melihat itu hanya terdiam dan menahan perih yang tak bertepi "gw aja yang cabut, lu duduk aja gpp Fan, gw tiba-tiba gk mood makan" Calistha langsung melenggang pergi begitu saja dan semakin kencang berlari saat air matanya jatuh secara perlahan dan kian deras
.
.
.
.
.
Toproof sekolah adalah pilihan terbaik bagi Calistha untuk saat ini, dia duduk di atas pembatas dengan kaki yang ia biarkan menggantung ke bawah, dengan air mata yang masih setia mengalir dari pipinya dan rasa sesak yang tak kunjung menghilang dari hatinya hampir membuat segala akal waras Calistha menghilang

Jika boleh jujur, dia sangat butuh dekapan yang hangat dan menenangkan Alex kakak laki-lakinya dan....Alvero, dia sangat rapuh dan hancur saat ini

Ia lelah dengan hatinya yang terus patah dan lelah menahan perih yang tak pernah bertepi di tambah menagis dalam diam membuat akal dan hatinya kian teriris

Ini sudah kesekian kalinya ia memukul dadanya dengan keras berharap luka dan rasa kecewanya menghilang dengan air mata yang terus mengalir

"kalau sakit jangan di tahan sendiri" suara barington itu, Calistha mengenalnya sangat akrab di telinganya dan aroma tubub yang kini mendekapnya ia tau bahwa itu Alvero, Calistha hanya dian dan membiarkan Alvero mendekap tubuhnya dan menghujani puncak kepalanya dengan kecupan-kecupan lembut. Ya, Calistha akui ia sangat merindukan dekapan, aroma dan segala perlakuan manis dari Alvero

Perlahan Alvero memutar tubuh Calistha untuk menatap matanya, sakit, perih, kecewa, sesak yang ia rasa saat ini ketika melihat air mata Calistha yang terus bercucuran turun, ia tau betul Calistha sangat terluka akan sikapnya yang tak kunjung melepaskan Fani dan ingin Calistha tetap ada di sampingnya, ia tau betul ia sangat egois namun ia masih sayang keduanya

"gw benci setangah mati sama lu, udah kesekian kalinya gw mencoba untuk mengalihkan rasa gw buat yang lain tapi gk pernah bisa, dan yang paling gw benci adalah kenapa gw bisa jatuh ke pria brengsek kayak lo" Calistha berbicara dengan mata merah dan mulut bergetar di sela-sela tangisnya

Seperti petir di siang bolong bagi Alvero mendengar pengakuan dari mulut Calistha, bahkan ia tak tau harus merasa senang atau kecewa yang ia tahu adalah Calistha memiliki rasa yang sama padanya

"gw minta maaf tha, maafin gw" ucap Alvero lirih tepat di daun telinga Calistha

"Gw gak butuh seribu kata maaf lu ro yang gw butuh dari lo itu sebuah kepastian untuk rasa gw, gw harus bertahan dengan luka dan perih yang tak pernah bertepi atau gw harus meninggalkan rasa gw yang brengsek nya udah mulai sayang sama lu" Calistha kembali tak bisa mengontrol amarah dan dan rasa sesaknya pada Alvero

Alvero kembali mendekap tubuh Calistha yang terus bergetar menahan tangisnya bahkan Calistha memukul-mukul dada bidang Alvero dan meronta untuk di lepaskan namun Alvero kian mempererat dekapanya pada Calistha menyalurkan ketenangan pada Calistha.

Hayyyy mentmennnn im kambekkkk moon maaf yaa, saiya sempet hiatuss ber bulan-bulan, hp author rusak total gk bisa di benerin gtu dan baru belii, jadi baru bisa up Calistha sama Alveronya sekarangg
Maapkeun saya yaa mentenn

Please, Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang