VAMPIRE? [TAMAT]

12

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Mereka pun memasuki aula pertemuan lagi. Mereka semua termasuk bangsa wolf.

"Apa kau yakin kita bisa memenangkan perang ini?" tanya putra mahkota bangsa elf. Sebut saja dia Kenji. "Kita bisa memenangkan perang ini asalkan bekerja sama" jawab Namjoon.

"Bekerja sama? Jangan membuatku tertawa" ucap Suho sinis. "Lalu apa yang membuatmu datang kesini untuk mencari kami jika tidak berhubungan dengan Zero?" tanya Suga.

Suho terdiam. "Ya, tapi bukan berarti kita harus bekerja sama untuk menghadapi Zero" ucap Chanyeol. "Lalu, cara apa yang bisa kita lakukan? Menyerang secara gerilya? Bukannya sudah pernah kalian lakukan?" tanya Jhope.

"Memang, tapi apa salahnya mencoba lagi?" tanya Kai balik. "Dan membuat korban berjatuhan semakin banyak? Kukira kau cerdas" ucap Jisoo.

"Lalu cara apa lagi yang bisa kita lakukan kalo bukan bekerja sama?" tanya Jimin.

Mereka semua terdiam. Tidak ada yang tau apa yang harus mereka lakukan. Perundingan menemukan jalan buntu.

"Suho, aku ingin bertanya pada mu" ucap Lisa tiba-tiba. "Kau sempat berkata, kalo kalian diserang oleh sekelompok bertudung hitam. Bisa lebih jelaskan seperti apa kekuatan mereka dan wujud mereka?"

Mereka yang berada disitu menatap Suho, menunggunya untuk menjawab pertanyaan dari Lisa. "Biar aku yang jelaskan" ucap Sehun. "Tidak usah. Biar aku saja" tolak Suho.

Sehun menatap Suho, mengerti arti tatapan Sehun yang khawatir tentang emosinya Suho melemparkan senyuman kepada Sehun untuk menyuruhnya tidak khawatir.

"Wujudnya bertubuh manusia. Dari ujung kepala sampai ujung kaki tertutup oleh baju dan jubahnya yang berwarna hitam. Untuk kekuatannya, mereka sulit dikalahkan kecuali dengan api. Mereka takut pada cahaya" jawab Suho.

"Bagaimana dengan wajahnya? Kau sempat melihat wajahnya?" tanya sang raja, panggil saja raja Lay.

Suho menggeleng, "Kami tidak bisa melihat wajahnya karena cuma hitam saja yang terlihat". "Kau bertemu mereka dimana?" tanya Kenji si putra mahkota. "Daerah kekuasaan anda" jawab Suho.

Mereka bertatapan dan menghela napas. "Boleh aku pergi ke perpustakaan anda?" tanya Lisa pada raja Lay. "Untuk apa?" tanya Lay. "Ada yang mau saja periksa. Sesuatu yang penting" jawab Lisa tenang.

Lay menatap Lisa dengan tajam dan menyelidik. Mengerti arti tatapan Lay, Lisa menghela napas. "Hanya ingin mengetahui tentang masa lalu dan perang yang melibatkan bangsa elf" ucap Lisa.

"Aku akan menyuruh prajurit untuk membawanya kemari, sehingga anda tidak perlu kesana" ucap Lay. "Anda yakin? Setelah peristiwa mereka diserang (menunjuk bangsa wolf), keamanan daerah kerajaan berada dalam bahaya" ucap Lisa.

Lay menghela napas, "Ya, saya tau, tapi sudah menjadi kebiasaan kami untuk meminta prajurit yang mengambilnya" ucap Lay. Lisa mengalah dan mengangguk saja.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Prajurit kembali dan membawa semua dokumen masa lalu bangsa elf.

Mereka memeriksa dokumen dengan teliti.

"Seperti yang kuduga" gumam Lisa yang membuat perhatian mereka semua terarah kearah Lisa.

"Musuh lama anda kembali tuan." ucap Jennie. "Bangsa shadow" sahut Rose. Lisa mengangguk.

