5.

5.9K 593 8
                                    

Zedd ft. Hailee Steindfeld, Grey - Starving

Pagi harinya

Mereka melangkah keluar dari gedung SM agensi. Diantar oleh Jongin dan Eunwoo.

"Berhati-hatilah. Kalian tahu itu tempat apa. Jangan sampai lengah." Ucap Jongin saat mereka memasuki mobil.

10 menit yang lalu mereka mendapat kabar dari tim pelacak SM agensi bahwa pelaku berada di sebuah club terbesar di area utara. Club ini banyak melakukan praktek prostitusi dan perdagangan gelap.

Jisoo mengangguk, ia membuka jendela dan melihat ke arah Jongin dan Eunwoo, "Terimakasih atas semuanya, Jongin." Ucap Jisoo lalu mobil berjalan. Kali ini Lisa yang berada di balik kemudi.

Mereka menyusun rencana, ini memang tidak sulit bagi mereka. Namun mereka ingin kasus ini berjalan rapi.

Jisoo membuka laptopnya. Ia sudah menyalin semua data terbaru tentang pelaku dari sistem SM agensi. Ini sangat membingungkan, laptopnya memberitahu bahwa si pelaku sudah meninggalkan lokasi.

"Apa kita tetap akan kesana Unnie?" Tanya Lisa.

Jisoo yang berada di kursi belakang bersama Jennie pun mengangguk, "Kita cari informasi dulu disana, Lisa. Setelah itu kita tunggu kemana orang ini pergi selanjutnya."

Laptop Jisoo yang terhubung ke satelit Panorama hanya bisa menangkap dimana lokasi seseorang berada. Setelah RFL24 dicuri, satelit Panorama hanya bisa melacak lokasi terkini. Tapi itu tidak menghilangkan akal Jisoo. Ia ingat, Rose mengenal pemilik club yang akan mereka datangi ini. 

Sampai di depan club mereka turun dari mobil jeep hijau yang mereka naiki. Mobil dari SM agensi dengan kekuatan mata-mata tentunya.

"Kita akan berpencar, berhati-hatilah. Jennie, kau dan Lisa jaga kondisi di bawah. Aku dan Rosie akan menemui pemilik club ini." Ucap Jisoo. "Ingat, jangan terlalu menarik perhatian."

Lisa mengangguk, "Bolehkah aku minum sedikit Unnie?"

Pletak!

"Aww!! Shh baby ini sakit. Kenapa kau memukul kepalaku?" Lisa mengusap kepalanya yang baru saja di pukul Jennie.

"Kalau kau minum atau berbuat macam-macam, jangan harap kau bisa bertemu aku lagi!" Ancam Jennie.

"Astaga sayang, ancamanmu mengerikan."

"Baiklah, ayo kita masuk." Rose berjalan memasuki club dengan Jisoo di belakangnya.

Sementara Jennie dan Lisa masih menunggu di luar.

"Kadang aku berfikir kenapa kita berada di tempat-tempat yang menyenangkan namun tidak bisa menikmatinya, ya kan Nini?" Lisa menatap Jennie yang berada di sampingnya.

"Hmm, nanti kita bersenang-senang setelah misi ini selesai, Lili. Okay?" Jennie membuka kacamata hitamnya dan mengerling ke arah Lisa.

Lisa yang melihat itu tersenyum lebar.

"Aku selalu siap untuk itu, baby. Kajja, kita bersenang-senang dulu disini." Lisa masuk ke dalam club. Jennie yang masih bersandar dimobil hanya tersenyum sambil menggeleng.

Jennie dan Lisa memasuki ruang utama club ini. Memang cahaya disini remang-remang. Hanya lampu disco yang menggantung di plafon sebagai penerangan layaknya sebuah club. Banyak pria disini, ada yang minum dan bermain dengan jalang. Lisa sedikit bergidik melihat pemandangan itu. Sementara Jennie yang berada di sisi yang berseberangan dengan Lisa juga sedikit risih dengan situasi dimana mereka berada.

Jisoo dan Rose sudah sampai di lantai atas, tempat dimana pemilik club ini berada. Namun tepat didepan pintu ada dua penjaga yang berdiri dengan gaya sok keren didepan mereka sekarang.

"Bisa aku masuk?" Tanya Rose tanpa basa-basi.

"Maaf anda siapa? Apa sudah membuat janji?" Tanya penjaga disebelah kiri yang kepalanya plontos.

"Aku sudah terbiasa diberi janji namun tidak pernah terbukti dan hanya menimbulkan kekecewaan. Jadi tolong biarkan aku masuk." Jawab Rose sambil mencoba melangkah masuk. Jisoo yang mendengar itu sedikit terkejut. Apa aku sering membuatnya kecewa? Batinnya.

"Maaf nona, tidak ada janji, berarti tidak boleh masuk. Itu sudah perintah." Ucap penjaga satunya yang kumisnya lebat, sepertinya orang ini tidak pernah mencukur bulunya sejak lahir. Batin Jisoo lagi.

"Ekhem, pak apa anda tahu ungkapan woman always right? Wanita selalu benar pak, jadi biarkan kami masuk." Ucap Rose lagi.

Tiba-tiba pintu terbuka, "Ada apa ini ribut-ribut?! Ada masalah ap- eh Rose?" Laki-laki itu tampak terkejut melihat Rose.

"Jinhwan.. lama tidak bertemu." Rose memeluk laki-laki yang tidak lebih tinggi darinya itu.

"Ekhem!" Jisoo muak dan akhirnya berdehem dengan sengaja.

"Ah iya, sayang ini Jinhwan pemilik club ini dan Jinhwan ini-" Ucapan Rose terpotong.

"Kim Jisoo, captain team agen terbaik seantero negeri dan sekaligus pacar dari temanku ini." Ucap Jinhwan dengan senyum dan matanya yang menyipit. Ia menjabat tangan Jisoo.

Jisoo tersenyum tipis, "Kau mengenalku?"

Jinhwan tertawa kecil. "Silahkan masuk dahulu." Jinhwan mempersilahkan mereka masuk dan duduk di sofa ruangan tersebut.

"Di dunia gelap ini siapa yang tidak mengenal kalian? Kalian sangat terkenal disini. Kekuatan kalian tidak diragukan lagi. Ah iya, mau wine Jisoo? Rose?" Jinhwan mengulurkan sebotol wine mahal, namun Rose dan Jisoo sama-sama menggeleng.

"Baiklah. Lalu, ada apa kalian kesini? Aku yakin ada masalah. Tidak mungkin kalian kesini hanya untuk memesan jalang kan haha."

"Sebagai seorang lelaki kau ini sangat cerewet Jinhwan. " Ucap Jisoo. Dan Jinhwan hanya tertawa. Ia menerima sarkas dari Jisoo.

"Apa kau tau tentang orang yang mencuri RFL24?" Tanya Jisoo to the point.

"RFL24? aku tidak tau pasti ia siapa, tapi dia baru saja kesini tadi. Penjagaku yang memberitahu. Kata mereka ia pergi ke arah kanan dari club ini, mereka mendengar ia melakukan reservasi rumah sewaan via telephone disini.  Apa kalian sedang mengejarnya?" Jinhwan berbalik dan duduk di sofa single samping mereka.

"Iya, kami sedang dalam misi." Tukas Rose.

"Hanya berdua? Biasanya kalian berempat."
Alis Jinhwan berkerut.

"Jennie dan Lisa? Mereka berjaga dibawah." Jawab Rose kembali.

Air muka Jinhwan berubah, ini tidak baik.

"Apa?!! Dibawah?!! Gawat!!"

-

Paham ga? :v

Hope Not.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang