Blackpink - Stay 😊
Happy Reading!
"Licayaa.." Jennie kecil menunduk menatap Lisa -yang juga masih kecil- sedang tiduran di pangkuannya. (Jennie cadel R sama S celitanya:v)
"Hmm." Lisa yang memejamkan matanya menjawab seadanya.
"Kamu mau kemana cetelah ini?"
"Aku? Aku akan pulang ke rumah appa setelah ini. Kamu mau pulang? Aku antar ayo." Lisa hendak bangun dari tidurnya sebelum tangan Jennie menahan bahu Lisa hingga ia kembali ke posisi semula.
"Appa? Kau bilang kau yatim piatu. Apa kau membohongiku?" Ucap Jennie sambil memasang wajah kesal.
Lisa terkekeh melihat wajah Jennie yang menurutnya menggemaskan jika sedang seperti ini.
"Jennie, kau tau Seungri kan? Iya dia sudah kuanggap sebagai appa ku. Mereka keluargaku Jen. Jisoo unnie, Rose, Hanbin oppa, Bobby oppa, June oppa, mereka sudah seperti kakak kandungku sendiri." Ucap Lisa sambil memainkan rambut Jennie yang terurai kebawah.
Jennie hanya menjawab dengan bibir yang dibentuk 'oh.'
Langit perlahan menunjukkan sisi dinginnya, awan hitam mulai menyelimuti.
"Licaa, langitnya cangat mendung. Ayo pulang." Ucap Jennie sambil menatap langit.
Lisa pun bangun dan memakai alas kakinya yang berada di bawah bangku yang mereka duduki tadi.
"Kajja, aku antar kau pulang." Tangan kecil Lisa menarik tangan Jennie dan mereka berjalan menuju rumah Jennie.
Mereka sampai didepan rumah Jennie. Tidak besar namun tidak kecil. Mungkin cukup untuk tinggal aku dan unnie oppa ku, pikir Lisa. Karena ini adalah kunjungan pertama Lisa ke rumah Jennie.
"Lica, ayo macuk. Aku kenalin cama appa eomma ku." Jennie tersenyum dan menarik tangan Lisa.
"Eh- tapi Jen.."
"Appa!! Eomma! Jennie pulang!!" Tidak ada sahutan dari dalam rumah. Ah mereka pasti ada di belakang sedang mengurus kebun, pikir Jennie.
Ia dan Lisa pun berjalan melewati ruang tamu, ruang santai dan dapur. Jennie berniat membawa Lisa ke halaman belakang untuk bertemu orang tuanya. Karena Lisa adalah teman pertama Jennie di dunia luar. Iya Jennie sangat susah bergaul, dia pendiam dan sangat dingin terhadap orang yang tidak ia kenal.
"Appa!! Eomma!! Jennie membawa Lisa yang kemalin Jennie celitakan!" Teriak Jennie namun tetap tidak ada sahutan dari appa maupun eomma nya.
Jennie dan Lisa sampai di depan pintu yang memisahkan ruangan rumahnya dengan halaman belakang.
Jennie memutar knop pintunya dan betapa terkejutnya ia dan Lisa.
Appa dan Eommanya terikat di kursi dengan mata yang tertutup kain hitam.
"Appa! Eomma!" Jennie kecil hendak berlari mendekati orang tuanya sebelum dua orang bertopeng keluar dari arah belakang orang tuanya.
"K-kalian ciapa!!" Jennie ketakutan saat dua orang itu mengeluarkan pistol dan diarahkan ke kepala orang tuanya.
"Pergilah anak kecil! Kau tidak seharusnya melihat orang tuamu kubunuh sekarang kan? Haha!!" Ucap pria yang bertubuh tinggi.
"Jennie sayang, larilah sayang! Jangan disini!" Teriak appa Jennie.
"T-tidak appa, Jennie mau dicini belcama appa dan eomma." Jennie menangis. Iya dia menangis.