"Ini tidak baik" ucap Suga. Mereka menatap Suga. "Kalo Zero membangkitkan kembali bangsa shadow, maka musuh lama kita semua juga kembali" sahut Namjoon.

"Itu tidak mungkin" ucap Irene. "Kenapa tidak mungkin? Sedangkan bukti bangsa shadow telah dibangkitkan sudah ada?" ucap Suho.

"Musuh lama kerajaan Evelyn sudah di segel oleh ayah ku" ucap Irene. "Begitu juga dengan musuh kerajaan Brittany" ucap SinB.

"Buktinya sudah ada. Zero tidak mungkin melawan kita tanpa mencari sekutu yang seimbang dengan kita" balas Jimin. "Lalu? Kau percaya begitu saja oleh perkataan mereka? Kau lupa kerajaan kita nyaris hancur karena mereka?" tanya Taehyung sambil menatap ke Suho, Kai, Sehun dan Chanyeol.

"Itu masa lalu Tae" ucap Jhope. "Oh ya? Lalu karena siapa kau jadi kehilangan orang yang kau cintai ha?" balas Jungkook.

Perdebatan itu semakin panas, Lisa cuma diam melihat saudaranya dan tim mereka berdebat dengan bangsa wolf dan elf.

'Sabar Lalice, sabar. Gaboleh nggebrak meja Lalice. Savar. Duh saking sabarnya sampe pake v.' batin Lisa melihat mereka berdebat.

'Syaland sekali mereka. Waktu terbatas dan mereka asik berdebat tentang masa lalu?' batin Lisa lagi.

Apa-apaan itu? Bahkan raja Lay sampe melupakan jabatannya sebagai seorang raja. Lisa melihat perdebatan itu tidak habis pikir.

'Bagaimana bisa kita bekerja sama kalo melihat modelan diskusinya aja begini?' tanya Lisa miris. Beberapa kali Lisa menghela napas dalam.

Tetap saja perdebatan mereka tidak terganggu oleh helaan napas Lisa yang terlihat kesal. Kalo di komik-komik ada gambar benang putus, maka itu adalah kesabaran Lisa yang telah putus melihat perdebatan yang menurutnya ini tidak penting.

Brak!!!

Lisa menggebrak meja dengan keras hingga meja itu pecah berkeping-keping. Mereka terdiam dan menatap Lisa.

"Bisakah. Kalian. Tidak. Berdebat. Tentang. Hal. Yang. Tidak. Penting?" tanya Lisa dengan menekan kata-kata nya. Dia pun melemparkan senyuman manis, tapi aura dibelakangnya benar-benar berbanding terbalik dengan wajah senyumnya.

Prajurit yang mengawal diskusi itu merinding melihatnya. 'Siapapun, tolong gantikan aku menjaga disini. Dia benar-benar menyeramkan' batin prajurit yang disitu.

BTS, BP (-Lisa), ReneB, dan KaiChanHoHun serta raja dan putra mahkota merinding melihat senyum Lisa.

"Ahaha.. Haha.. I-iya Lice. Ini udah gak debat lagi kok" ucap Jin dengan senyum kikuk. "Bagus. Jadi, apa kalian akan membantu kami?" tanya Lisa lagi, tapi kali ini menatap raja dan putra mahkota.

Lay buru-buru mengangguk dan melupakan image kalem nya. Lisa mengangguk sambil tetap menunjukkan senyumnya. Kemudian melirik BTS dan KaiChanHoHun.

Kompak bagai udah latihan setiap hari mereka mengangguk serempak. Kemudian gantian dia melirik ReneB dan saudaranya. Merasa senyumnya Lisa mengandung ancaman mematikan mereka mengangguk-anggukkan kepala dengan cepat.

"Bagus. Jadi, kesimpulannya, kita semua akan bekerja sama. Nah mari kita kerja sama dengan baik." ucap Lisa kemudian dia berdiri dan meninggalkan aula pertemuan itu.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