Lisa yang melihat itu langsung menghampiri Jennie. Ia memegang pundak Jennie dan berusaha membujuknya untuk pergi dari sana.
"Jen, ayo kita pergi dari sini." Ucap Lisa.
"Tidak, kau tidak akan bisa pergi. Kau akan ikut mati bersama orang tuamu! Setelah kau melihat orang tuamu tewas di depanmu anak kecil!" Pria yang berbadan tinggi dan hanya memakai kaos singlet tiba-tiba menusuk dada appa Jennie dari depan.
"Aaaarrgghh!!"
"Appaaaaa!!" Jennie semakin terisak. Ia sudah bersimpuh di tanah sekarang. Lisa yang melihat kejadian itu secara langsung terlihat shock.
"A-apa yang kamu lakukan woy?!!!" Lisa sudah marah, ia berlari mendekati orang yang sudah menusuk appa Jennie namun ia terhenti dan terjatuh karena ada satu orang lagi yang dengan tiba-tiba memukul Lisa hingga tersungkur ke belakang.
"Apa yang ku lakukan hm? Haha! Aku hanya membalas apa yang seharusnya bajingan ini terima!!" Pria tadi kembali memegang pisau yang masih tertancap di dada appa Jennie dan ia menariknya turun ke bawah membelah dada hingga ke perut appa Jennie.
Appa Jennie tewas.
"Appaaa!!" Jennie semakin keras menangis.
"Jangan berani-beraninya kau!!" Lisa bangkit hendak membebaskan eomma Jennie yang juga sudah menangis, pria tadi mendekati eomma Jennie.
"Lisa.."
Lisa berhenti berlari saat mendengar eomma Jennie memanggilnya lembut. Ia jadi teringat ibunya.
"Lisa.. eomma yakin kamu anak baik. Jennie sering menceritakan tentangmu. Sekarang eomma minta tolong jaga Jennie untuk eomma ya? Bisa kan Lisa?" Lisa hendak menjawab, namun ia memilih berlari ke arah eomma Jennie untuk memyelamatkannya karena pria tadi sudah mengarahkan pistolnya ke kepala eomma Jennie.
"Eomma percaya padamu Lisa,"
Dorr!!!!
"Eommaaaaaaa!!!!" Lisa terbangun dari tidurnya.
"Cuma mimpi? Kenapa tiba-tiba aku memimpikan kejadian itu lagi?" Lisa berfikir sejenak sebelum ia tersadar, ini bukan kamarnya.
"Aku dimana?" Lisa masih kebingungan.
Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah seseorang dengan jas dan pakaian serba putih menghampirinya.
"K-kau siapa?!"
.
"Yak!! Jennie Kim!! Bangunlah!! Kau kenapaaa?!!" Irene menepuk-nepuk pipi Jennie.
"Eomma!! Jangan tinggalkan Jennie eommaaa!!"
Jennie kembali berteriak.
Jisoo dan Rose pun datang. "Jennie! Bangunlahhh! Kau kenapaa?!!" Jisoo juga ikut membangunkan Jennie yang masih saja berteriak.
"Appaaa! Eommaaa!!"
Jennie akhirnya membuka matanya. Tubuhnya berkeringat. Ia sadar bahwa ia baru saja bermimpi.
Ia langsung memeluk Irene yang sedari tadi sudah masuk ke kamarnya setelah mendengar Jennie berteriak di pagi-pagi buta. Ini masih jam 4 subuh.
"Jennie? Apa kau memimpikan mereka kembali?" Jisoo mengusap bahu Jennie, dan Jennie hanya mengangguk.
Jennie mulai menangis di pelukan Irene.
"Jisoo, aku mau Lisa."
-
Sering banget update aku ya hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Not.
AçãoJenchulichaeng in action. Jenlisa - Chaesoo [COMPLETED] [10 April 2019 - 10 May 2019] [Original plot by Bluppy - Project 9. Dengan perubahan tokoh dan sedikit alur yang berbeda.]